Share

Chapter 7: Petunjuk Dewata

   Langkah kaki Boy Knight dan teman-temannya memasuki gerbang utara negara Bornuza, kota Lobos. Beberapa penjaga gapura mempersilahkan mereka bertiga lewat. Lalu lalang warga kota melihatnya dan saling berbisik satu sama lain, seolah melihat sesorang yang pernah dikenalnya. Saxomenes sedikit terganggu oleh bisikan-bisikan mereka yang terdengar sedang menggunjing kedatangan mereka.

   “Kau yakin orang-orang di sini ramah?” tanya Saxomenes kepada Boy Knight dengan sedikit melampiaskan rasa tidak nyaman. Boy Knight hanya mengangguk, mengisyaratkan agar tidak melakukan tindakan apapun.

    Seorang lelaki kepala berkilau alias gundul, memiliki tubuh yang begitu kekar berotot menghadangnya. ”Mau ke mana kau perampok sialan!” gertaknya, membunyingan sendi-sendi pada tulang jarinya. Bersiap untuk melakukan perlawanan.

   “Aku mau pulang ke tempat kediamanku untuk beristirahat, apakah kalian merawatnya dengan baik?” tanya balik Boy Knight.

   “Kaupikir kami mau melayanimu, hah!” dengan cepat tubuhnya bergerak meluncur dengan cepat dan menyerangnya. Tangan kanannya mengepal, tampak otot-otot kuat melingkar pada kepalan tangannya ia hantamkan ke perut Boy Knight yang terbuka. Boy Knight terhempas. Semua dibuat terkejut terutama Saxomenes, segera ia hunuskan pedangnya tapi Vichnight merentangkan tangan kanan untuk menahan niatannya.

    Boy Knight berusaha berdiri sekuat tenaga. ”Arrght .. kau sudah berkembang dan jauh lebih hebat, Zanagos!” Boy Knight masih terbujur kaku dan perlahan kesulitan untuk mencoba berdiri karena menerima hantaman yang cukup kuat. Langkah pertama dan kedua begitu linglung, sampai beberapa langkah selanjutnya ia mampu untuk menyeimbangkan tubuhnya. Berjalan mendekati Zanagos, pria botak berotot yang menyerang tadi.

   “Mari, akan kuantarkan kau ke kediamanmu,” kata Zanagos.

   “Mari, Teman-teman!” panggil Boy Knight, memutar kepalanya menunjuk, kepalanya melambai kepada Vichnight dan Saxomenes. Mereka berdua pun mengikutinya.

    Sesampai di depan kediaman gubuk sederhana yang cukup dimasuki tiga orang, Boy Knight membuka pintu dan terlihat ruangannya begitu bersih. Tiada debu bertebaran maupun sarang laba-laba sama sekali, seolah tidak pernah ditinggalkan oleh pemiliknya.

   “Terima kasih sudah merawat,” ucap Boy Knight kepada Zanagos.

   “Beristirahatlah di sini. Kami akan memberikanmu dan teman-temanmu makanan serta minuman. Kalian pasti kelaparan dan dehidrasi karena telah melalui barbagai perjalanan panjang.” Boy Knight mengangguk. Zanagos segera pergi untuk melaksanakan ucapannya.

    Sembari menungu, Saxomenes melihat Boy Knight. Pemuda dengan dua pedang disarungkan itu pun mengangguk. “Katakan saja apa yang ingin kautanyakan!”

  “Sebenarnya ini tempat apa? Apa yang terjadi barusan, kenapa orang tadi terlihat jahat saat pertama kali bertemu, lalu berubah menjadi baik?” tanya Saxomenes.

   “Hmm ....” Boy Knight menyandarkan tubuhnya di sudut ruangan, kedua tangannya ia jadikan bantalan di belakang kepala. “Pendeta, bisa kau jelaskan kanapa bisa sepeti itu. aku lelah,” pinta Boy Knight kepada Vichnight. Saxomenes segera mengalihkan perhatian, menatap Vichnight.

    Vichnight menghela nafas. Ia tak punya pilihan lain selain menerangkan kejadian demi memuaskan keingintahuan anak muda yang baru bergabung dengan mereka. “Bornuza adalah negara pertama yang diselamatkan oleh Boy Knight dari serangan kerajaan Athena dan pemungutan pajak liar oleh aparat pemerintahan negara. Beberapa penduduk menjadi korban keganasan perbudakan dari luar maupun dari dalam negeri sendiri.”

    “Ketika seorang aparat negara meminta sumbangan panen kepada penduduk di beberapa kampung dengan jumlah yang besar secara paksa, Boy Knight menyelamatkan para warga desa. Begitu juga dengan warga kota saat kedatangan aparat militer negara yang hendak melaksanakan perang, mereka meminta gratisan dari dagangan warga. Boy Knight datang dan menyerang mereka sampai babak belur.”

  “Zanagos sendiri adalah seorang pedagang buah-buahan yang pernah ditindas oleh aparat militer negara. Boy Knight menyelamatkannya kemudian ia ingin belajar bela diri, dan Boy Knight pun mengajarinya. Saat Boy Knight hendak mengembara ke negara lain, ia berpesan kepada Zanagos pada saat ia menginjakkan kaki di kota gerbang utara ini lagi, Zanagos harus bisa memukulnya sampai jatuh. Karena sebelumnya, pukulan Zanagos tidak terasa apapun bagi Boy Knight.”

   “Kini ia memenuhi janjinya, pukulannya sangat menyakitkan apalagi jika dia lebih serus lagi,” tanggap Boy Knight, “dulu dia sangat payah dan tak bisa menjatuhkanku sama sekali.”

   Pintu terbuka dan beberapa orang membawakan makanan dan minuman yang terbilang mewah di zaman tersebut. Buah-buahan begitu segar baru dipetik dari sumbernya terlihat menggiurkan. Boy Knight mengambil posisi duduk kemudian memilih beberapa makanan, menaruhnya di sisi sebelah kirinya. “Kalian, apakah ingin mengambil semuanya?” tanyanya kepada kedua rekannya. Vichnight dan Saxomenes memahami ucapan Boy Knight sehingga mereka hanya mengambil beberapa makanan.

   Masih tersisa banyak makanan di tengah ruangan, Boy Knight menyuruh untuk membagikannya kepada warga kota tertama yang sedang kekurangan. Ia ingin kedatangannya di sini disambut oleh kebahagiaan setiap lapisan masyarakat. Beberapa orang pun melaksanakannya.

   “Kau bagai pahlawan di sini,” ungkap Saxomenes.

   “Tidak, aku masih seorang perampok. Karena aku tak akan menyelamatkan warga tanpa imbalan. Semua harus ada bayaran,” terang Boy knight. Mereka pun makan bersama setelah itu karena selama perjalanan mereka selalu terjaga, kini mereka habiskan waktu untuk istirahat dan tertidur pulas.

***

   Suara angin malam berhembus dari langit ke alam dunia. Membawakan bintang-bintang bertaburan indah mengisi langit malam, menyenangkan setiap makhluk hidup yang memandang. Di saat itu, lolongan serigala mulai bermunculan mencari jalan hidup atas petunjuk para Dewa melalui garis bintang.

   Begitu pula dengan Boy Knight dan kedua rekannya. Mereka sedang dalam keadaan segar bugar mengemasi setiap perbekalan secukupnya bersiap untuk melakukan petualangan. Atas bantuan Vichnight sebagai seorang pendeta yang mampu mengetahui petunjuk arah tujuan melalui para bintang, berkomunikasi dengan sang Dewi Bumi –Dementer.

   Wahai Dewi Bumi, malam ini kami akan memulai safar yang melelahkan

   Tunjukilah kamu jalan termuda untuk mencapai tujuan

   Atas karuniamu, Dewi Dementer sampaikanlah setiap jalan yang harus kami tempuh

   Melalui suara-suara  dan tingkah laku makhluk hidup

   Bersama karunia Dewa-dewi Olympus di Nirwana! Tunjukilah kami bintang yang peling terang sebagai titik pusat tujuan kami berkelana

   Lindungilah kami dari segala mara bahaya, jadikanlah setiap musuh tunduk atas kekuatan yang kami miliki.

   Vichnight membuka mata menyudahi sembahyangnya, ia memperhatikan langit, menyadari adanya petunjuk Dewa. Burung hantu datang menyambut mereka, bertengger di atap wisma kecil kediaman mereka.

   “Tanda dari sang Dewa-dewi sudah terlihat,” ucap Vichnight, “kita akan mendapat tuntunan Mereka.” Boy knight menghunuskan pedang. Mengomando kedua rekannya untuk segera melangkah. Tiba-tiba, seoseorang menghalangi jalan mereka.

   “Kalian tak akan pergi tanpa aku,” serunya, dia tak lain adalah Zanagos.

   “Ini bukan urusanmu, Zanagos. Kita akan melakukan pertarungan besar, bukan permainan,” sergah Boy Knight, “kau takkan bisa bertahan hidup!” Boy Knight mulai merendahkannya.

   “Aku bisa menunjukkan arah. Aku juga akan menjadi perisaimu.”

   Boy Knight menghunuskan pedangnya. Bersiap untuk menyerang Zanagos. “Kalau begitu kuuji kepantasanmu untuk ikut dalam perjalanan ini,” tantang Boy Knight. Zanagos membuat kuda-kuda seperti orang petinju.

Boy Knight maju menyerangnya. Zanagos berhasil menghindar, Boy Knight terkejut. Zanagos mulai menyerang, Boy Knight tak ada kesempatan untuk menghindar sehingga pukulan Zanagos berhenti tepat di depan wajahnya.

   “Kau lembek! Serang aku sekarang juga!” amuk Boy Knight.

   “Aku tak mau kau kehabisan tenaga hanya untuk uji coba ini,” ucap Zanagos.

   “Cih ... sombong sekali,” umpat Boy Knight. Dia menyalakan kedua pedangnya sesuai elemen masing-masing. “Kalau begitu jatuhkan aku jika kau ingin membuktikan kelayakanmu!” perintahnya. Boy Knight pun menyabet pedangnya dengan cepat, banyak orang tak punya waktu untuk menghindarinya.

   Pukulan Zanagos menghentikan sabetan maut Boy Knight dengan nyala api. Seketika itu nyala apinya padam, Boy Knight terkejut bukan main. Kemampuan thelisi Zanagos dapat menetralisir thelisi lawan. Boy Knight mengayunkan pedang yang satunya dengan hembusan angin mematikan. Seketika itu menghantam lengan Zanagos, hembusan angin itu raib seketika.

   “Aku bisa memblokir kemampuan lawan dengan kedua kepalan tanganku ini,” kata Zanagos, seketika ia menyerang kaki Boy Knight, itu adalah serangan dadakan ketika Boy Knight melemahkan pijakannya. Sehingga Boy Knight terjatuh seketika. Boy Knight merasa dipermalukan, ia tak bisa mengukur seberapa pesat perkembangan kekuatan dan keahlian Zanagos dalam bela diri.

   Boy Knight segera berdiri menggerakkan tubuhnya bagai pemanasan. “Baiklah, aku tak punya pilihan lain,” ucapnya, menghela nafas. “Pendeta, manakah yang harus kita pilih. Petunjuk Dewa atau arahan darinya.” Pandangannya menunjuk Zanagos, kemudian menatap Vichnight untuk meminta jawabannya.

   “Dewi Dementer berbisik padaku ‘kita akan mendapati makhluk hidup sebagai petunjuk.’ Manusia termasuk makhluk hidup. Itu berarti kita mendapati Zanagos sebagai penuntun dari Dewi Bumi itu sendiri,” terang Vichnight. Boy Knight pun menyetujuinya. Zanagos ikut mengembara bersama mereka.

   Tujuan mereka adalah kastil kegelapan di lembah Yenokhea. Dikabarkan banyak warga sekitar diteror untuk memberikan tumbal setiap tahunnya ke dalam kastil kegelapan tersebut. Boy Knight dan lainnya bermaksud membebaskan penduduk dari teror yang menghantui para penduduk sekitar.

Bersambung

Perjalanan baru di negara Bornuza. Seperti apakah rintangan yang akan di hadapi Boy Knight dan teman-temannya? Stay reading! Terima kasih sudah mampir, mohon dukungan, ya! Semoga hari-hari kalian menyenangkan!

Salam manis: Hanazawa-kun

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status