Share

Bab 60 – Janji Mahanta

Lintang menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang cukup ramai. Pria itu lalu keluar dari mobil dan membiarkan Hannah menangis sendirian. Satu hal yang terlintas di pikiran Lintang saat itu, Hannah membutuhkannya karena di rumahnya, dia tidak bisa menangis di hadapan Rania.

Selang lima belas menit berlalu, Lintang mengetuk pintu di samping Hannah. Wanita itu tampak mengusap wajahnya lalu membukakan pintu. Keningnya mengerut melihat sebungkus es krim yang dibeli Lintang di ruko tak jauh dari mobilnya terparkir.

“Makan es krim dulu, Bu. Mau makan sesuatu? Di dekat sini ada restoran yang enak,” tawar Lintang.

“Terima kasih, Pak Lintang. Tapi saya mau pulang saja. Terima kasih juga es krimnya.”

“Baik, Bu. Sama-sama.”

Lintang segera memutari mobilnya dan masuk ke belakang kemudi. Pria itu juga menyodorkan tas plastik yang cukup besar selain es krim yang kini memenuhi kedua tangan Hannah. Ketika wanita itu memeriksa isinya, netranya nyaris melotot keluar.

“Banyak banget, Pak. Bapak borong
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status