Share

Keinginanku

"Mas mau melarangku menunggui Liana dan malah menyuruh Friska? Enak saja."

Di tengah teriknya mentari hari ini, mataku memandang tepat ke arah pagar pembatas ruko tempat Liana kursus piano, memperhatikan kawanan anak-anak seumuran Liana keluar dari pagar. Kunantikan buah hatiku keluar dari sana. Akhirnya penantianku selama kurang lebih dua jam usai sudah.

"Ah, itu, dia!" Kakiku melangkah cepat menghampiri Liana.

"Liana! Sini, Sayang!" pekikku seraya melambaikan tangan dan berjalan mendekatinya.

Liana seketika terdiam, raut wajahnya yang semula ceria berubah pias.

"Liana, itu siapa? Ibumu, ya?" tanya seorang gadis kecil di sebelahnya.

"Itu, itu, bukan-bukan siapa-siapaku, kok. Aku, gak, kenal," ucap Liana dengan mulut mungilnya yang sukses membuat perasaan senangku seketika memudar.

"Ibuku itu cantik, bukan seperti ibu itu."

What?

"Liana, Hai!" Tiba-tiba saja Friska sudah berada di sebelahku.

Liana langsung berlari menghampiri Friska yang baru saja tiba. Ia menarik tangan wanita
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
ahhh cerita gak masuk akal, masa anak akhlaknya kayak gitu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status