Setelah tiket pesawat sudah di pesan, kini giliran untuk beres-beres barang yang akan di bawa. Dua koper berwarna hitam dan abu telah selesai di isi baju, oleh-oleh yang kemarin sempat ia beli dan beberapa dokumen.
Jam menunjukan pukul 11.00 dan jadwal pesawatnya terbang pukul 21.00 waktu Inggris. Disisa waktunya dia gunakan di luar apartemen untuk menikmati suasana Inggris sebelum dia pulang.
Suasana kota Inggris dengan semilir angin yang menerpa wajah tampan dan hidung mancungnya, membuat dia betah menikmatinya. Berat ia rasa saat akan meninggalkan Inggris setelah empat tahun berada di kota itu, namun kehidupan terus berjalan dan Arka harus menjalani kehidupan setelahnya.
Tak terasa langit berubah menjadi gelap yang menandakan waktu malam tiba. Semakin larut pengunjung yang datang semakin ramai, membuat pria tinggi itu meninggalkan tempat dan memilih pulang untuk bersiap berangkat ke bandara.
Sebuah mobil Civic berwarna putih baru saja memasuki area parkiran kantor City Grup, pintu sisi pengemudi sebelah kanan terbuka dan Dila terlihat keluar dalam mobil tersebut dan di susul Heni. Heni yang merasa aneh dengan Dila karena sedari tadi hanya diam, ia mencoba bertanya dengannya apa masalah yang terjadi. “Dil kamu kenapa, muka di tekuk gitu abis metting?” ucap Heni penasaran. Mendengar pertanyaan Heni, Dila menghembuskan napas kasar. “Aku tidak mood Hen, habis bertemu dengan Melia tadi,” jawab Dila lesu. “Memangnya kenapa dengan dia?” tanya Heni penasaran. “Nanti ya aku ceritain kalau moodku sudah pulih,” jawab Dila yang terlihat tak bersemangat. “Oke deh kalau begitu.” Jawab Heni mengerti. Dila dan Heni melangkahkan kakinya menuju lift menuju lantai dua puluh delapan. Mereka kembali ke kantor setelah metting dengan PT. Mahendra Sejahtera
Jam menunjukkan angka 08.00 WIB yang bearti tes beasiswa pun di mulai. Semua siswa masuk ke dalam kelas dengan rapi. Soal dan lembar jawab siap untuk di bagi. Siswa mengerjakan soal dengan tenang dan serius. Setelah dua jam mengerjakan akhirnya bel berbunyi yang bertanda waktu mengerjakan selesai. Semua siswa satu persatu keluar ruangan dan Dila keluar paling belakang karena malas berdesak desakan. Saat Dila berada di luar kelas, banyak murid yang berkerumunan dan berteriak Dila curang. Mendengar namanya di sebut dia langsung menghampiri kerumunan itu dengan perasaan tidak enak. Dan benar saja dia di jebak seakan-akan telah melakukan kecurangan dengan mencuri soal untuk tes beasiswa. Banyak siswa yang berkata tidak pantas pada Dila, sampai akhirnya air matanya tidak tertahan dan membasahi pipinya. “Aku tidak melakukan itu, aku di jebak!” teriak Dila mengelak sambil menangis.
Dering telefon menyadarkannya dari lamunan Dila, lalu ia mengangkat telfon itu. “Dila hari ini kamu siapkan berkas untuk besok metting dengan Investor Jepang ya, saya hari ini tidak berangkat kekantor karena anak saya baru pulang dari Inggris,” ucap Pak Dhanu menyampaikan pesannya. “Oke Pak siap laksanakan, sampaikan salam saya sama anak Bapak ya hehe,” kekeh Dila. “Hahaha dasar kamu, buat sebaik mungkin Dil, saya percayakan semuanya sama kamu. Besok pagi saya ke kantor untuk mengecek semuanya, baru kita berangkat untuk metting,” sambung Pak Dhanu.
Wanita bernama Ardila Kartika Wijaya, dia merupakan wanita yang sederhana tapi perjuangan untuk meraih cita-citanya membuat Arka kagum. Kepribadian yang menyenangkan membuat Arka diam-diam memperhatikannya dan ingin tahu lebih dalam tentangnya. Sudah lama Arka tak mendengar kabar darinya dan ternyata saat ini dia bekerja di kantor Papanya, Dila terlihat tambah cantik dan dewasa saat mengenakan baju kerjanya. “Oke Dila, saya rasa sudah lengkap dan kita bisa berangkat sekarang.” Ucap Pak Dhanu. Merasa Dila melamun, Pak Dhanu berbicara dengan Dila dengan suara yang lebih keras untuk menyadarkan Dila,“Dila ayo kenapa kamu melamun, apa yang kamu pikirkan?”
Tak terasa mereka sudah sampai di restoran tempat metting, mereka duduk di meja no lima belas. Kebetulan dari kemarin Dila sudah memesan tersebut sehingga mereka tidak perlu lagi mengantri. Mereka menunggu sekitar lima menit sampai akhirnya investor Jepang itu datang. Mereka menyambutnya dengan hangat lalu mempersilahkan untuk duduk. Metting langsung di mulai karena memang orang Jepang sangat menghargai waktu. Dila menyiakan beberapa dokumen yang di berikan pada investor tersebut agar bisa melihat gambaran kerjasama di antara kedua belah pihak. Dila menjabarkan poin demi poin yang akan menjadi kesepakatan kerjasama itu dan tak lupa dia menjelaskan keuntungan apa yang di dapat jika mereka menerima kerja
Setelah mendapatkan amanah dari Papa nya, Arka segera menghubungi temannya yang merupakan seorang detektif. Faldo nama sapaan temannya itu tidak perlu di tanyakan lagi keahliannya. Ia dan timya sudah beberapa kali berhasil mengusut kasus besar. Saat ini Arka dan Faldo tengah bertemu di rumah Arka, ia mengajak Faldo ke ruang kerjanya agar pembicaraan mereka lebih leluasa. “Do gue butuh bantuan lu buat ngusut kasus rencana pembunuhan kerabat Papa gue,” ucap Arka serius. “Sebisa mungkin pasti gue bantu Ka,” sahut Faldo tak kalah seriusnya. “Menurut Papa gue, kasus ini terjadi lima tahun silam. Beliau saat ini sedang mencari orang yang bernama Alex kar
Arka berangkat ke kantor untuk pertama kalinya menyandang gelar sebagai pemimpin perusahaan. Memang posisinya tidak langsung diserahkan padanya dan masih ada ikut campur Pak Dhanu karena pengalaman Arka yang belum banyak dan masih membutuhkan Papanya untuk memberikan masukan padanya. Arka sedang duduk di kursi kebanggaan Papa nya yang menjadi saksi bisu perjalanan sang Papa mengelola perusahaannya menjadi besar seperti ini. Menjadi pengganti Papanya untuk mengurus perusahaan membuat beban tersendiri untuk Arka, ia harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan perusahaan City Grup tetap besar bahkan Arka ingin menjadikan perusahaan itu lebih besar lagi. Saat ini Arka sedang mempelajari dokumen kerjasama dengan PT. Angkasa untuk membangun perumahan untuk karyawan yang bekerja di kelapa sawit. Memang perusahaan City Grup bergerak pada sektor perminyakan yang bahan utamanya dari kelapa sawit. Namun dalam waktu dekat P
Selesai makan siang mereka berbincang ringan sambil menunggu perwakilan PT. Angkasa datang. Mereka membicarakan perjalanan mereka saat kuliah, namun lebih tepatnya Dila yang lebih banyak berbicara di banding Arka. Arka lebih suka mendengar Dila cerita tentang perjalanannya waktu kuliah hingga sampai ia bekerja di kantor Papanya. Cerita menarik yang membuat Arka semakin kagum terhadapnya karena Dila selalu bekerja keras untuk mencapai cita-citanya. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya perwakilan dari PT. Angkasa tiba, Dila dengan ramahnya menyapa dan mempersilahkan mereka duduk. Sebelum metting di mulai, pihak dari PT. Angkasa terlebih dahulu memberikan selamat kepada Arka atas posisinya saat ini dan Arka pun memberikan ucapan terima kasih atas ucapan tersebut. Karena waktu yang semakin sore, pihak dari PT. Angkasa segera mempersentasikan desain perumahan yang menarik pada mereka. Arka dan Dila memperhatikan pe