Ryan terus mencari tahu tentang keluarga Ryanoir dan segala kejanggalan yang terjadi di sekitarnya. Ia menggali informasi dari setiap sumber yang ia temui, mencoba untuk menghubungkan kebenaran yang terdapat dalam cerita tersebut.
Namun, semakin ia mendalami investigasinya, semakin ia merasa terjebak dalam kebohongan dan kecurangan keluarga Ryanoir. Semua anggota keluarga ini sepertinya memiliki motif dan kepentingan masing-masing yang tidak terlihat jelas.Ryan mulai kehilangan harapan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Namun, ia terus mendalami investigasinya tanpa kenal lelah, bahkan meskipun ia harus mengorbankan hidupnya sebagai Ryan."Aku harus menyelesaikan ini, bahkan jika itu berarti aku harus mengorbankan segalanya," gumam Ryan dengan tekad yang bulat.Satu persatu misteri terus terungkap dalam investigasi Ryan. Ia menemukan bahwa ada konspirasi jahat untuk merampok kekayaan keluarga Ryanoir dan memperkaya diri sendiri, tanpa peduli dengan konsekuensi yang muncul.Ryan tahu ia tidak bisa melakukan tindakan yang kacau dalam mengungkapkan kebenaran, hal tersebut akan merusak rencananya. Dia memutuskan untuk menyelinap diam-diam mengumpulkan informasi dan bukti yang lebih banyak sebelum ia menyebarluaskan informasi itu ke publik. Dia mulai menyusun rencana yang matang untuk menggerebek mereka dengan saksi-saksi yang ia kumpulkan.Setelah berbulan-bulan menjadi "Ryan" yang sebenarnya, Ryan mempersiapkan kejutan untuk membongkar kebenaran tentang semua yang sudah terjadi. Dia menemukan bahwa Emily dan Selly hanyalah salah satu "boneka" dalam permainan orang lain."Ini lebih dari yang aku bayangkan," kata Ryan terkejut.***Ryan sedang duduk di lantai atas di balik semak-semak, memperhatikan rumah keluarga Ryanoir dari jarak jauh. Dia melihat beberapa mobil keluar masuk dari garasi keluarga dan bertanya-tanya tentang aktivitas apa yang mereka lakukan hari itu.Tiba-tiba, ia mendengar suara keras dari jalan raya di dekat sana. Dengan cepat Ryan meraih kamera dan berlari ke arah jalan. Ketika dia sampai di sana, dia melihat mobil mewah milik salah satu keluarga Ryanoir yang telah terlibat dalam kecelakaan parah.Ryan menggunakan kameranya untuk merekam kejadian tersebut. Dia melihat mobil berserakan di jalan hingga rusak parah, dan orang yang ada di dalam mobil tersebut tidak bisa keluar. Bahkan tak lama kemudian mobil itu kebakar dan meledak."Semoga ini berhasil," gumamnya.Dengan mata awas, Ryan mengerutkan kening, mencoba untuk memperhatikan apakah ada anggota keluarga Ryanoir lainnya yang terlibat dalam kecelakaan itu.Seketika Ryan terkejut ketika ia melihat mobil mewah yang terlibat dalam kecelakaan itu dan memperhatikan bahwa itu adalah mobil milik Hadianto. Ryan langsung mematikan kameranya dan berlari menjauh saat ia yakin, jika Hadianto dipastikan meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut."Kalian akan menemukan ajal satu persatu dalam hitungan waktu yang tidak lama lagi, karena tidak bisa lagi menutupi kebenaran tentang keadaan yang sebenarnya." Ryan berbicara sendiri dengan tegas.Beberapa hari lalu, Ryan menemukan fakta bahwa Hadianto - yang merupakan sepupu Ryanoir, telah bersekongkol dengan Emily dan Selly. Hadianto juga yang menyetir kedua wanita tersebut, bahkan menjadi selingkuhan Selly selama menjadi istrinya Ryanoir.Itulah kenapa, Ryan memutuskan untuk balas dendam pada Hadianto dengan cara klasik seperti kecelakaan yang baru saja terjadi tadi. Padahal sebenarnya kecelakaan tersebut ia sendiri yang merekayasa."Ini terlalu mudah," gumamnya bangga.Jika pembunuhan berencana dengan rekayasa seperti kecelakaan itu, tentunya sangat mudah bagi Ryan yang mantan pembunuh bayaran paling sukses pada masanya.Namun, Ryan juga merasa ada yang tidak beres. Meskipun Hadianto adalah bagian dari konspirasi, terlihat seperti kecelakaan itu terlalu nyata dan bukan hanya untuk sebuah rekayasa."Aku harus segera bertindak lagi, tapi tentunya akan lebih berhati-hati."Setelah berpikir dan mempertimbangkan sekali lagi, Ryan memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga Ryanoir untuk mencari tahu lebih lanjut. Seperti biasa, ia menggunakan jalan belakang dan mencoba untuk tidak terlihat oleh penjaga yang berjaga di depan rumah.Sekali lagi, Ryan memanjat pagar dan masuk ke rumah tanpa diketahui oleh penjaga. Namun, kali ini ia menyamar sebagai pegawai kebersihan. Setelah masuk, dia membuka sejumlah pintu dan menyelinap ke ruangan yang memungkinkan dia untuk mendengarkan percakapan yang sedang berlangsung."Itu adalah pamannya Ryanoir," gumamnya saat melihat seorang laki-laki setengah baya.Ryan mencocokkan semua profil keluarga Ryanoir yang sudah terekam sempurna di dalam otaknya.Sekarang ia menemukan bahwa keluarga Ryanoir sebenarnya memiliki konspirasi yang lebih besar dari yang ia kira sebelumnya. Mereka ingin membangun kerajaan bisnis yang lebih besar lagi dan siap mengorbankan siapa saja yang menghalangi tujuan mereka."Dasar manusia-manusia serakah!"Ryan terkejut mendengar hal ini dan memutuskan untuk segera pergi sebelum ketahuan. Ia akan membalas dendam pada pamannya Ryanoir, dengan caranya.Sekarang ia pulang ke rumah, menemui Selly dan Emily. Ia akan melampiaskan kemarahannya pada dua wanita tersebut."Mereka adalah budakku sekarang, hahaha ..."Tawa Ryan terdengar menyeramkan saat dia menyetir mobil menuju pulang. Ia akan menyiksa dua wanita tersebut, dengan caranya sendiri.Ryan tiba di rumah dan menemukan Selly dan Emily duduk di ruang tamu. Kedua wanita itu tampak menatapnya dengan tatapan takut dan ketakutan di mata mereka.Kedua wanita itu memang bebas berada di rumah ini, tapi tentu saja sudah tidak lagi sama seperti dulu. Mereka hanya dianggap sebagai budak yang bisa diperintah dan diperlakukan sesuka hati Ryan. Bahkan para pelayan di rumah ini sudah dihentikan Ryan, dan semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh Selly dan Emily sendiri."Kalian berdua selalu menjadi bagian dari konspirasi keluargaku, bukan?" Ryan bertanya, menghampiri mereka dengan pandangan yang tajam.Selly dan Emily saling pandang, lalu sesaat kemudian mengangguk dengan sedih."Iya, Ryan. Tapi kami hanya menjadi korban dari situasi ini," jawab Selly dengan memasang wajah sedih."Cih! Korban?" bentak Ryan."Berselingkuh dengan Hadianto juga korban?" Ryan mengingatkan kelakuan istrinya, saat memiliki hubungan khusus dengan sepupunya.Selly terkejut mendengar pertanyaan tersebut. Dia tidak pernah menyangka jika Ryanoir mengetahui permainannya, begitu juga dengan Emily yang tidak mengetahui secara pasti darimana Ryan mengetahui rahasia tersebut.Kedua wanita itu juga belum mengetahui kondisi Hadianto, yang sudah meninggal dunia dalam kecelakaan maut yang dialaminya beberapa waktu lalu.Tapi Ryan hanya mengangguk dan memperhatikan kedua wanita itu, lalu ia merasakan ketegangan yang tersimpan di dalam ruangan itu. Semua orang memegang peran tertentu dalam konspirasi tersebut, bahkan Selly dan Emily yang mengaku sebagai korban, juga menikmati peran mereka sebelumnya - dengan cara menyiksa Ryanoir sesuka hati mereka."Kalian akan mati terkejut, saat mendapatkan kejutan demi kejutan yang sudah aku persiapkan. Hahaha ..."Ryan tertawa puas, menikmati perannya yang hampir saja dia lepaskan karena keinginannya untuk pensiun.Tapi kenyataannya, ia kembali menjadi seorang pembunuh handal dalam tubuh orang lain."Ryanoir, kematianmu tidak akan pernah sia-sia.""Aku pasti akan menghukum kalian berdua, dengan hukuman yang tidak pernah kalian bayangkan!" Ryan berkata dengan nada tinggi, memperingatkan dua wanita di depannya.Selly dan Emily saling berpandangan dengan rasa takut saat Ryan mengancam mereka dengan kejahatannya. Mereka tahu bahwa Ryan akan melampiaskan kemarahannya pada mereka seiring dengan ucapan yang diucapkannya. Namun, kali ini mereka merasa lebih takut dari sebelumnya.Ryan menatap keduanya dengan pandangan penuh kebencian, mencoba mencerna setiap detail dari wajah mereka. Kedua wanita itu tampak rapuh, seperti tidak lagi memiliki semangat untuk melawan atau membela diri."Kamu, Selly ... kamu benar-benar tega dan licik. Menipu suamimu dan berselingkuh dengan sepupuku sendiri! Membodohiku selama bertahun-tahun!" Ryan marah dan mulai berteriak pada Selly.Selly mengangguk dengan berderai air mata, menyadari kesalahan besar yang ia lakukan. Dia tak punya kata apa-apa untuk membela dirinya sendiri karena dia tahu bahwa semua i
Selly merintih kesakitan, tetapi Ryan tidak berhenti. Dia memperlihatkan wajahnya yang penuh kebencian sambil mencengkeram leher Selly semakin keras. Darah mulai menetes dari hidung dan mulut Selly yang telah menjadi lemas karena cengkeraman kuat itu."Rasakan ini!" teriak Ryan.Namun, tiba-tiba terdengar suara pintu rumah yang terbuka dan langkah kaki seseorang mendekat ke arah mereka. Ryan terkejut, sehingga dia berhenti memberikan cengkeraman pada wanita yang berstatus sebagai istrinya. Namun, setelah melihat siapa yang datang, dia merasa tenang kembali."Maaf, Ryan. Aku sudah pulang," ujar seorang pria yang terdengar datang dari depan pintu."Apa tugasmu sudah selesai, hingga berani pulang?" Ryan bertanya tak suka.Pria itu tidak terkejut, kemudian duduk di sofa di ruangan tersebut. Dengan wajah lelah dan lesu, pria itu melaporkan pekerjaannya yang tidak biasa.Sebenarnya, pria itu tidak pernah mengenal Ryanoir. Tapi "Ryan" sangat mengenal pria tersebut sebagai seorang "kurir" info
Ryan melihat ketakutan di mata Selly dan Emily, dan dia merasakan kepuasan dalam hatinya. Ia memang menikmati peran sebagai seorang pembunuh, sama seperti yang dulu sering ia lakukan. Namun, tiba-tiba telepon Ryan berdering."Ya, halo?" jawab Ryan setelah mengambil telepon."Maaf mengganggu, Tuan Ryanoir. Ini Adam, pengacara keluarga Anda. Ada kabar buruk dari pengadilan," kata Adam dengan serius.Ryan menatap Selly dan Emily dengan marah, saat dia menyadari bahwa telepon dari pengacara keluarganya ini akan mengganggu rencana-rencana yang sudah ia susun untuk mengurung dua wanita di dalam rumah untuk waktu yang lama."Apa yang terjadi?" tanya Ryan akhirnya."Pengadilan memerintahkan penangkapan Anda atas tuduhan pembunuhan," kata Adam."Aku, membunuh? Membunuh siapa?" tanya Ryan terkejut.Ryan merasa syok mendengar berita ini. Penangkapan seperti itu tidak pernah ada dalam kamusnya, apalagi untuk saat ini dia adalah Tuan Muda Ryanoir.Meskipun di dalam keluarganya sendiri ia tidak dipe
Ryan terus memperhatikan gerak-gerik pamannya dengan mata awas, mencari petunjuk tentang apa yang sebenarnya diinginkan oleh pamannya Ryanoir tersebut. Namun, pamannya hanya tertawa dan menyebut Ryan sebagai pemikir yang cerdas."Jadi, kau maju pesat juga. Aku pikir ..." pamannya Ryanoir tidak melanjutkan kalimatnya, tapi memperhatikan keponakannya yang memang jauh berbeda sejak terakhir kali bertemu."Jadi, apa maksud paman datang ke rumahku ini?" tanya Ryan, mencoba untuk mencari dan mendapatkan jawaban dari pamannya Ryanoir itu.Pamannya Ryanoir hanya tersenyum, lalu mengeluarkan selembar kertas dari dalam sakunya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ryan pun melirik kertas tersebut dan memperhatikannya dengan seksama. Ternyata itu adalah sebuah dokumen resmi dari pihak kepolisian yang menunjukkan bahwa Ryan telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan.Ini sama seperti yang tadi disebutkan oleh Adam, pengacara keluarga yang sudah memberikannya kabar.Ryan marah. Dia yakin ada yang
Ryan dengan cepat menyembunyikan rasa kagetnya. Apa yang ia ketahui tentang organisasi rahasia tersebut bukanlah rumor yang berkembang di kalangan elit dunia saja, namun Ryan tahu betul bahwa kekuatan dan pengaruh organisasi tersebut sangatlah besar karena ia adalah salah satu dari mereka.'Apakah pamannya Ryanoir adalah satu dari dua belas itu?' tanya Ryan dalam hati, meskipun raut wajahnya tetap tenang.Ryan sangat handal dalam mengolah perasaan sehingga apa yang ada di dalam hatinya tidak tampak dari aura wajahnya.Puk!"Jadi, Ryanoir. Bagaimana?" tanya sang paman - menepuk pundak Ryan."Jadi ..." Ryan pura-pura tidak paham.Pamannya Ryanoir tersenyum tipis, sepertinya ia tidak percaya dengan alasan yang diberikan oleh keponakannya itu. Namun, dia tidak mempermasalahkannya dan tetap melanjutkan rencananya."Baiklah, Ryanoir. Paman akan mengirimkan seseorang yang memiliki kemampuan khusus untuk membantumu. Kamu akan belajar dan bekerja sama dengan dia dalam mencari bukti-bukti yang m
Setelah pamannya Ryanoir pergi dari rumahnya, Ryan memegang kertas yang diberikan pamannya dengan erat. Dia menghela nafas dan mencoba menenangkan diri. Siapa pun orang yang akan berkunjung dan menemuinya, dia harus tetap waspada. Dia tidak tahu siapa yang akan dipertemukan dengannya, tapi dia harus siap.Tiba-tiba - sebelum Ryan masuk ke dalam rumah, seorang wanita muda berambut pirang datang dari arah belakang Ryan dengan tangan terulur ke arahnya."Hai!" seru Ryan, saat tangan wanita itu hampir menyentuh pundaknya."Eh, maaf. Aku ..."Wanita itu justru terkejut karena tidak menyangka jika reflek gerak Ryan seperti sudah terlatih secara sempurna."Siapa kamu? Dan bagaimana kamu bisa masuk?" cecar Ryan, menyelidik.Wanita itu akhirnya memperkenalkan dirinya sendiri dengan nama Lusi, orang yang akan membantunya dalam menjalankan tugas dari sang paman.Ryan merasa sedikit lega, tapi tetap saja ia harus waspada karena meskipun ternyata orang yang diutus pamannya adalah seorang wanita, ta
"Bagaimana kamu yang seorang wanita memiliki pekerjaan seperti ini?" Ryan, berusaha berbincang dengan Lusi.Saat ini, Lusi dan Ryan sedang memantau gedung perkantoran - yang menjadi target mereka, dari jauh. Mencari tahu posisi target dan pola gerak yang ada, sesuai dengan petunjuk yang telah disediakan oleh alat canggih mereka."Apakah wanita tidak boleh bekerja seperti ini?" Lusi, justru membalikkan pertanyaan pada Ryan."Eh, bukan begitu maksudku." Ryan merasa canggung karena seperti ditodong."Sudahlah, lebih baik kita berkonsentrasi."Lusi menyudahi perdebatan mereka, meminta Ryan untuk fokus pada kegiatan mereka saat ini. Wanita itu tidak mau jika apa yang menjadi tugasnya tidak selesai, apalagi mengajari Ryanoir yang tidak tahu apa-apa.Setelah memastikan lokasi target, Lusi mengajak Ryan untuk masuk ke gedung yang mereka targetkan dengan menggunakan strategi yang sudah disusun sebelumnya.Lusi adalah wanita yang cukup cantik dan seksi - mencoba mengalihkan perhatian petugas ke
Beberapa langkah sebelum sampai di tempat Lusi berada, Ryan melihat sekelebat bayangan yang mengikutinya. Dan Ryan yakin jika itu adalah mata-mata yang diutus pamannya untuk memantau dirinya dan juga Lusi. Tapi ia pura-pura tidak tahu dan terus melangkah dengan tenang menuju ke tujuan.Setelah beberapa menit, Ryan akhirnya sampai di tempat Lusi berada. Di tempat itu, Ryan melihat Lusi sedang asyik membolak-balik benda kecil yang tadi berhasil mereka ambil."Tadi ada orang yang mengikutiku" kata Ryan dengan wajah serius, begitu tiba di depannya Lusi berada."Siapa? T-api, kamu yakin jika orang itu memang mau mengikutimu?" tanya Lusi mengernyitkan dahinya."Entahlah," jawab Ryan acuh.Wanita itu cukup heran dengan sikap Ryan yang cepat sekali berubah-ubah. Kadangkala, Lusi melihat jika Ryan seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Tapi di waktu lainnya, Ryan terlihat sangat peka dan tanggap dalam keadaan yang tidak biasa.Menurut Lusi, ada sesuatu yang memang disembunyikan oleh "Tuan Muda