Mendengar pertanyaan dari Anne hukuman apa yang akan dia berikan segera Darren mengucapkan satu kata yang membuat Anne merinding terlebih lagi di akhir kalimat Darren menghembus nafas ke arah telinga Anne. "Hukuman nikmat, kamu mau? Tenang saja dan jangan takut. Yang pasti hukuman nikmat dari aku akan membuat kamu menjerit, huuff." Darren benar-benar membuat Anne tidak bisa berkata apa-apa. Apa lagi terpaan nafas Darren membuat bulu kuduk Anne benar-benar berdiri. Darren tersenyum nakal ke arah Anne, dia benar-benar membuat Anne menjadi salah tingkah. Marlin, Nyonya Dinda dan Komo yang melihat interaksi keduanya hanya bisa tersenyum. Baru kali ini Darren dekat dengan wanita dan itu semua karena Danda. "Ehm, kalian bicara apa dan kenapa wajah dari wanita ini memerah dan apa yang sudah membuat wajahnya merah. Apa kamu mengatakan sesuatu anakku?" tanya Nyonya Dinda yang menggoda Darren dan membuat Darren segera menjauh dari Anne. "Ayo kita pergi sekarang. Mama, apa mau ikut dengan k
Komo dan Marlin saling memandang satu sama lain, tentu saja keduanya tidak memutuskan pandangan mereka masing-masing. Terlebih lagi mendengar apa yang dikatakan oleh Komo. "Kenapa kamu bertanya apa yang ingin aku lakukan hmm? Apa kamu takut jika aku melakukan sesuatu padamu, Sayang?" tanya Komo yang membuat Marlin menundukkan kepala. Marlin membuang wajahnya, dia tidak mau sedikitpun melihat ke arah Komo. Entah kenapa wajah pria yang dia katakan ini membuat hatinya porak poranda begitu juga dengan Komo. Dia yang baru saja dekat dengan wanita merasakan jantungnya berdetak. Apa ini yang dirasakan oleh Darren pikirnya dalam hati. "Jangan dipaksa untuk melihatku jika kamu tidak sudi untuk melihatnya," ucap Komo yang kecewa karena Marlin memalingkan wajahnya.Komo segera berdiri dan kembali ke arah meja kasir meninggalkan Marlin yang saat ini mencoba menyibukkan dirinya untuk menghilang rasa gugup dihatinya. "Marlin, kamu jangan gugup ingat kamu harus segera fokus. Dia seperti ingin me
"Kenapa wanita ini ada di sini dan dia selalu menjadi jelangkung selalu muncul di mana ada Tuan Tanah ini, ujung-ujungnya pasti drama televisi ikan terbang deh," gumam Anne yang melirik ke arah Raya dan juga Darren. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Darren yang menatap nanar ke arah Raya yang berusaha mendekati Danda dan menarik Danda untuk dekat dengannya. Danda yang tangannya ditarik oleh Raya berusaha untuk melepaskan tangannya yang ditarik dengan kasar hingga Danda meringis kesakitan. Danda memandang ke arah Anne untuk meminta bantuan, Anne yang melihatnya segera menepis tangan Raya dari tangan Danda. "Tolong lepaskan tangan kamu, bukan seperti ini caranya kamu memperlakukan anak kecil." Anne kesal karena Raya yang membuat Danda tidak nyaman dan kesakitan. "Raya, jangan ganggu anakku, dia tidak mau ikut denganmu. Menjauhlah dari anakku, lepaskan dia!" tegas Darren yang melihat situasi makin tidak kondusif karena Anne, Raya tarik menarik tangan Danda hingga Danda kesakitan. Darren
Anne ragu melihat kebaikan dari Raya. Entah kenapa perasaannya tidak enak karena Raya baik kepadanya bukannya tidak suka tapi melihat sifat Raya yang sebelumnya membuat Anne ragu mendengarkan apa yang Raya katakan. "Jangan takut, gue baik dengan lo. Lagian, Danda juga suka dengan abalon ini. Makan saja, Danda sayang mau tidak coba ini. Tante ini mau nyuapin kamu, bukannya dia mau jadi Mama kamu, jadi kamu tidak menolak jika dia mau kasih kamu ini. Ini kerang lo Sayang. Kamu boleh makan kerang selain udang. Kamu tahu, dia alergi udang jangan kamu kasih dia udang paham kamu," dusta Raya yang membuat Anne terkejut karena di piring Danda ada udang. "Bu-bukannya itu yang pesan papanya, kenapa dipesan juga. Sini, Sayang jangan makan itu," ucap Anne yang menarik piring Danda yang ada udangnya. "Tapi, ini sudah Papa pesan Ma. Nanti Papa marah." Danda mengatakan kalau makanan yang di depannya sudah dipesan oleh Darren. "Tapi kamu alergi nak, sudah makan ini saja ya," ucap Anne yang member
"Kamu bukannya Alan ya, teman Darren waktu kuliah itu?" tanya Raya kepada pria yang menyapanya . "Ya, kamu benar sekali, aku Alan teman dekat Darren. Sedang apa kamu di sini, apa kamu bersama Darren? Oh ya, bukannya Darren sudah bercerai dari istrinya ya?" tanya Alan dengan senyum yang sulit diartikan. "Iya, kamu benar Darren sudah bercerai dan aku adalah calon istrinya," jawab Raya dengan penuh percaya diri yang mengatakan jika dia adalah calon istri dari Darren. Alan yang mendengar pengakuan dari Raya tersenyum, dia benar-benar tidak menyangka jika Darren bisa melupakan istrinya itu dan mendapatkan Raya wanita yang sudah dia incar sejak dulu. "Wah, sepertinya Darren beruntung bisa mendapatkan istri secantik kamu. Bagaimana kalau kita minum kopi sambil berbincang. Sudah lama kita tidak bertemu. Apa kamu tidak keberatan Raya?" tanya Alan yang mencoba untuk mendekati Raya. "Tidak apa-apa, Alan. Kita kan teman, ayo kita pergi," jawab Raya yang setuju dengan ajakannya. Alan yang me
"Dia alergi abalon, seperti yang sudah kamu duga. Dia makan abalon itu beruntung dia makan sedikit tidak semuanya. Aku sudah katakan ke elu jangan kasih dia makanan itu, jika bawa ke tempat makanan seafood kasih makanan yang tidak ada abalonnya. Kamu mau anakmu itu semakin parah, beruntung tidak sampai melayang," jelas Dokter Angga yang mengatakan kondisi Danda dan beruntung Danda baik-baik saja. "Syukurlah, anakku baik. Gue tidak tahu karena gue ke toilet dan gue sudah memesan makanan untuk dia khusus. Gue melakukan hal itu juga jika kami makan seafood. Tapi, entah kenapa dia bisa makan itu. Ini semua karena kamu, kenapa kamu memberikan makanan abalon itu kepada anakku. Lihat, anakku alergi, apa kamu mau bunuh anakku?" tanya Darren yang benar-benar kesal dan dia tidak habis pikir kenapa Anne memberikan makanan yang berbeda kepada Danda. Mendengar tuduhan dari Darren, Anne tidak terima. Karena, bukan salahnya memberikan Danda makanan abalon. Dia saja tidak tahu Danda alergi akan mak
"Mama!" seru Darren yang terkejut dengan kedatangan Nyonya Dini yang raut wajahnya sangat datar. "Mana dia? Kenapa dia tidak ada? Apa kamu mengusirnya?" tanya Nyonya Dini yang melangkah kakinya ke arah Darren dan Danda yang masih menangis. "Pulang," jawab singkat Darren yang membuat Nyonya Dini kesal. "Pulang kamu bilang? Kamu tidak lihat itu cucuku menangis? Panggil dia ke sini cepat jika tidak kamu tidak akan melihat Danda lagi dan Mama!" tegas Nyonya Dini yang meminta Darren untuk membawa Anne ke hadapan Danda. Darren mendengus kesal karena kenapa harus dia yang diprioritaskan. "Apa harus dia ya? Aku tidak mau dia dekat dengan Danda. Ini semua karena dia. Aku tidak mau Danda terlalu dekat dan aku tidak mau Danda sakit seperti ini.""Apa kamu bilang ini semua karena dia? Apa kamu sudah tanya kenapa Danda di kasih makan itu sama dia?" tanya Nyonya Dini. Darren menganggukkan kepala karena mendengar pertanyaan dari Nyonya Dini. "Dia katakan kalau Raya yang mengatakan kalau Danda
"Di Jonggol!" ketus Anne yang segera berjalan ke arah Marlin yang saat ini menahan tawa karena Anne mengatakan si Tuan Tanah di Jonggol. Komo yang mendengar Anne mengatakan Darren di Jonggol menyerngitkan keningnya, dia heran buat apa Darren di Jonggol. Apa yang di cari oleh Darren saat ini. "Buat apa Tuan Darren ke Jonggol, Nona?" tanya Komo yang masih bingung dengan jawaban dari Anne. "Sudah bayar sana. Itu kasihan ojolnya yang saat ini kepanasan, nanti dosa elu membuat si ojol lama menunggu." Anne kesal karena pria ini bertanya terus padahal hanya sekali tapi Anne merasa jika pria Yunani ini bertanya terus terusan. "Baiklah, saya akan bayar. Hahh, siapa yang bayar siapa yang naik, dasar aneh. Kenapa juga Danda memilih wanita aneh ini," ucap Komo yang mengomel karena siapa yang naik ojol siapa yang bayar. Komo yang berjalan ke arah Bang ojol tersenyum kecut. Dia merasa si Abang ojol ingin menelannya hidup-hidup. Terlihat raut wajahnya menyeramkan, wajar dia seperti itu, wong o