Share

Perpisahan yang menyakitkan

Tangan Yuda tertahan oleh tangan kokoh yang lain.

"Hentikan semua kekerasan ini, Mas!" Sebuah bentakan menyurutkan gerakan tangan Yuda, matanya nyalang ... menyorot tajam pada pemilik tangan tersebut.

"Jangan ikut campur urusan rumah tangga kami, NARENDRA!!" ucapnya memberikan tekanan pada nama adik iparnya.

"Rumah tanggamu?" Pemuda tanggung itupun tersenyum sinis pada kakak iparnya,"Lalu ... harus aku biarkan kekerasan terjadi di depan mataku, sementara korbannya adalah kakakku satu-satunya?!" teriak Narendra kalap. Padahal biasanya, dia selalu diam dan tak mau ikut campur setiap kali terjadi keributan di antara suami-istri tersebut.

"Mama!!" Aira menjerit ketakutan menyaksikan semua yang terjadi di depan matanya. Usianya yang baru dua tahun, tak bisa menerima kondisi seperti itu. Tubuh mungilnya tampak gemetar ketakutan, dia menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Ranti.

"Kak, bawa Aira keluar! Kasihan dia harus melihat mamanya dipukul oleh ayahnya sendiri!" Tegas ucapan Narendra, lebih dewasa dari usianya yang baru 21 tahun.

Ranti segera berdiri dan memeluk putrinya erat, keluar dari kamar itu. Kamarnya bersama suami dan Aira.

Sekuat hati dia berusaha menahan amarah dan kesedihannya, hingga yang tersisa hanya air matanya.

"Dia yang selingkuh, dia juga yang meradang!" sungutnya perlahan. Dia tak ingin membuat Aira ssmakin ketakutan.

Ranti membawa putrinya keluar dari dalam rumahnya danemesan ojek online. Tujuannya hanya satu, rumah ibunya.

Selama ini dia tinggal terpisah dari ibu dan adiknya-Narendra. Dia ikut dengan Yuda mengontrak rumah di kompleks perumahan yang tak begitu jauh dari rumah ibunya, hanya sekitar iima kilometer.

Narendra memang sering menjenguk kakak satu-satunya itu, terkadang hanya mampir saat ada pelanggan yang tujuannya yak jauh dari rumah Ranti.

Bukan tanpa sebab, Narendra sering melihat lebam di tubuh Ranti, terkadang pelipisnya membiru, kadang bibirnya membengkak.

Meskipun Ranti tak mau cerita, tapi dia cukup mengerti apa yang terjadi dalam rumah tangga kakaknya.

"Udah punya nyali, ya, kamu! Mau lawan aku?!" Bentak Yuda berang, menatap penuh kemarahan pada Narendra.

"Maaf, Mas Yuda. Bukan aku mau ikut campur ataupun berani melawan Mas_" Narendra menarik napas dalam,"Tapi aku nggak sanggup melihat Mas terus menjatuhkan tangan sama Kak Ranti," jawabnya datar.

"Kamu tau, kenapa kakakmu itu pantas dipukul? Dia perempuan kurang ajar! Dia berani melawan suami!" ucap Yuda dengan nada tinggi.

"Apapun alasannya, aku nggak akan membiarkan itu terjadi lagi!" Narendra mengepalkan tangannya dengan kesal. Dia membanting pintu kamar dan melangkah pergi meninggalkan kontrakan kakaknya setelah yakin Ranti dan Aira telah pergi.

"Kalian memang keluarga ba**ngan!" Teriak Yuda kalap, dia membuka pintu kamar dan hendak mengejar Narendra untuk memberi pelajaran. Namun pemuda itu sudah memacu sepeda motornya dengan suara gas menderu.

"Awas saja! Kalau kulihat lagi mukamu di sini, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" teriak Yuda seperti kesetanan. Beberapa orang tetangga menoleh ke arahnya, ada pula yang mengintip dari balik tirai rumah mereka.

Namun Yuda seperti tak perduli.

Dengan kesal dia kembali masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengab keras hingga menimbulkan suara berdebum.

Bahkanberapa ekor kucing yang sedang bersantai di pinggir pagar pun berlompatan menjauhi rumahnya.

Seminggu lamanya Ranti dan Aira tak berani pulang ke rumah mereka, takut emosi Yuda masih membara.

Di minggu berikutnya saat Ranti memberanikan diri untuk pulang ternyata Suaminya telah menikah lagi dan pergi bersama perempuan selingkuhannya dan meninggalkan kunci rumah pada pemilik kontrakan.

Bahkan, di bulan ketiga setelah kepergiannya yang tanpa kabar, datang surat dari pengadilan agama yang mengabarkan bahwa Yuda Pratama telah menceraikannya secara sepihak.

Hancur sudah perasaan Ranti.

Menyakitkan!

***

"Hhhh_!" Ranti menarik napas dalam-dalam. Jauh di relung hatinya, dia masih menyimpan kerinduan untuk mantan suaminya.

Meskipun terkadang bersikap kasar, sebelum ada perempuan lain dalam kehidupan rumah tangga mereka, Yuda selalu memperhatikan dan menyayangi dirinya dan Aira.

Ranti menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi, dia merasa lelah.

Tak berapa lama, terdengar dengkuran halusnya.

Sementara, Narendra tampak seperti gelisah di dalam kamar.

Sejak masuk kamar belum sedetikpun dia duduk atau bahkan berbaring.

Sejenak dia berdiri dekat meja belajarnya dan mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya.

Tak lama dia berjalan mondar-mandir.

"Hhhhh_!" Dia mendesah,"Tulisan itu .

"Jangan-jangan ... Kak Ranti_," Narendra terus bergumam tak jelas.

Akhirnya dia duduk juga di pinggiran tempat tidur.

"Aku harus cari tau besok!"

Dengan perasaan yang masih gelisah, akhirnya Narendra memejamkan matanya.

***

Eh Bu ibu! Udah denger berita belum di tivi semalam?" tanya Bu Yayuk yang baru saja keluar dari rumahnya dan bergabung dengan ibu-ibu kompleks perumahan Royal, satu komplek dengan keluarga Ranti.

"Ada berita apa, Bu Yayuk?" tanya salah seorang ibu yang menggunakn daster dan rambut cepol, bel mandi.

Par ibu itu memang ssnang ngerumpi pagi sambil belanja dati Mang Piping yang selalu mangkal di Pos kompleks Royal itu.

"Itu, lho! Berita pembunuhan seorang wanita pelakor?" kata Bu Yayuk semangat merasa paling tahu.

"Wah! Heboh nih, kok tau kalau dia pelakor dari mana?" tanya yang lain.

"Ya, pembunuh itu kasih tulisan di deket korban ... tau, nggak? Apa yang dia tulis?" Bu Yayuk makin semangat, sementara para ibu yang lain fokus memperhatikan dirinya.

"Bunyinya ... Pemburu Pelakor ... makanya buat para wanita, nih. Hati-hati! Apalagi yang merasa menjadi pelakor!" Kata Bu yayuk lagi seraya melirik Santi yang terkenal di komplek itu sebagai istri simpanan.

Wanita cantik yang dimaksudkan hanya diam sambil tersenyum.

Sepertinya, dia telah terbiasa ddngab ejekan tetangganya.

"Mbak Santi, mah, pasangannya bukan receh. Biarpun simpanan, tapi polisi, loh!" timpal Bu Anggi seraya menyenggol bahu Santi.

"Ooohh ... iya! Aman-aman_!" seru Bu Yayuk sedikit mencibir.

"Hai ... Para emak ... apa kabar hari ini?" Tiba-tiba, Ranti muncul dari arah rumahnya. Hari ini dia libur kerja karena hari minggu, karena itu dia sempatkan belanja juga di Mang Piping.

"Eh! Mbak Ranti ... ada gosip hangat nih! Pasti mbak Ranti suka deh!" Bu Yayuk tetap terdepan dalam menyebar berita, sementara ibu-ibu yang lain hanya memasang telinga mereka dengan baik.

"Wah! Gosip apa, nih, Bu?!" tanya Ranti pura-pura bingung, padahal dia sudah tau apa yang akan dibicarakan oleh Sang Ratu Gosip di kompleks ini.

"Itu, lho, Mbak! Semalam ada berita Pemburu Pelakor!" katanya dengab semangat.

"Ah! Masa, sih? Kok saya udah tau, ya ... hahaha?" jawab Ranti berseloroh.

"Mbak Ranti ini lho ...!" Akhirnya Bu Yayuk hanya bisa cemberut.

"Biarin aja, Bu! Saya juga akan melakukan hal yang sama kayak gitu!" tiba-tiba, Ranti berseru geram.

"Maksudnya_?" Serempak para ibu yang hadir menoleh ke arah Ranti dan bertanya.

"Ahemmm! Maksudnya, saya juga akan membunuh semua Pelakor yang sudah merusak rumah tangga irang lain dan menyengsarakan anak istri laki-lakinya itu!" ujarnya berapi-api.

Semua terdiam.

"Sayuuurrr ...!! Ternyata, Mang Piping telah hadir di antara mereka.

Para ibu itu pun mulai berebut sayuran.

"Waduh! Si Mbak serem amat_!" kata Si  Mang yang ternyata mendengar perkataan Ranti.

"Hehehe ... becanda kali, Bang!" ucap Ranti tak ingin menambah masalah.

Akhirnya, mereka pun bubar ke rumah masing-masing.

Begitu pun Ranti yang langsung pulang untuk membuat sarapan bagi keluarganya.

Tok ... Tok ... Tok!

Terdengar suara ketukan di pintu depan.

"Siapa?" tanya Narendra yang baru saja bangun dan keluar kamarnya.

Betapa terkejutnya, saat membuka pintu, nampak dua orang anggota polisi sedang berdiri tepat di hadapannya.

"Selamat pagi, Pak. Apa benar di sini tempat tinggal Ibu Ranti?"

Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
Blue Sea
Yaelah si Yuda asal njeplak aja, main mau ngebunuh orang segala. ... gemes deh
goodnovel comment avatar
Sri Sularsih
kalau laki udah main tangan..jangan kasih ati..kasih bogem aja
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status