Maaf ya upnya lama...lgi bingung krna editorny gnti tp editor yg baru blm mnghubungi sma skali pdhal dah hmpir tamat..huhu...😭😭
Tak ada yang tidak mungkin bagi Hans. Meskipun membuat EO kualahan karena mengubah konsep pertunangan menjadi pernikahan namun dengan menyodorkan check kosong tak bisa membuat pihak EO mundur. Uang memang punya kuasa tertinggi.Tak hanya EO, Riana pun tak kalah heboh karena harus menambah list tamu undangan dan mengecek segala persiapan lainnya. Maklum Reyna anak satu- satunya jadi perhelatan harus sebaik mungkin. Si pengantin wanita ngambek karena semua terkesan mendadak bahkan Faira yang menerima undangan pertunangan dan kemudian menerima undangan pernikahannya mencecar dan mengira bahwa dirinya kembali dihamili oleh Hans sebelum menikah. Yang terlihat santai hanya Rashad sementara Anjas uring- uringan karena merasa dilangkahi.Dan disinilah mereka sekarang, berdiri di pelaminan yang megah dan mewah menyalami tamu undangan setelah tadi pagi melangsungkan akad nikah di tempat yang sama. Senyum tak pernah luntur dari bibir Hans yang kebahagiaannya tak terkatakan. Di sampingnya Reyna se
Hans keluar dari kamar mandi hotel dengan rambut basah. Istrinya tengah tertidur nyenyak dengan posisi meringkuk di sisi kanan ranjang. Dengkuran halusnya membuat Hans tak bisa kembali tidur. Sekali lagi dirinya kembali diuji. Entah ujian atau karma lain atas dosa- dosanya di masa lalu. Namun dirinya tak peduli. Seperti yang pernah ia katakan sebelumnya bahwa ia rela menjalani karmanya yang tentu saja sepaket dengan anugerah terindahnya. Beberapa jam lalu saat Hans sudah siap meng-unboxing istrinya dengan penuh semangat, tiba- tiba istrinya yang terlihat gugup meminta izin ke kamar mandi. Dengan raut pasrah, terpaksa dirinya mengangguk lemah. Memandang lesu ke arah juniornya yang menggeliat. Menggaruk kepalanya frustasi karena acara buka puasanya tertunda. Sampai hampir 30 menit tetapi sang istri tak juga keluar dari kamar mandi membuatnya khawatir terjadi apa- apa dengan Reyna.Tok tok tok"Sayang? Kamu baik- baik aja kan di dalam?" tanya Hans khawatir."I.. iya! Reyna baik- baik aj
Hans menatap Rayan penuh permusuhan. Kesuksesan Reyna mengelabuhinya di malam pengantin mereka ternyata ada sutradara amatir di balik layar. Ya, Rayan menyuruh Reyna bersandiwara untuk menolak Hans dan berpura- pura masih trauma. Namun sang istri yang tidak tega padanya akhirnya memilih jujur di malam keempat dan menyerahkan diri sepenuhnya pada sang suami. Bahagia tak terkira tentu saja memenuhi dadanya tapi tak bisa dipungkiri, Hans menyimpan secuil dendam pada Rayan.Dan disinilah mereka sekarang. Duduk saling berhadapan di kursi tunggu bandara. Hans mengajak Reyna untuk mengunjungi putra mereka di Australia sambil honeymoon tentu saja. Tapi Faira dan Rayan sepertinya akan merusak rencananya. Karena mereka memutuskan untuk ikut dengan alasan rindu pada teman- teman mereka di negara itu."Ngapain kamu ngelihatin Rayan seperti itu?" tanya Faira sinis setelah beberapa kali memergoki Hans yang menatap Rayan penuh permusuhan."Punya mata kok, emang salah? Kalau gak boleh dilihat masukin
Hans mengecupi kening Reyna yang tengah berbaring di ranjang mereka."Terima kasih Sayang, terima kasih," ucapnya berulang- ulang.Tadi pagi Reyna merasakan mual dan muntah yang membuat Hans panik dan memanggil dokter keluarga ke rumah. Dan menurut hasil pemeriksaan dokter Reyna positif hamil 5 minggu. Semua orang di rumah Reyna bersorak senang namun orang yang paling berbahagia tentu saja sang ayah si jabang bayi. Hans tak bisa berkata- kata, matanya berkaca- kaca dan langsung menghambur memeluk tubuh sang istri membuat semua orang mencibirnya terlebih Anjas."Ck... kamu ini memang pria brengsek yang beruntung Hans," cemooh Anjas yang mendapat hadiah cubitan di perut oleh sang istri.Ya, akhirnya Anjas dan Laila memutuskan menikah setelah enam bulan pernikahan Reyna dan Hans. Bahkan saat ini Laila tengah hamil 4 bulan. Wanita itu bersyukur perilaku buruknya di masa lalu tak mempengaruhi kesehatan rahimnya. Justru Reyna yang memang harus sedikit bersabar karena baru mendapatkan kabar
Aku berada di sebuah kebun bunga yang begitu indah. Bahkan sekarang aku berada di bawah pohon sakura yang berbunga dan sesekali burguguran dan tersangkut dirambutku. Sakura? Bukankah bunga ini tumbuh di Jepang? Tapi aku sangat yakin bahwa aku sedang berada di tanah kelahiranku, Indonesia.Hi...hi...hi...Aku mendengar tawa anak kecil yang tak asing bagiku."Reihan? Reihan!"Kupanggil pemilik suara itu sambil berjalan diantara tanaman bunga yang membentuk labirin."Ayo cari aku!" Suara itu semakin menjauh membuatku panik."Reihan! Kamu dimana?"Hi...hi...hi...Suara itu semakin terdengar samar membuatku semakin panik bahkan air mataku mulai menganak sungai. Aku berlari menyusuri labirin bunga itu dengan sesekali menyeka air mata dengan punggung tanganku.
Suasana party malam ini begitu crowded. Maklumlah pestanya kaum jetset dan aku bisa di sini pun karena ajakan om Anjas adik dari mama. Terkadang aku tak habis pikir sama orang-orang ini buang-buang duit untuk acara gak penting. Kalau kelebihan duit mending disumbangkan ke orang yang gak mampu. Sebenarnya aku malas ikut tapi om Anjas memaksaku untuk ikut karena dia sedang tidak punya pacar.Mama? Jangan tanya mamaku mengizinkan atau tidak. Secara om Anjas itu adik bungsu kesayangan mama alias anak bontot dari kakek dan nenek jadi mama gak akan keberatan aku ikut ke party kaya' gini bahkan mama begitu antusias mendandaniku seperti main boneka barbie. Ini kesempatan buat mama untuk bereksperimen dengan wajah cantikku. Karena di hari biasa aku malas berdandan sampai mama ngomel-ngomel. Malas banget berurusan dengan bedak dan kawan-kawannya yang membuat wajah kaku itu. Apalagi di party seperti in
"Om... stop laughing!" kataku semakin kesal."Hans itu teman SMA om. Dulu sering main ke rumah.""O ya? Kapan?""Dulu. Waktu umurmu 2 tahun," om Anjas menjelaskan tanpa beban mental sedikitpun dan berhasil membuatku menganga lebar.Waktu umurku masih 2 tahun katanya? Ini om Anjas yang rada-rada karena belum dapat orgasme atau karena aku yang gagal paham sih?"Bukannya waktu itu om Hans yang ngejenguk Reyna di rumah sakit pas Reyna baru aja berojol dari perut mama ya Om?" tanyaku sarkastik.Dan kalimat sarkasku disambut tawa oleh ketiga om menyebalkan yang sialnya sexy as hell yang mengelilingiku membuatku ingin mencakar wajah mereka satu persatu.----Suasana kantor siang ini sedikit lengang orang-orang sedang mengerjakan pekerjaan di lokasi proyek mereka masing-masing. Dimulai dari opa, ayah dari papaku yang adalah seorang ars
Malam ini Reyna tak bisa tidur lagi. Lewat tengah malam dan matanya tak bisa terpejam barang lima menit saja. Pernyataan om Anjas tentang rencana kepergian om Hans ke Jerman sudah pasti berpengaruh pada mood ku. Demi apa, aku baru memberi jeda pada perasaanku tapi kenapa om Hans melangkah semakin jauh dari jangkauanku. Yeah, memang dari awal om Hans tak pernah mendekat ke arahku tapi aku kan berusaha. Hey, jangan menghakimiku, aku memang masih labil umurku belum genap 18 okey jadi wajar.Tapi membayangkan om Hans pergi jauh dari jangkauan udah buat aku senewen apalagi disana ada rivalku. Dan layaknya sepasang kekasih yang habis LDR mereka pasti melakukan.... Uhh... aku tak mau mengatakannya tapi kalian pasti paham maksudku. Tolong otakku yang cerdas come on mulai berpikir. Tapi sekeras apapun aku berpikir tidak akan merubah apapun. Om Hans sudah pergi."Kenapa loe pucet banget sih? Itu apaan mata panda?" cerca Rayan saat menjemputku."Diem deh g usah bawel pagi-