Share

Bab 17

“Kenapa buka hp orang lain sembarangan sih Mbak?” Yara berusaha menyembunyikan rasa gugupnya dengan pura-pura marah padaku.

“Sini duduk dulu Ra. Nggak capek apa berdiri terus disana sejak tadi?” Aku berdiri sejenak lalu menarik tangan Yara agar duduk di sampingku. Syahdan hanya diam saja memperhatikan kami.

“Kamu pasti paham kalau aku sudah tahu semua rencana Mas Anang dan Ibu kalian?” Tanganku masih memegang bahu Yara. Hingga aku bisa merasakan tubuhnya yang mematung. Belum lagi dengan keringat dinginnya yang membasahi wajah.

“Jadi, jangan bilang apapun pada mereka jika kamu tidak mau aku permalukan lewat sosial media. Bisa kamu bayangkan bagaimana tanggapan teman-temanmu itu saat kamu sering minta uang pada kakakmu yang sudah punya istri dan anak? Mengerikan sekali bukan?”

Deretan pertanyaan itu tidak ada yang di jawab oleh Yara. Aku melepaskan pelukan kami. Yara lalu menghela nafas lega. “Aku akan melakukan apapun asal kamu mau mengurangi uang pemberian Mas Anang yang kau anggap hu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status