Share

Memastikan kebenaran

"Lagi dimana!?" 

"Dirumah, memangnya ada apa!?" jawab Mira setelah menerima telepon dari Bagas.

"Kamu bilang apa saja Mbak Ratna!?"

Mira terdiam sejenak, lalu teringat kembali semua yang dia katakan pada kakak iparnya itu.

"Oh, soal itu. Aku tak bilang apapun sama dia, hanya bilang jika suatu saat aibnya juga akan terbongkar. Itu saja," jawab Mira.

"Memangnya kamu tahu apa tentang Mbak Ratna!?" tanya Bagas sedikit emosi.

"Banyak! Aku tahu banyak tentang Mbak Ratna, hanya saja aku tak pernah mengatakan itu pada kalian!"

"Mbak Ratna bilang memergoki kamu bersama laki laki lain di sebuah kafe, benar begitu!?"

"Iya, kenapa!? Toh kamu juga berselingkuh di belakangku, lalu apa bedanya!? Dan satu hal lagi yang harus kamu sampaikan pada kakak iparmu yang sok baik itu, jangan menuduh orang berselingkuh jika dia sendiri juga melakukannya!" sahut Mira lalu memutus sambungan teleponnya dengan Bagas.

Ponsel kembali berdering, namun Mira enggan untuk menerimanya karena dia tahu siapa si penelepon.

"Rasakan itu Bagas, kamu pikir keluargamu semua orang baik baik!? Bagaimana jika suatu saat aku bisa membongkar aib si Ratna itu, pasti seisi rumah akan geger!" gumam Mira senang.

Mira mencoba membuka galeri foto di ponselnya, siapa tahu masih tersimpan foto Ratna bersama seseorang di sebuah mall waktu itu. Sebuah foto Ratna menggelayut mesra lengan seorang laki laki, yang pastinya bukan kakak Bagas.

"Ah, ternyata masih ada. Aku akan menjadikannya bukti jika suatu saat aku terjepit. Dan kau Ratna, kau akan menyesal telah berseteru denganku!" 

Mira tersenyum memandang ponselnya, lalu menutup layar dan meletakkan ponsel di atas meja riasnya.

Pandangan Mira beralih pada lukisan pernikahannya, lalu berdiri dan berjalan lebih dekat ke lukisan itu.

"Kalian akan mendapat malu, melebihi rasa sakit hati yang aku alami. Aku janji itu!" ucap Mira dalam hati.

***

Malam baru saja datang, saat Mira baru sampai rumah sepulangnya dari membeli makanan dan mendapati pintu rumah terbuka. Wanita itu tahu siapa yang membukanya, dan sudah dipastikan jika itu Bagas suaminya karena hanya dia yang punya kunci cadangan rumah ini.

Benar saja, Bagas tengah duduk di sofa menunggunya.

"Ada apa Mas, jangan kau bilang ingin menanyakan soal Mbak Ratna," ucap Mira sambul duduk di dekat suaminya itu.

"Memang itu yang ingin aku tanyakan sama kamu!" sahut Bagas serius.

"Apa aku harus menunjukkan bukti ini agar Mas Bagas percaya? Tapi aku takut dia menyangkalnya karena memang sudah lama," ucap Mira dalam hati.

"Apa kamu punya bukti agar kami percaya?" 

"Tentu saja, tapi sayangnya bukti yang ada padaku sudah lama. Karena sebenarnya aku tak mau ikut campur, tapi dia telah memfitnahku!" seru Mira kesal.

"Aku lelah sebenarnya Mas, entah kenapa setiap aku ke mall untuk belanja selaku ketemu Mbak Ratna. Dan itu bukan sekali, tapi berkali kali bahkan dengan orang yang berbeda. Sesudah itu aku tak tahu apa yang mereka lakukan di luar sana! Aku lelah menutupi semua kebohongannya!" ucap Mira lirih.

"Kamu tak sedang bercanda kan Mira?" tanya Bagas tak percaya dengan penuturan Mira.

"Gak ada gunanya aku berbohong Mas, apa untungnya buatku!? Yang membuatku heran adalah, kenapa dia dulu mau menikah dengan Mas Ramlan yang lumpuh? Apa demi harta semata, lalu mencari kepuasan diluar sana!?" imbuh Mira dengan suara di tekan.

"Kamu ngawur Mira! Kamu keterlaluan!"

"Kamu boleh menghujatku apa saja Mas, tapi itulah kenyataannya! Aku sering bertemu Mbak Ratna dengan laki laki lain, bukan aku memfitnahnya!" sahut Mira sambil membuka galeri ponselnya, lalu menunjukan gambar yang selama ini disimpannya.

Bagas menatap gambar di depannya dengan seksama, lalu menghembuskan napas dengan kasar.

"Aku tak percaya ini Mira, mana mungkin dia mengkhianati Mas Ramlan? Lalu apa alasannya berkhianat, sedangkan semua kebutuhannya tercukupi meski Bas Ramlan lumpuh?" 

"Tanyakan saja pada kakak iparmu yang sok bermuka manis di depan keluargamu itu, aku tak mau ikut campur!" 

"Aku harus menanyakan alasannya Mira, aku juga tak mau Mas Ramlan terus dibohongi," ujar Bagas sambil menatap Mira lekat.

Mira merasa menang kali ini, ternyata selama ini kebohongan Mbak Ratna tertutup rapat dan tak ada yang mengetahuinya.

"Terus bagaimana dengan pernikahan kita Mas?" ucap Mira lirih.

"Sampai kapanpun aku tak akan menceraikanmu Mira, kamu tahu itu bukan!?" 

"Lalu untuk apa kamu pertahankan aku? Keluargamu tak pernah menganggapku menantunya, hanya karena aku tak bisa punya anak. Sedangkan sekarang, kamu punya anak dari wanita lain. Apa aku harus bersikap manis pada maduku?" cecar Mira pada Bagas.

Bagas terdiam, tak menjawab pertanyaan Mira.

"Katakan Mas, apa yang harus aku lakukan sekarang!?" seru Mira sedikit kesal, dan Bagas hanya menatap Mira.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status