Share

Bab 10

William mengendarai mobilnya ke sebuah gedung yang belum selesai dibangun tidak jauh dari tempat awal mereka.

"Sialan. Bagaimana si Jeffry berengsek itu bisa kepikiran mengurung orang di tempat mengerikan seperti ini?"

William melihat sekeliling. Tempat ini gelap gulita dan dia tidak bisa mendengar suara lain. Hanya ada gema dari kata-kata yang barusan dia katakan.

Charles menyeret Jeffry turun dari mobil. Jeffry tersandung beberapa kali sebelum dia bisa berdiri.

William menendang Jeffry sembari berkata, "Katakan! Di mana orangnya!"

"Me ... mereka yang menyembunyikannya. Awalnya kami ingin memberi pelajaran kepada wanita ja ... Nona Violet. Kami berencana setelah kami menerima uang, kami mau meledakkan gedung ini. Selain Romeo mati, kami bahkan mendapat jumlah uang yang besar. Kami merasa itu akan membantu Tuan Charles. Saya benar-benar nggak menyangka ternyata Nona Violet dan Tuan Charles adalah teman ...."

"Apa? Kamu mau meledakkan gedung ini?" William membelalakkan matanya dan bertanya, "Apa kalian memasang bom waktu?"

Jeffry mengangguk ketakutan. Sekujur tubuhnya gemetar dengan hebat.

Mata Charles seperti laser. Saat Jeffry melihat sepasang mata itu, dia menelan ludah.

"William, ikat dia baik-baik. Kalau gedung ini meledak, aku mau dia mati duluan."

Jeffry segera berlutut dan memohon. Pada akhirnya, dia tetap diikat oleh William.

Gedung yang belum selesai ini terlihat sangat berantakan. Sekarang Charles sudah memastikan kalau Violet baik-baik saja. Yang paling penting saat ini adalah membongkar bom yang ditanam di gedung ini.

Pada saat ini, sebuah mobil Bentley hitam muncul.

Charles langsung tahu kalau pemilik mobil itu adalah Romeo.

"Tuan Romeo, di mana ini? Aku takut ...."

Evelyn yang ketakutan memeluk lengan Romeo.

Romeo menepuk punggung tangan Evelyn dan berkata, "Kamu tinggal di dalam mobil saja. Jangan keluar."

Evelyn menganggukkan kepalanya.

William melihat Romeo turun dari mobil, kemudian dia mendengus. "Istrimu sudah diculik, tapi kamu masih punya waktu untuk bermesraan dengan kekasihmu?"

"Sebenarnya siapa yang menculik Violet?" Romeo mengalihkan pandangannya ke Charles, kemudian berkata, "Kalau aku nggak salah ingat, Jeffry Julius adalah bawahanmu."

Charles berkata dengan sinis, "Dia bertindak sendiri."

William terlihat sangat gelisah. "Tuan-Tuan, kenapa kalian masih berbicara? Kalian nggak mau menghentikan bom?"

"Bom?"

Romeo langsung menjadi gugup.

"Sebuah bom telah dipasang di gedung ini. Aku dan William akan pergi mencari bom, sedangkan kamu pergi mencari Violet. Setelah kamu menemukan Violet, segera pergi."

Setelah mendengar perkataan Charles, Jeffry yang telah diikat berkata dengan suara gemetar, "I ... itu nggak berguna. Saya meminta mereka untuk membunuh orang tanpa meninggalkan bukti apa pun. Jadi, tiga bom telah dipasang di gedung ini. Dan bomnya akan meledak dalam 15 menit ...."

"Apa katamu?! Kenapa sekarang kamu baru memberi tahu kami hal yang begitu penting ini?!"

William menarik kerah baju Jeffry. Dia ingin sekali membunuh berengsek ini sekarang juga.

Jeffry yang sudah dihajar dua kali tidak berani mengangkat kepalanya.

"Sudah nggak sempat menghentikan bomnya. Kita harus segera menemukan Violet!"

Setelah Charles mengatakan itu, dia berlari masuk ke dalam gedung belum selesai itu bersama William.

Romeo berkata kepada sopirnya, "Bawa Evelyn pergi dari sini. Tunggu kabar dariku!"

"Baik, Tuan Romeo!"

Sopir mengendarai mobil keluar dari gedung belum selesai itu.

Evelyn bertanya, "Apa sekarang Kak Violet dalam bahaya?"

"Ya. Nona Evelyn, Anda jangan berlari ke mana-mana. Di dalam ada bom waktu."

Evelyn menganggukkan kepalanya.

Dia menoleh ke arah gedung belum selesai itu. Sebuah pikiran jahat mendadak muncul di dalam benaknya.

Lebih baik Violet mati saja!

"Violet! Violet! Jawablah kalau kamu mendengarku!"

Di dalam gedung belum selesai, Violet perlahan-lahan membuka matanya. Sepertinya itu suara Romeo.

Dia menggelengkan kepalanya.

Bagaimana mungkin Romeo datang?

Sepertinya saat ini dia sedang bermesraan dengan Evelyn.

"Violet!"

Awalnya Violet merasa kepalanya sangat berat. Setelah dia mendengar suara Charles, dia segera membuka matanya.

Charles?

Saat dia mendengar dengan saksama, di sekitar juga ada suara William dan Romeo.

Jangan-jangan Romeo benar-benar telah datang?

Violet melihat sekeliling dengan saksama. Dia menyadari dia telah dikurung di sebuah kamar yang gelap. Di luar hanya ada cahaya rembulan lemah yang masuk.

Dia bisa melihat keseluruhan bagian luar dengan jelas.

Ini adalah sebuah gedung yang belum selesai dibangun!

"Mm! Mmm!"

Violet ingin berteriak, tapi mulutnya ditutup solasiban.

Sialan!

Sebenarnya siapa yang menculiknya?

Violet berusaha melepaskan ikatan talinya, tapi ini tali nilon. Dia tidak bisa melepaskannya sama sekali.

'Nggak bisa. Violet, kamu harus tenang.'

Violet menarik napas dalam-dalam, lalu dia melihat sekeliling dengan teliti. Dari tadi dia sudah mendengar suara tik ... tik ....

Tiba-tiba, sebuah alarm berbunyi di dalam kepala Violet.

Itu bom!

Violet segera menjatuhkan tubuhnya, kemudian dia merangkak ke luar.

Ketika dia berhasil merangkak keluar dari ruangan berlubang ini, sebuah koridor menyambutnya.

Sepertinya tempat ini berjarak lebih dari sepuluh lantai dari bawah.

Violet membenturkan kepalanya ke tiang di sebelahnya. Dia berharap Romeo dan yang lainnya dapat mendengar suara ini.

Beberapa saat kemudian, Violet mendengar suara langkah kaki.

Suara itu membuat Violet tercengang.

Sepertinya itu bukan suara sepatu kulit laki-laki, tapi sepatu hak tinggi.

Violet mendongak dan melihat Evelyn sedang berjalan menghampirinya.

Wajah Evelyn tampak agak masam. Dia baru turun dari mobil dan masuk ke dalam gedung belum selesai ini. Dia melihat Violet berada di lantai atas.

Selama Violet mati, posisi Nyonya Fernandez menjadi kosong.

Selama Violet mati, tidak ada lagi yang menghalangi hubungannya dengan Romeo.

Evelyn menghampiri Violet, lalu dia seolah-olah ingin mendorong Violet.

Violet menyadari ada yang janggal, tapi dia tidak tahu apa itu.

Di kejauhan, Romeo juga sudah menemukannya. "Violet!"

Ketika mendengar suara Romeo, Evelyn segera berjongkok. Dia melepaskan lakban di mulut Violet, kemudian berkata, "Kak Violet, apa kamu baik-baik saja? Aku akan melepaskanmu."

Violet memperhatikan ekspresi khawatir Evelyn dengan curiga.

Namun, sepertinya tadi dia telah salah sangka.

"Kenapa kamu naik?"

Romeo mengernyit ketika melihat Evelyn juga telah ikut naik. "Bukankah aku menyuruhmu tunggu di mobil?"

"Aku juga mengkhawatirkan Kak Violet, jadi aku ingin mencarinya bersamamu."

Evelyn tampak agak murung.

Violet berkata, "Ada bom di sini. Di mana Charles dan William? Suruh mereka cepat keluar!"

"Ayo."

Romeo menggendong Violet, kemudian dia berteriak kepada Charles dan William yang masih mencari Violet. "Aku sudah menemukan Violet! Cepat pergi dari sini!"

Charles dan William mendengar suara Romeo. Mereka berdua saling bertatapan sebelum mereka segera turun ke bawah.

William bertanya, "Bagaimana dengan Jeffry?"

Charles berkata dengan sinis, "Tinggalkan dia."

William menggeleng-geleng kepalanya.

Siapa yang menyuruh Jeffry menyinggung Charles?

Evelyn mengikuti di belakang Romeo. Evelyn merasa cemburu ketika dia melihat Romeo menggendong Violet.

"Ah!"

Evelyn tiba-tiba berteriak. Romeo menoleh dan melihat sepatu hak tinggi Evelyn patah.

"Tuan Romeo, maaf .... Sepertinya kakiku terkilir."

Melihat itu, Violet pun berkata dengan datar, "Turunkan aku. Aku baik-baik saja."

"Kamu yakin?"

"Ya."

Setelah mendengar jawaban Violet, Romeo baru menurunkan Violet. Kemudian, dia berbalik untuk menggendong Evelyn.

Charles yang sudah tiba di lantai yang sama melihat pemandangan itu. Dia langsung menyadari kalau kaki Violet terluka.

Seharusnya itu karena tadi Violet berusaha melepaskan tali nilon yang mengikatnya.

Tanpa basa-basi, Charles menggendong Violet.

Violet terkejut. "Ngapain kamu?"

Charles berjalan sambil berkata, "Kakimu juga terluka. Kenapa kamu nggak berkata apa-apa?"

"Lukaku nggak serius." Violet diam sejenak sebelum dia lanjut berkata, "Lagi pula, dia lebih peduli pada Evelyn."

Siapa pun bisa melihat kalau perlakuan Romeo terhadap Evelyn sudah melewati batas.

Violet juga tidak boleh tidak tahu diri.

"Dasar bodoh." Charles mengangkat Violet dan berkata, "Peluk dengan erat."

Violet tidak berkata apa-apa, tapi dia memeluk Charles dengan lebih erat.

"Cepat! Bomnya sudah mau meledak!"

Setelah mendengar teriakan William, Charles mengencangkan pelukannya pada Violet sebelum dia berlari keluar dari gedung belum selesai ini.

Tak lama kemudian, terdengar suara ledakan yang kuat. Gedung yang belum selesai itu pun hancur.

"Naik mobil!"

Setelah Romeo memasukkan Evelyn ke dalam mobil, dia berbalik untuk menjemput Violet. Namun, dia melihat Violet telah masuk ke dalam mobil Charles.

"Tuan Romeo, ayo kita cepat pergi .... Aku takut."

Karena Evelyn terlihat gugup, Romeo hanya bisa masuk ke dalam mobil.

Violet melihat Romeo dan Evelyn duduk bersama di kursi belakang. Dia tidak menunjukkan ekspresi apa pun dan seolah-olah sudah terbiasa.

Sepanjang jalan, Violet diam saja.

William bertanya, "Apa kamu nggak mau tahu siapa yang menculikmu?"

"Jeffry Julius, 'kan?" jawab Violet.

"Bagaimana kamu tahu?"

William terkejut.

"Aku menebaknya."

Violet tidak heran.

Sebenarnya Violet barusan menebak Jeffry.

Violet tahu dia tidak punya banyak kenalan, jadi dia tidak mungkin bisa menyinggung siapa-siapa. Akhir-akhir ini hal terbesar yang dia lakukan adalah membeli tanah yang senilai 20 triliun itu.

Kalau dia tidak salah ingat, di kehidupan sebelumnya yang membeli tanah itu adalah Jeffry.

Jelas sekali kalau dia telah menghalangi jalan kekayaan Jeffry. Namun, seharusnya Jeffry tidak tahu betapa berharganya tanah itu di masa depan. Dia menginginkan tanah itu pasti karena dia punya motif tersembunyi.

Terlebih lagi, Jeffry adalah bawahan Charles.

Maka itu, Charles datang tepat waktu.

Violet mengambil kesempatan ini dan berkata, "Charles, bawahanmu yang sudah menculikku. Bagaimana kamu akan menebus kesalahan ini?"

"Aku berutang dulu," ucap Charles dengan datar.

William melirik cerminan Charles. Dia benar-benar tidak mengerti apa isi pikiran sahabatnya.

Perbuatan Jeffry jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan Charles, tapi dia masih menerjang bahaya untuk menyelamatkan Violet. Kenapa ini menjadi sebuah utang?

Setelah mobil tiba di depan pintu Kediaman Fernandez, William buru-buru menghentikan mobil.

Di luar pintu Kediaman Fernandez, Romeo sedang menggendong Evelyn keluar dari mobil, kemudian mereka masuk ke dalam rumah. Romeo seakan-akan tidak peduli dengan Violet sama sekali.

"Aku pergi dulu. Terima kasih kepada kalian berdua."

Violet membuka pintu mobil, kemudian masuk ke Kediaman Fernandez sendirian.

William berkata, "Aku kira kamu akan membantunya."

"Dia nggak selemah itu."

Charles memejamkan matanya, lalu berkata, "Ayo pergi."

Di Kediaman Fernandez, Romeo sedang mengoleskan obat untuk Evelyn yang sedang duduk di sofa.

Setelah Violet masuk, Evelyn segera berdiri. "Kak Violet, Tuan Romeo melihatku terluka, jadi dia mengoleskan obat ...."

Sebelum dia bisa selesai bicara, Romeo menyelanya dengan sinis, "Kamu nggak usah menjelaskan padanya."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status