Dering telefon menyadarkannya dari lamunan Dila, lalu ia mengangkat telfon itu.
“Dila hari ini kamu siapkan berkas untuk besok metting dengan Investor Jepang ya, saya hari ini tidak berangkat kekantor karena anak saya baru pulang dari Inggris,” ucap Pak Dhanu menyampaikan pesannya.
“Oke Pak siap laksanakan, sampaikan salam saya sama anak Bapak ya hehe,” kekeh Dila.
“Hahaha dasar kamu, buat sebaik mungkin Dil, saya percayakan semuanya sama kamu. Besok pagi saya ke kantor untuk mengecek semuanya, baru kita berangkat untuk metting,” sambung Pak Dhanu.
Wanita bernama Ardila Kartika Wijaya, dia merupakan wanita yang sederhana tapi perjuangan untuk meraih cita-citanya membuat Arka kagum. Kepribadian yang menyenangkan membuat Arka diam-diam memperhatikannya dan ingin tahu lebih dalam tentangnya. Sudah lama Arka tak mendengar kabar darinya dan ternyata saat ini dia bekerja di kantor Papanya, Dila terlihat tambah cantik dan dewasa saat mengenakan baju kerjanya. “Oke Dila, saya rasa sudah lengkap dan kita bisa berangkat sekarang.” Ucap Pak Dhanu. Merasa Dila melamun, Pak Dhanu berbicara dengan Dila dengan suara yang lebih keras untuk menyadarkan Dila,“Dila ayo kenapa kamu melamun, apa yang kamu pikirkan?”
Tak terasa mereka sudah sampai di restoran tempat metting, mereka duduk di meja no lima belas. Kebetulan dari kemarin Dila sudah memesan tersebut sehingga mereka tidak perlu lagi mengantri. Mereka menunggu sekitar lima menit sampai akhirnya investor Jepang itu datang. Mereka menyambutnya dengan hangat lalu mempersilahkan untuk duduk. Metting langsung di mulai karena memang orang Jepang sangat menghargai waktu. Dila menyiakan beberapa dokumen yang di berikan pada investor tersebut agar bisa melihat gambaran kerjasama di antara kedua belah pihak. Dila menjabarkan poin demi poin yang akan menjadi kesepakatan kerjasama itu dan tak lupa dia menjelaskan keuntungan apa yang di dapat jika mereka menerima kerja
Setelah mendapatkan amanah dari Papa nya, Arka segera menghubungi temannya yang merupakan seorang detektif. Faldo nama sapaan temannya itu tidak perlu di tanyakan lagi keahliannya. Ia dan timya sudah beberapa kali berhasil mengusut kasus besar. Saat ini Arka dan Faldo tengah bertemu di rumah Arka, ia mengajak Faldo ke ruang kerjanya agar pembicaraan mereka lebih leluasa. “Do gue butuh bantuan lu buat ngusut kasus rencana pembunuhan kerabat Papa gue,” ucap Arka serius. “Sebisa mungkin pasti gue bantu Ka,” sahut Faldo tak kalah seriusnya. “Menurut Papa gue, kasus ini terjadi lima tahun silam. Beliau saat ini sedang mencari orang yang bernama Alex kar
Arka berangkat ke kantor untuk pertama kalinya menyandang gelar sebagai pemimpin perusahaan. Memang posisinya tidak langsung diserahkan padanya dan masih ada ikut campur Pak Dhanu karena pengalaman Arka yang belum banyak dan masih membutuhkan Papanya untuk memberikan masukan padanya. Arka sedang duduk di kursi kebanggaan Papa nya yang menjadi saksi bisu perjalanan sang Papa mengelola perusahaannya menjadi besar seperti ini. Menjadi pengganti Papanya untuk mengurus perusahaan membuat beban tersendiri untuk Arka, ia harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan perusahaan City Grup tetap besar bahkan Arka ingin menjadikan perusahaan itu lebih besar lagi. Saat ini Arka sedang mempelajari dokumen kerjasama dengan PT. Angkasa untuk membangun perumahan untuk karyawan yang bekerja di kelapa sawit. Memang perusahaan City Grup bergerak pada sektor perminyakan yang bahan utamanya dari kelapa sawit. Namun dalam waktu dekat P
Selesai makan siang mereka berbincang ringan sambil menunggu perwakilan PT. Angkasa datang. Mereka membicarakan perjalanan mereka saat kuliah, namun lebih tepatnya Dila yang lebih banyak berbicara di banding Arka. Arka lebih suka mendengar Dila cerita tentang perjalanannya waktu kuliah hingga sampai ia bekerja di kantor Papanya. Cerita menarik yang membuat Arka semakin kagum terhadapnya karena Dila selalu bekerja keras untuk mencapai cita-citanya. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya perwakilan dari PT. Angkasa tiba, Dila dengan ramahnya menyapa dan mempersilahkan mereka duduk. Sebelum metting di mulai, pihak dari PT. Angkasa terlebih dahulu memberikan selamat kepada Arka atas posisinya saat ini dan Arka pun memberikan ucapan terima kasih atas ucapan tersebut. Karena waktu yang semakin sore, pihak dari PT. Angkasa segera mempersentasikan desain perumahan yang menarik pada mereka. Arka dan Dila memperhatikan pe
Saat ini Arka sedang mengantar Dila pulang ke rumahnya. Selesai mengerjakan lemburan Dila, Arka mengantarkannya. Dila sempat menolak ajakan Arka karena ia membawa mobil sendiri, namun Arka memaksa dengan alih-alih jika seorang wanita tidak boleh pulang sendiri waktu malam hari. Dan kini bersamalah mereka di mobil mewah milik Arka. Di dalam mobil mereka hanya diam, tidak ada percakapan yang membuat Dila berfikir untuk bertanya agar suasana mereka tidak canggung. “Kak kenapa sekarang bilangnya saya kalau bicara sama aku. Seingat aku Kakak dulu bilangnya aku?” Tanya Dila penasaran karena semenjak bertemu Arka selalu menggunakan saya dan Dila mendengarkan itu sedikit tidak nyaman karena terlalu baku.“Tidak mengapa. Saya merasa tidak enak karena sudah lama kita tidak berjumpa dan sekalinya berjumpa kamu sudah menjadi seseorang yang sukses dan patut di segani,” ucap Arka merendah. Dila merasa ucapan Arka sangat berlebihan. Bagaimana mu
Seusai mobil Arka tidak terlihat lagi, Dila segera menutup gerbang dan masuk ke dalam rumah. Dila ingin buru-buru mandi karena badannya terasa lengket. Namun belum Dila memberikan salam, Ibuanya membukakan pintu secara tiba-tiba yang membuat Dila terkejut. “Astaga Ibu buat aku kaget saja,” ucap Dila sambil memegang dadanya karena terkejut. “Maaf Dila, Ibu hanya penasaran saja. Siapa laki-laki yang bersama kamu tadi?” tanya Bu Nella. “Oh itu Kak Arka, dulu dia Kakak kelas aku dan sekarang jadi bos aku Bu,” jawab Dila sambil melepas sepatunya. “Benarkah? Kakak kelas kamu yang dulu pernah main ke rumah? Ah Ibu sangat menyukainya karena dia memiliki sikap yang sopan dan dia anak yang baik. Ibu tidak menyangka jika Arka sekarang sangat tampan. Apakah dia pacar kamu Dila?” tanya Bu Nella lagi. “Aduh Ibu bertanya terlalu banyak, aku bingung harus jawab yang mana dulu. Iya mema
Rasa lega yang Arka rasakan saat ini, langkah awal yang baik untuk hubungannya dengan Dila. Setiap perjalanan menuju kantor, Arka selalu menampakkan senyum manisnya dan hal itu tak luput menjadi perhatian Dila. “Dari tadi senyum terus Kak, lagi bahagia sepertinya,” ungkap Dila. “Iya memang aku sedang bahagia Dil,” jawab Arka yang terus tersenyum. “Waw ada kemanjuan sekarang tidak ngomong saya lagi,” balas Dila merasa senang karena Arka sudah berbicara seperti biasanya. “Iya karena aku ingin kamu nyaman berbicara denganku,” “Hmm baiklah,” sambung Dila yang tiba-tiba detak jantungnya berdebar. “Tadi waktu di rumah, aku tidak melihat Vano. Kemana dia?” tanya Arka penasaran. “Ah iya, Vano saat ini sudah mulai kuliah di Jepang Kak,” jawab Dila. “Hebat sekali dia. Memang bibit orangtua kamu pintar-pintar,” S