Rayyan Wang meremas teleponnya saat mengetahui bahwa bukan Elena Zhang yang mengangkat teleponnya. Padahal, dia menelpon mau mendengarkan suara Elena Zhang seorang. Tidak tahu mengapa seluruh pikiran sebelumnya dipenuhi semua tentang Elena Zhang. Rasanya dia mau gila bila tidak segera mendengarkan suara Elena Zhang didetik berikutnya. Karena itu, dia menelepon Elena Zhang. Begitu tahu orang yang mengangkat teleponnya bukan Elena Zhang, kebahagiaan yang sedang membuncah di hatinya langsung berubah menjadi kemurungan tiada akhir.Rayyan Wang memerintahkan asistennya untuk menyiapkan mobil. Dia tidak bisa tetap berada di dalam kantor. Takutnya bila terus berdiam diri, kantornya menjadi hancur akibat kemarahannya yang tidak dapat dibendung.Elena Zhang bertopang tangan di sandaran sofa. Mengapa hari ini begitu tidak bersahabat dengannya. Saat pergi menabrak mobil Rayyan Wang. Saat tiba di perusahaan dia menemukan perundangan staf personalia terhadap staf magang.Leony Fu tahu Elena Zhang d
Leony Fu tertawa lepas mendengarkan penuturan Elena tentang barang milik Rayyan Wang."Hati-hati, nanti kau kena karma dengan perkataanmu. Jangan membencinya terlalu berlebihan. Cinta dan benci itu bisa berbalik kapan saja. Jarak keduanya hanya beberapa inci saja, Elenaku sayang." Leony Fu memberikan sedikit nasehat untuk diingat oleh Elena Zhang agar tidak bersikap berlebihan dalam menghadapi Rayyan Wang."Aku tidak akan terperdaya dengan rayuannya." tegas Elena Zhang meyakinkan diri sendiri tidak akan terperdaya oleh Rayyan Wang."Ya, aku percaya terhadap perkataanmu. Mari kita pesan makanan. Jangan cederai hari baik ini dengan permasalahan Rayyan Wang.""Oke ...." Elena Zhang pun tidak mau terlalu berlarut-larut dengan permasalahan Rayyan Wang. -Pihak keamanan tidak dapat mengusir Rayyan Wang. Mereka tahu Rayyan Wang adalah pelanggan tetap di sana. Mereka bisa menarik Rayyan Wang tidak lain atas perintah Rayyan Wang sendiri.Setelah menjauh keluar, Rayyan Wang menyuruh pihak keam
Yes! Rayyan Wang berseru gembira di dalam hatinya. Nampak jelas raut kebahagiaan menyelimuti seluruh wajah tampannya. Kemurungan yang sempat melintas telah sirna semua hanya dengan mendengarkan satu kata dari Elena Zhang. Rasa percaya diri pun meningkat beberapa kali lipat. Lihatlah tidak ada satu pun wanita yang bisa menolak pesonanya, 'kan? Rayyan Wang seketika menjadi tinggi hati seakan puncak piramid menaklukkan hati wanita ada di dalam genggaman tangannya. Saat ini dia merasa berada di atas awan; sama sekali tidak takut kalau perkataan Elena sebelumnya hanya bualan belaka. Dia benar-benar telah terperdaya dengan satu kata 'baik' dari Elena Zhang."Elena ..." Leony Fu berbisik pelan di telinga Elena sambil menggoyangkan tangan Elena Zhang mau mengingatkannya tentang apa yang dikatakannya barusan. Leony sempat menduga bahwa Elena sudah terkena ilmu sihir sehingga bisa menyetujui permintaan Rayyan Wang. Sebagai teman, dia perlu memberinya peringatan. Namun, saat dia memberiny
Malam hari, Restoran Bintang 5, Hotel Hillton Hills. Brandon Yu telah menggabungkan dirinya memenuhi undangan Ernest Yang, makan malam di restoran Hotel Hillton Hills. Termasuk dengan Brandon Yu, mereka terdiri dari 4 pria, teman akrab sejak taman kanak-kanak. Semua dari mereka adalah Tuan Muda dari pewaris tunggal perusahaan bergengsi di negara Bei. Ketika sedang melihat buku menu, ekor mata Brandon Yu tidak sengaja melihat siluet Elena Zhang. Demi memastikan pengelihatannya benar, dia pun memfokuskan penglihatannya menatap ke arah Elena Zhang. Elena Zhang dan Ethan Zhu baru saja masuk ke dalam restoran, berjalan sejajar saling melempar senyum manis. Mereka terlihat sangat serasi dengan pakaian berwarna senada seolah sudah janjian sebelum datang ke restoran tersebut. Elena menggunakan sepatu hak tinggi takut terpeleset melingkarkan tangannya di pergelangan tangan Ethan Zhu. Cara Elena melingkarkan tangannya terlihat sangat intim dan posesif seolah-olah
"Siapa yang kau panggil, Sayang? Apakah taplak meja di depanmu?" Elena sebal terus dipanggil dengan sebutan 'Sayang', oleh Rayyan Wang melemparkan perkataannya dengan intonasi beberapa oktaf lebih tinggi dibanding perkataan sebelumnya. Panggilan 'Sayang' itu terdengar sangat mengganggu seoalah suara dengungan nyamuk masuk ke dalam gendang telinganya."Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Sepanjang Elena mengomel, Rayyan Wang sengaja terbatuk keras demi menutupi kata sindiran ditujukan untuknya. Akibatnya, Ethan Zhu tidak dapat mendengar kata-kata kejam Elena Zhang.Urat leher Elena tertarik keluar. Dia bersiap mau melayangkan kemarahannya lagi, namun disaat bersamaan pelayan datang ke meja mereka. Rayyan Wang kembali terselamatkan dengan kehadiran pelayan membawa nampan di sisi tangannya. Makanan Elena dan Ethan telah siap untuk disajikan. Pelayan membungkuk kemudian menyajikan makanan di atas meja.Dengan tidak tahu malunya, Rayyan Wang mengambil salad sayur di
Diantara berlima orang, Brandon Yu, yang paling lurus kehidupannya. Yang lainnya, termasuk Rayyan Wang sangat suka berpetualang dengan berbagai jenis wanita di seluruh belahan negara Bei, bahkan sampai ke belahan negara lainnya.Tidak tahu Brandon Yu itu berasal dari spesies mana. Dia sangat langka untuk ukuran pria yang hidup diabad 21."Siapa wanita itu?"Ernest Yang mengarahkan pandangannya ke arah Elena Zhang, sedang duduk memunggunginya.Dari pandangannya saat ini, siluet bagian belakang Elena Zhang terlihat sangat ramping; merupakan tipe wanita yang dia dambakan. Dia penasaran bagaimana rupa wajah wanita yang sangat disukai oleh Rayyan Wang, sehingga dengan rela hati berebut dengan pria lain.Dia mau tahu Nona Muda mana yang telah mampu memporak porandakan seorang playboy akut seperti Rayyan Wang."Kau mau apa? Jangan bilang kau juga tertarik kepadanya? Jangan buat masalah lagi.
Hawa panas dari napas Rayyan Wang, menyadarkan Elena dari lamunan panjangnya. Tindakan Rayyan Wang barusan membuat Elena menggigil sampai bergidik ngeri. "Apa yang kau lakukan? Menjauhlah dariku!"Elena seketika menarik dirinya menjauh ke belakang seolah Rayyan adalah setumpuk kotoran tidak boleh sembarangan didekati.Rayyan menuruti perkataan Elena. Dia menarik diri menjauhkan posisinya dari Elena Zhang.Kehadiran Rayyan membuat Elena merasa tidak nyaman. Dia harus cepat pergi dari tempat itu, atau harus menanggung konsekuensi yang tidak dapat dia bayangkan.Elena Zhang membuka resleting clutch, kemudian mengeluarkan peralatan makeup dari dalamnya.Buru-buru, Elena memoles wajahnya menggantikan riasan yang sempat terhapus oleh percikan air."Tidak perlu terlalu tebal. Aku menyukai wanita berpenampilan natural." Rayyan mengutarakan pendapatnya sambil memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya mengamati
Bagaimana bisa pria playboy seperti Rayyan Wang bisa menjadi idaman setiap wanita?Agaknya hal ini tidak benar.Yang Ernest Yang percaya, hal yang menjadi idaman wanita dari Rayyan Wang adalah jumlah saldo di dalam rekeningnya.Untuk masalah itu, dia pun tidak memiliki masalah sama sekali. Dia putra tunggal dari pemilik tambang batu bara terbesar di negara Bei.Total aset bersih milik keluarganya tidak akan habis sampai berapa keturunan di masa depan.Suka bersaing dengan Rayyan Wang, Ernest Yang bertanya saja secara terang-terangan. "Dari keluarga mana?"Ditanya begitu membuat Rayyan Wang terdiam. Kalau dipikir-pikir dia tidak tahu Elena dari keluarga mana. Asal usulnya belum diketahui semua olehnya."Entahlah. Keluarga dari mana tidaklah penting. Yang penting aku menyukainya."Ernest Yang mencebikkan bibirnya. "Untuk main-main saja memang tidak perlu memperhatikan asal usul keluarganya. Berbeda kalau wanita un