EVAN hanya ingin mengabulkan semua keinginan istrinya. Setelah malam itu dia mengenalkan Lilya pada semua anggota keluarga Gunawan, kali ini dia membawa perempuan itu ke rumah ibunya.
Benar ... ibu kandungnya. Orang yang telah melahirkan dan membuat karakternya menjadi demikian. Dia bahkan tidak bisa menyalahkan sifat-sifat buruk yang dia bawa di dalam dirinya, karena semua itu dia dapatkan dari ibunya.
Ibunya memang bukan orang yang baik ... tapi Evan tetaplah satu-satunya anak yang ia miliki hingga saat ini.
Evan menghela napas kasar. Dia melirik Lilya yang kali ini terlihat begitu tegang. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya, sedang tatapannya tampak tidak fokus. Dia terlihat gelisah dan Evan mengerti hal itu, karena dia telah mengatakannya sebelum ini, kalau ibunya mungkin tidak sebaik mama tirinya.
Evan mengulurkan tangan, menyentuh tangan Lilya lalu menggenggamnya erat. Pria itu ter
SATU bulan yang lalu, kakek Lilya meninggal dunia. Lilya mau tidak mau harus merelakan kepergian kakeknya, karena memang sudah tidak ada harapan lagi untuk kakeknya bisa kembali seperti sedia kala.Saat pemakamannya, Arini datang bersama seorang polisi yang mengawasi pergerakannya. Lilya akhirnya tahu, bahwa tantenya terlibat kasus pembunuhan Kenanga sebelum ini. Dia hanya bisa tersenyum dan memeluk Arini dengan erat. Saling menguatkan satu sama lain, walau tak ada kalimat apa pun yang terucap.Walau sempat terguncang hebat atas apa yang dialaminya selama setahun terakhir. Lilya akhirnya bisa lulus dari sekolah dengan nilai yang ... cukup memuaskan.Evan tidak banyak berkomentar saat melihat nilai Lilya yang terbilang sangat biasa saja. Dia hanya bersyukur istrinya bisa lulus saat itu tanpa harus mengulang lagi setahun atau mengejar paket, karena ketertinggalannya.Sesuai janji yang telah
"KENANGA, kamu anak sulung di keluarga ini. Kamu harus mau menikahi orang-orang Gunawan itu agar perusahaan kita selamat dari kebangkrutan, Nak," jelas Mawar, ibunya dengan suara welas asih.Wanita dengan tubuh bak gitar spanyol itu menggeleng tegas. "Nggak, aku nggak akan nikah sama Pak Tua Mesum dari keluarga Gunawan itu, jangan harap!""Nak, mengertilah, perusahaan kita sedang diambang kebangkrutan, kalau kamu menolak menikah dengannya, bagaimana kita bisa hidup esok harinya? Pikirkan baik-baik, Nak. Ini demi masa depan kamu juga.""Masa depan apa, sih, Bu? Ibu kalau mau ngorbanin aku bilang aja, dong! Ibu mau aku nikah sama Pak-pak tua yang umurnya setara sama Bapak itu?" Kenanga meludah. "Cuih, mimpi saja! Lebih baik aku jatuh miskin daripada harus menikah dengannya!" jerit Kenanga yang lantas berlalu dari sana.Lilya sejak tadi hanya menyimak. Dia hanya anak pungut di keluarga itu, tapi dia tetap dihitun
"BAGAIMANA kabar terbaru dari pergerakan keluarga Atmawijaya?"Lionel Ervan Gunawan atau yang akrab disapa dengan nama Evan itu meluruskan kakinya di atas meja. Sembari mengecek satu per satu laporan dari CEO yang tersebar di negeri ini untuknya, Evan sesekali melirik Chris, kaki tangannya yang kini memegangi tablet berisi rangkuman laporan penyelidikannya."Mereka hendak mengajukan pernikahan untuk Anda, Tuan."Evan mendengkus. Apa orang-orang Atmawijaya tidak punya otak sampai mau mengajukan pernikahan padanya? Apa Evan terlihat seperti pria tua mesum yang kurang belaian, karena belum menikah sampai sekarang?Dengkusannya kembali terdengar. Rumor yang beredar luas tentang dirinya memang jelek sekali. Tambun, jelek, tua, mesum, dan playboy. Semuanya dirangkap menjadi satu, padahal Evan tidak pernah merasa melakukan atau memiliki fisik seperti rumor yang tersebar."Siapa yang akan mereka ajukan menjadi pengantinku?"Chris melihat data, kemudian me
LILYA menangis dalam diam setiap malam setelah mendengar titah ibunya untuk menikah.Dia masih muda, dia masih sekolah, bahkan dia belum lulus SMA. Lilya masih terlalu dini untuk menikah, tapi demi Kaisar dan Mawar, Bapak dan Ibu yang telah merawatnya selama ini, Lilya rela berkorban.Digadaikan, dijual pada Pak Tua Mesum dari keluarga Gunawan yang kaya raya demi menyelamatkan perusahaan keluarga. Dia rela menikah dengannya dan mungkin dia akan menjadi istri muda yang akan ditindas oleh istri-istri tuanya di sebuah mansion besar.Mengingat film-film tentang poligami yang bertebaran di layar televisi dan mengisahkan seorang istri muda yang disiksa istri-istri tuanya, Lilya bergidik ngeri saat membayangkan dirinya akan berakhir seperti itu."Tuhan, semoga tidak ada drama mengerikan seperti itu dalam hidupku," doanya sembari menatap langit-langit kamar.Dia berharap doanya dijamah
RANJAU berhasil disebar dengan baik, semua keluarga Atmawijaya harus hati-hati dalam melangkah, terutama mereka sedang berhadapan langsung dengan seorang Lionel Ervan Gunawan, dia yang kini memegang kekuasan dari dua keluarga besar.Christian Andromeda tersenyum manis saat menatap Lilya yang duduk ketakutan seraya menundukkan kepala. Gadis itu sesekali mendongak, menatapnya, tapi dia kembali menundukkan wajahnya begitu Chris membalas tatapannya.Gadis yang penakut dan pemalu, batinnya."Chris, mana yang akan menjadi menantuku?" Pria tua dengan perut buncit dan tatapan mesum menatap Kenangan dan Lilya secara bergantian.Kenanga terlihat menahan muntah, tapi ia segera berpaling menatap Chris yang memang paling sedap dipandang di sana.Kaisar berdeham. "Anak terakhir keluarga kami, Tuan. Namanya Lilya, dia masih delapan belas tahun."Pria yang disewa oleh
EVAN mendengarkan isi percakapan itu dengan mata terpejam. Dia membayangkan gadis itu mengucapkan semuanya dengan baik, bagaimana ekspresinya pun ia bisa membayangkannya dengan jelas.Dia gadis yang baik, batinnya."Tuan?""Hm.""Apa Anda yakin, akan melaksanakan pernikahan ini minggu depan?" tanya Chris yang tidak percaya, mengingat Evan baru saja bertengkar dengan sepupunya dan kini wajahnya dihiasi luka lebam yang cukup banyak."Kenapa? Apa kamu meragukan keputusanku?"Chris menggelengkan kepala. "Tidak, Tuan.""Persiapkan saja semuanya, Chris, semuanya sudah diatur, tidak ada alasan lagi untuk mundur.""Baik, Tuan."Benar, tidak ada alasan lagi untuk mundur.Evan mengambil kesempatan ini agar dia bisa menikah, mendapatkan seorang istri yang mungkin bisa mengurusnya sampai di kemudian ha
HARI pernikahan akhirnya tiba. Lilya hanya bisa menundukkan wajah dengan banyaknya pikiran yang menghantui isi kepala sejak beberapa lama.Bukan hanya tentang bagaimana rupa calon suaminya, tetapi juga dengan malam pertama.Ini pengalaman pertamanya. Dia tidak punya pengalaman apa pun yang berkaitan dengan asmara. Begitu, dia mendapatkan kesempatan untuk merasakannya, dia akan langsung mendapatkan semuanya.Lilya menelan ludah tanpa sadar. Tatapannya terarah pada Kaisar dan Mawar yang tersenyum bangga karena berhasil menikahkan Lilya dengan orang kaya raya. Sedang Kenanga terlihat tak peduli, dengan satu kaki menyila, dia duduk di kursi."Apa mereka akan terlambat?" Penghulu yang lebih dulu datang mulai melirik jam di tangan.Kaisar tak bisa banyak komentar. Dia hanya berharap seorang Evan tidak sedang mempermainkan dirinya. Memang, mungkin dia tidak akan terlalu malu, karena t
PERNIKAHANNYA tidak meriah, tidak ada banyak tamu yang datang, tidak ada makanan apa pun yang terhidang, hanya ijab singkat, dan bubar. Lilya dibawa pergi oleh suaminya setelah ijab selesai dikumandangkan.Lionel Ervan Gunawan, atau yang dikenal dengan nama Evan. Begitu yang Lilya ingat tentang nama suaminya.Laki-laki mapan itu langsung membawanya ke sebuah rumah besar yang berisikan satpam, penjaga kebun, dan pengurus rumah. Lalu kemudian, Lilya dan Evan akan mulai tinggal di sana."Kuharap kamu bisa terbiasa dengan rumah baru, karena aku tidak mau tinggal bersama keluargamu."Dada Lilya terasa tercubit mendengar penuturan itu. "Mengapa? Mereka orang tuaku, sekarang mereka juga menjadi orang tuamu."Evan menghela napasnya kasar. "Jangan salah sangka, aku hanya ingin menjaga diriku sendiri dari bahaya ular yang ada di dalam sana."