Share

Bab 6 Pria Aneh!

"Siapa wanita barusan?"

"Tidak tahu!"

"Sepertinya dia staf baru di sini."

Ketiga orang staf sibuk saling bertanya tentang Elena Zhang. Mereka langsung menaruh rasa iri terhadap kecantikan yang dimiliki oleh Elena Zhang. Rasa ingin tahu tentang Elena Zhang mendominasi seluruh pikiran mereka saat ini.

Elena Zhang berjalan sangat cepat dan percaya diri. Hingga beberapa menit saja sudah tiba di depan pintu lift. Dia berdiri di depan lift khusus ekeskutif. Menggunakan jari lentiknya dia menekan tombol buka lift. Kedua kaki jenjangnya menumpu sangat kokoh menunggu pintu lift terbuka. Tidak lama berselang, pintu lift terbuka. Baru mau melangkahkan kakinya memasuki lift, tiba-tiba suara lantang seorang wanita menghentikan pergerakan Elena Zhang.

"Tunggu!" Seorang staf wanita berlari menghampiri Elena Zhang.

Elena Zhang refleks menoleh ke arah sumber suara saat seseorang menghentikan langkah kakinya.

"Nona, lift ini dikhususkan untuk para eksekutif. Staf biasa seperti kita ini lewat lift di sebelah sini, jangan biarkan atasan memarahimu karena melakukan kesalahan kecil seperti ini." Wanita berwajah polos memberitahu prosedur itu kepada Elena Zhang dengan sangat sopan.

Elena menganguk-anggukan kepalanya. Baiklah! Sekali-kali dia harus merasakan naik lift khusus para staf. Elena Zhang tersenyum berkata, "Terima kasih sudah memberitahku masalah ini. Tidak tahu kalau bos mengetahui aku salah naik lift. Aku pasti mendapatkan hukuman." Elena Zhang mencoba mengimbangi lawan bicaranya, bertindak polos seolah dia bukanlah seorang bos dari EZ Cosmetics.

Kemudian, Elena Zhang menggeser tubuhnya ke arah lift khusus karyawan perusahaan. Dia menekan tombol lift, saat pintu lift terbuka dia terlebih dahulu masuk disusul staf wanita

di belakangnya.

"Kau mau pergi ke lantai mana?" staf wanita berbasa basi dengan Elena Zhang.

Elena Zhang berpikir sebentar. Dia tidak mau mengungkapkan identitasnya berkata, "Mau ke lantai paling atas bertemu pimpinan Leony Fu, kau sendiri?"

Staf wanita itu menundukan kepalanya. Dia terlihat lesu, menghela napas kemudian mengangkat tanganya menunjukan dua kantong minuman dan makanan di dua sisi tangannya. "Aku mau pergi ke departemen personalia mengantarkan makanan untuk staf di sana."

"Kau bekerja dibagian personalia?"

Wanita di samping Elena Zhang menggeleng, "Bukan. Aku dari departemen penjualan. Beberapa hari yang lalu aku terlambat. Bagian personalia menghukumku melakukan hal ini."

"Kenapa kau menerimanya?"

Ditanya seperti itu, wanita di dekat Elena Zhang kaget lantaran sudah membicarakan masalah itu. Dia kemudian menundukkan kepalanya dalam-dalam. Menyadari ada yang tidak benar, Elena Zhang lantas bertanya, "Ada masalah apa? Kenapa kau diam? Kau bisa bercerita kepadaku. Mulutku ini sangat pandai menjaga rahasia." Elena Zhang tersenyum lebar dengan raut wajah meyakinkan. Ada hal menarik seperti ini tentu dia harus mengetahuinya. Jangan karena sekelompok kecil orang jahat suasana di perusahaannya menjadi tidak stabil. Hal semacam ini jika dibiarkan bisa menjadi bom waktu. Oleh karena itu, dia harus bertindak mencabut sampai ke akar permasalahannya.

"Nona, tolong rahasiakan, ya. Sebenarnya aku sangat ingin menolaknya, tapi setiap kali aku mau menolak, mereka selalu saja mengancam tidak akan meloloskanku dari masa percobaan. Staf magang sepertiku ini bagaimana lagi harus bersikap selain menuruti permintaan mereka." Dia tidak punya pilihan selain berkata jujur. Namun, dia juga memastikan terlebih dahulu agar Elena Zhang tidak menceritakan masalah dirinya kepada orang lain demi tidak memengaruhi pekerjaannya ke depannya.

Elena Zhang tidak tahu bahwa di perushaan miliknya ada sistem buruk seperti ini. Tidak tahu dengan Leony Fu, mengetahui masalah seperti ini atau tidak. Dia harus menanyakanya saat sampai nanti.

Mau menghukum kesalahan orang lain tentu harus sesuai prosedur perusahaan bukan dengan cara tidak benar. Elena Zhang paling tidak suka dengan pengintimidasian seperti ini. Mau seperti apapun alasanya tetap tidak dapat dibenarkan. Dia harus mengusut tuntas permasalahan itu agar tidak terjadi kepada staf magang lainnya.

Pintu lift terbuka menunjukan departemen personalia. Elena Zhang turun mengikuti staf magang wanita di sampingnya barusan.

"Nona, bukankah kau mau pergi ke lantai paling atas? Mengapa kau turun di departemen personalia?"

"Disuruh pimpinan Leony untuk mampir sebentar untuk mengambil laporan di bagian personalia." Elena Zhang berbohong demi melihat siapa pelaku yang telah berlaku semena terhadap staf magang di dekatnya saat ini.

Staf magang wanita barusan hanya mengangguk membulatkan mulutnya, "Oh .…"

"Siapa namamu?" sambil bertanya Elena Zhang membantu wanita tersebut membukakan pintu ruangan personalia.

"Valerie Lin!" jawabnya sambil tersenyum lebar memerlihatkan dua baris gigi putihnya.

"Nona Lin, lain kali jangan mau melakukan hal seperti ini. Di perusahaan ini kau memiliki atasan. Kau bisa melaporkan mereka kepada atasanmu."

Valerie Lin menunduk sangat dalam berkata pelan, "Aku tidak berani, Nona."

"Masuklah." Elena Zhang menyuruh Valerie Lin masuk lebih dulu saat dirinya telah membuka pintu ruangan personalia.

"Terima kasih, Nona sudah membantuku membuka pintu."

"Bukan apa-apa." Elena Zhang mengikuti Valerie Lin, berjalan di belakangnya.

Dari dalam ruangan terdengar suara seorang wanita memaki Valerie Lin.

"Valerie, kau ini masih niat kerja, tidak? Kenapa lama sekali hanya membeli beberpa makan dan minuman?"

"Maaf, Kak Vony. Tadi restoran sedang antre panjang." Valerie berkata sesuai kenyataan.

"Kau ini tahu alasan saja! Kau bersikap seperti ini sudah tidak menginginkan pekerjaanmu, ya? Kalau sudah tidak menginginkannya bilang kepadaku. Di luaran sana masih banyak orang membutuhkan pekerjaan!" Vony Ye menumpahkan semua kemarahannya kepada Valerie Lin.

"Maaf, Kak Vony. Lain kali aku tidak akan terlambat lagi."

Terhadap perundungan barusan disaksikan semua oleh Elena Zhang. Setelah mengetahui cara wanita itu merundung Valerie Lin, Elena Zhang baru maju berkata, "Aku disuruh pimpinan Leony untuk mengambil laporan minggu belakang."

"Kau ini siapa, ya? Aku tidak pernah melihatmu. Lagi pula kau jangan mengada-ada, orang disisi pimpinan Leony Fu aku mengenalnya semua. Kau ini pasti penyusup sengaja ingin mencuri rahasia perusahaan kami, 'kan?" Vony Ye langsung menyerang Elena Zhang dengan tatapan mengintimidasi. Dari cara bicaranya tadi dia terlihat sedang menyombongkan dirinya dengan mengatakan mengenal semua orang yang bekerja di sisi Leony Fu.

Apa?!

Hari pertama kembali ke perusahaan dia dituduh sebagi seorang pencuri. Lelucon macam apa ini?! Elena Zhang tersenyum simpul berkata, "Kau tanyakan saja ke pimpinan Leony Fu, ada menyuruhku mengambilnya, atau tidak?"

"Valerie, panggil bagian keamanan, wanita ini mau mencuri masih menyuruh orang menanyakan hal tidak penting ke pimpinan Leony Fu. Memangnya aku bodoh apa?" Vony Ye sama sekali tidak menggubris perkataan Elena Zhang.

"Nona, tolong Anda pergi saja. Jangan sampai masalah ini memengaruhi pekerjaanmu kedepannya." Valerie menyuruh Elena pergi. Masalah ini adalah masalah dirinya. Dia tidak mau orang lain terlibat dalam masalahnya sendiri.

"Panggil Leony Fu kemari!" desak Elena Zhang menunjukkan semua kemarahannya. Perilaku wanita di depannya ini benar-benar tidak bisa ditolelir lagi.

"Wah! Wah! Wanita ini berani sekali memanggil pimpinan Leony Fu dengan namanya secara langsung. Sudah tidak mau bekerja di perusahaan lagi, ya? Jangan karena kau cantik bisa berkata semaumu. Katakan kau dari departemen mana? Aku akan memberitahu asisten pimpinan Leony untuk memecatmu karena berprilaku tidak sopan! Asal tahu saja, pemilik perusahaan dan pimpinan Leony paling tidak suka dengan staf yang memiliki perilaku buruk sepertimu ini!"

Elena Zhang tertawa lepas mendengar keluhan wanita di depannya. Dia mendengar dengan jelas bahwa wanita di depannya barusan telah menasehati dirinya untuk bersikap sopan, tapi diri sendiri seperti apa buruknya.

Detik berikutnya, Elena Zhang mengelurkan ponselnya memanggil Leony Fu secara pribadi. "Wakil Deriktur Leony, tolong turun ke departemen personalia sekarang!"

Siapa wanita ini berani menyuruh pimpinan Leony Fu seperti itu? tanya Vony Ye dalam hati. Namun, dia tidak memedulikan semua itu. Palingan juga staf rendahan yang mau menakut-nakutinya agar melepaskan Valerie Lin. Dia mana bisa melepaskan Valerie Lin begitu mudah. Orang tidak disiplin harus dihukum. Dia bekerja di departemen personalia berhak melakukan tindakan itu.

Hanya beberapa menit saja Leony Fu telah tiba di ruangan departemen personalia.

"Presdir Elena." Di perusahaan terutama di depan staf, Leony bersikap formal dan sopan terhadap Elena Zhang demi menjaga citranya di hadapan semua orang.

Presdir Elena?!

Kedua mata Vony Ye membulat sempurna tatkala mendengar Leony Fu memanggil wanita di depannya dengan panggilan 'Presdir Elena'. Dia sudah bekerja selama bertahun lamanya di perusahaan EZ Cosmetics. Bagaimana penampilan Elena Zhang, dia sudah menghafalnya sangat baik. Penampilan Elena Zhang sangat tidak enak dipandang, sedangkan wanita di depannya ini sangat cantik dan memesona seperti seorang peri dari kayangan.

Sangat sempurna!

Jadi, bagaimana bisa wanita cantik di depannya ini menjadi Elena Zhang. Kalau yang berbicara itu adalah orang lain, Vony Ye tidak akan percaya. Berbeda jika yang berkata Leony Fu. Dia mengetahui pimpinan Leony Fu adalah seseorang berkata jujur, tidak mungkin punya tipu muslihat dibalik setiap perkataannya.

"Wakil Deriktur Leony, aku tidak mempekerjakan sampah di perushaanku, pecat wanita di depanku saat ini juga!" Elena Zhang memberi perintah.

"Baik."

Vony Ye, yang bersikap sombong sebelumnya terdiam membeku. Detik berikutnya, dia segara menjatuhkan diri bersimpuh memohon pengampunan kepada Elena Zhang.

"Presdir, tolong jangan pecat aku. Aku berjanji akan bekerja bersungh-sungguh."

"Aku tidak memercayai omongan hantu sepertimu. Silakan angkat kaki tingglkan ruangan ini sekarang juga!"

"Wakil Deriktur Leony, tolong buat pengumuman bahwa wanita di depanku ini dipecat secara tidak hormat."

"Baik."

Leony Fu melakukan semua perintah Elena Zhang secara efisien. Mereka berdua memang pasangan serasi dalam hubungan pekerjaan.

Pihak keamanan terpaksa didatangkan lantaran Vony Ye menolak dipecat. Dia terus membuat keributan membuat semua orang tidak tahan melihat perilakunya.

Pihak keamanan bekerja sangat cepat. Mereka datang langsung menyeret Vony Ye keluar dari ruangan personalia.

Ruangan menjadi hening ketika Vony Ye sudah diseret keluar.

"P-prersdir!" Valerie membungkuk di depan Elena Zhang memberinya hormat saat Vony Ye telah dibawa keluar. Dia menundukkan kepalanya sangat ketakutan akan ikut dipecat. Bagaimana pun dia telah bertindak lancang sewaktu di depan lift. Dia menghentikan Elena Zhang untuk tidak naik menggunakan lift khusus eksekutif. Harusnya dia tahu, seluruh karyawan di perusahaan EZ Cosmetics tidak bodoh. Mereka pasti sudah tahu dengan peraturan tertulis perusahaan.

Elena Zhang tersenyum berkata, "Tidak perlu takut, aku tidak menggigit orang. Kau pergilah bekerja. Lain kali jangan biarkan orang memanfaatkan dirimu untuk alasan apapun. Tegakkan kepalamu asal berada di jalur yang benar."

"Baik, Presedir Elena." Valerie Lin membungkuk beberapa kali. Dia baru bisa bernapas lega saat tahu Elena Zhang tidak membahas tentang pemecatan dirinya. Dia segera berpamitan pergi sebelum Elena Zhang ada mengingat insiden lift.

Elena Zhang dan Leony Fu pergi setelah semua aman. Di dalam ruangan presdir, Elena Zhang dan Leony Fu berbincang. Di tengah perbincangan mereka ada telepon masuk ke ponsel Leony Fu.

"Nona Zhang!" suara ceria Rayyan Wang menyapu telinga Leony Fu.

Nona Zhang?! Yang meneleponnya ini ada tersandung benda apa sampai salah memanggil namanya. Tunggu dulu! Dia menutup speaker ponselnya kemudian bertanya pelan kepada Elena Zhang. "Elena, kau ada menyerahkan nomorku kepada siapa? Pria ini memanggilku Nona Zhang."

Elena Zhang berpikir sebentar langsung teringat peristiwa tabrakan sebelumnya menjawab Leony Fu dengan gerakan bibir, "Rayyan Wang!"

Leony Fu menganggukan kepalanya mengetahui apa yang harus dilakukan. "Ya, ada apa meneleponku?"

Telinga Rayyan Wang sangat sensitif terhadap suara. Dia mengerutkan keningnya saat mendengar suara Leony Fu. "Di mana Nona Zhang?"

Pria ini tidak bisa ditipu walaupun cuma suara! Leony mengutuk Rayyan Wang dalam hati.

"Aku asistennya, Nona Zhang sedang sibuk. Tuan ada pesan apa silakan sampaikan kepadaku, aku akan menyampaikannya saat Nona Zhang sudah selesai dengan pekerjaannya."

Rayyan Wang tidak bicara langsung menutup teleponnya.

Leony menjadi bingung. Ada apa dengan Rayyan Wang ini?

"Mau apa dia menelepon?" tanya Elena Zhang sesaat setelah Leony Fu memberitahu sambunga telepon terputus.

"Tidak tahu, dia langsung mematikan teleponnya. Pria aneh!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status