Share

Ucapan Satriya

Sebuah pernikahan harus dilandasi oleh kejujuran dan kepercayaan. Namun jika keduanya sudah tak ada mampukah aku bertahan? Atau memilih mundur dan menyerah?

Kuhilangkan pikiran ini untuk sesaat. Karena aku sedang berada di rumah Mama. Jangan sampai ibu Mas Tara tahu. Jika putra kesayangannya sudah melakukan perbuatan memalukan.

"Mbak Alin diam saja, itu kopi diminum, Mbak! Bukan dianggurin macam aku ini." Satriya duduk di kursi tepat di sampingku. Adik kandung Mas Tara memang suka ceplas-ceplos kalau bicara. Untung aku sudah kebal dengan tingkahnya.

"Baru datang, Sat?" tanyaku lalu mengambil cangkir yang berisi kopi yang sudah dingin.

"Sudah dari semalam, Mbak. Memangnya Mas Tara tidak cerita?" Dia tatap wajahku dengan lekat. Membuatku sedikit risih lalu memilih mengalihkan pandangan.

"Memangnya harus cerita, gitu?"

"Iya, aku tahu kok, aku memang gak penting buat kalian. Apa lagi buat Mbak Alin."

Aku membuang napas, anak ini lama-lama menguji kesabaranku. Dia tidak tahu apa, per
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
bukan gak ada petunjuk, tapi rmang aja si alin gak mau cari. Bucin akut sering bikin orang jadi bodoh yaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status