Nyonya Dinda: Danda, Darren, dia terluka ayo kita ke sekolah lihat Danda cepat Darren. Darren yang mendengar perkataan dari mamanya Nyonya Dinda terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduknya. Darren: Apa terluka, baiklah Darren akan ke sekolah Danda.Darren segera mengakhiri panggilan telpon dan melangkahkan kakinya berjalan ke arah luar disusul dengan Komo yang terlihat ikut panik kenapa Darren berlari dengan sangat kencang keluar dan wajahnya terlihat cemas. "Tuan, ada apa apa yang terjadi? Kenapa Anda pergi tergesa-gesa?" tanya Komo yang ikut lari bersama dengan Darren sambil bertanya apa yang terjadi dan kenapa Darren lari terburu-buru. "Danda terluka, gue tidak tahu kenapa tapi intinya Mama menghubungi gue dan mengatakan seperti itu. Ayo cepat kita pergi, gue tidak ingin Danda kenapa-napa dan batalkan semua pekerjaan gue." Darren menjelaskan kepada Komo apa yang terjadi. Mendengar penjelasan dari Darren, Komo pun tidak banyak bertanya. Dia segera menghubungi sekretaris
"Iya pengasuh, apa kamu tidak dengar apa yang Mama katakan. Pengasuh untuk Danda bukan untuk kamu," ucap Nyonya Dinda yang menegaskan kembali untuk menyewa pengasuh. Mendengar perkataan dari Nyonya Dinda Darren membolakan matanya. Dia segera melanjutkan kembali langkah kakinya meninggalkan Nyonya Dinda yang memanggilnya. Komo yang melihatnya hanya bisa diam saja. "Oalah, dasar anak tidak tahu diri wong aku itu ngasi dia kemudahan untuk bisa mengawasi Danda malah kabur!" kesal Nyonya Danda yang melihat anaknya malah meninggalkan dirinya. Danda memeluk Darren dengan erat, dia tidak mau melepaskan Darren. Darren tahu saat ini anaknya sedih karena dia lagi-lagi dibully karena tidak ada Mama. "Komo, langsung ke tempat biasa ya," ucap Darren yang mengatakan ke Komo jika mereka ke tempat biasa. "Maaf, tempat biasa gimana Tuan? Apa ke rumah?" tanya Komo yang ingin memastikan tempat biasa itu di mana. Darren menghela nafas karena Komo tidak mengerti dengan yang dia katakan. "Toko bunga
Nyonya Dinda yang melihat Anne berada di depannya segera mendekati Anne, dia sangat senang bisa melihat wanita yang sangat disayangi cucunya. "Kamu wanita yang waktu itu datang ke rumah saya ya? Wah beruntung sekali saya bisa melihat kamu lagi. Danda, ini dia yang kamu cari-cari selama ini. Ayo turun, Sayang. Jangan lupa kamu salim ya dengan Mama," ucap Nyonya Dinda yang meminta cucunya untuk turun dari gendongan Darren dan tidak lupa meminta Danda untuk salim dengan Anne. "Baik Uti," jawab Danda dnegan senyum mengembanb karena diminta turun dan bersalaman dengan Anne. Mendengar apa yang dikatakan oleh mamanya Nyonya Dinda membuat Darren membolakan mata, bisa-bisanya mamanya ini malah membuat anaknya semakin terikat dengan wanita nakal yang ada di depan ini. "Papa, turunkan aku, aku ingin bersama dengan Mama. Cepat turunkan aku, ayolah Papa, turunkan aku," minta Danda kepada Darren untuk menurunkannya. Mau tidak mau Darren menurunkan Danda untuk mendekati Anne. Dengan cepat Dand
Mendengar pertanyaan dari Anne hukuman apa yang akan dia berikan segera Darren mengucapkan satu kata yang membuat Anne merinding terlebih lagi di akhir kalimat Darren menghembus nafas ke arah telinga Anne. "Hukuman nikmat, kamu mau? Tenang saja dan jangan takut. Yang pasti hukuman nikmat dari aku akan membuat kamu menjerit, huuff." Darren benar-benar membuat Anne tidak bisa berkata apa-apa. Apa lagi terpaan nafas Darren membuat bulu kuduk Anne benar-benar berdiri. Darren tersenyum nakal ke arah Anne, dia benar-benar membuat Anne menjadi salah tingkah. Marlin, Nyonya Dinda dan Komo yang melihat interaksi keduanya hanya bisa tersenyum. Baru kali ini Darren dekat dengan wanita dan itu semua karena Danda. "Ehm, kalian bicara apa dan kenapa wajah dari wanita ini memerah dan apa yang sudah membuat wajahnya merah. Apa kamu mengatakan sesuatu anakku?" tanya Nyonya Dinda yang menggoda Darren dan membuat Darren segera menjauh dari Anne. "Ayo kita pergi sekarang. Mama, apa mau ikut dengan k
Komo dan Marlin saling memandang satu sama lain, tentu saja keduanya tidak memutuskan pandangan mereka masing-masing. Terlebih lagi mendengar apa yang dikatakan oleh Komo. "Kenapa kamu bertanya apa yang ingin aku lakukan hmm? Apa kamu takut jika aku melakukan sesuatu padamu, Sayang?" tanya Komo yang membuat Marlin menundukkan kepala. Marlin membuang wajahnya, dia tidak mau sedikitpun melihat ke arah Komo. Entah kenapa wajah pria yang dia katakan ini membuat hatinya porak poranda begitu juga dengan Komo. Dia yang baru saja dekat dengan wanita merasakan jantungnya berdetak. Apa ini yang dirasakan oleh Darren pikirnya dalam hati. "Jangan dipaksa untuk melihatku jika kamu tidak sudi untuk melihatnya," ucap Komo yang kecewa karena Marlin memalingkan wajahnya.Komo segera berdiri dan kembali ke arah meja kasir meninggalkan Marlin yang saat ini mencoba menyibukkan dirinya untuk menghilang rasa gugup dihatinya. "Marlin, kamu jangan gugup ingat kamu harus segera fokus. Dia seperti ingin me
"Kenapa wanita ini ada di sini dan dia selalu menjadi jelangkung selalu muncul di mana ada Tuan Tanah ini, ujung-ujungnya pasti drama televisi ikan terbang deh," gumam Anne yang melirik ke arah Raya dan juga Darren. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Darren yang menatap nanar ke arah Raya yang berusaha mendekati Danda dan menarik Danda untuk dekat dengannya. Danda yang tangannya ditarik oleh Raya berusaha untuk melepaskan tangannya yang ditarik dengan kasar hingga Danda meringis kesakitan. Danda memandang ke arah Anne untuk meminta bantuan, Anne yang melihatnya segera menepis tangan Raya dari tangan Danda. "Tolong lepaskan tangan kamu, bukan seperti ini caranya kamu memperlakukan anak kecil." Anne kesal karena Raya yang membuat Danda tidak nyaman dan kesakitan. "Raya, jangan ganggu anakku, dia tidak mau ikut denganmu. Menjauhlah dari anakku, lepaskan dia!" tegas Darren yang melihat situasi makin tidak kondusif karena Anne, Raya tarik menarik tangan Danda hingga Danda kesakitan. Darren
Anne ragu melihat kebaikan dari Raya. Entah kenapa perasaannya tidak enak karena Raya baik kepadanya bukannya tidak suka tapi melihat sifat Raya yang sebelumnya membuat Anne ragu mendengarkan apa yang Raya katakan. "Jangan takut, gue baik dengan lo. Lagian, Danda juga suka dengan abalon ini. Makan saja, Danda sayang mau tidak coba ini. Tante ini mau nyuapin kamu, bukannya dia mau jadi Mama kamu, jadi kamu tidak menolak jika dia mau kasih kamu ini. Ini kerang lo Sayang. Kamu boleh makan kerang selain udang. Kamu tahu, dia alergi udang jangan kamu kasih dia udang paham kamu," dusta Raya yang membuat Anne terkejut karena di piring Danda ada udang. "Bu-bukannya itu yang pesan papanya, kenapa dipesan juga. Sini, Sayang jangan makan itu," ucap Anne yang menarik piring Danda yang ada udangnya. "Tapi, ini sudah Papa pesan Ma. Nanti Papa marah." Danda mengatakan kalau makanan yang di depannya sudah dipesan oleh Darren. "Tapi kamu alergi nak, sudah makan ini saja ya," ucap Anne yang member
"Kamu bukannya Alan ya, teman Darren waktu kuliah itu?" tanya Raya kepada pria yang menyapanya . "Ya, kamu benar sekali, aku Alan teman dekat Darren. Sedang apa kamu di sini, apa kamu bersama Darren? Oh ya, bukannya Darren sudah bercerai dari istrinya ya?" tanya Alan dengan senyum yang sulit diartikan. "Iya, kamu benar Darren sudah bercerai dan aku adalah calon istrinya," jawab Raya dengan penuh percaya diri yang mengatakan jika dia adalah calon istri dari Darren. Alan yang mendengar pengakuan dari Raya tersenyum, dia benar-benar tidak menyangka jika Darren bisa melupakan istrinya itu dan mendapatkan Raya wanita yang sudah dia incar sejak dulu. "Wah, sepertinya Darren beruntung bisa mendapatkan istri secantik kamu. Bagaimana kalau kita minum kopi sambil berbincang. Sudah lama kita tidak bertemu. Apa kamu tidak keberatan Raya?" tanya Alan yang mencoba untuk mendekati Raya. "Tidak apa-apa, Alan. Kita kan teman, ayo kita pergi," jawab Raya yang setuju dengan ajakannya. Alan yang me