Share

Bab 7. Dalam Kendali

Ryan terus mencari tahu tentang keluarga Ryanoir dan segala kejanggalan yang terjadi di sekitarnya. Ia menggali informasi dari setiap sumber yang ia temui, mencoba untuk menghubungkan kebenaran yang terdapat dalam cerita tersebut.

Namun, semakin ia mendalami investigasinya, semakin ia merasa terjebak dalam kebohongan dan kecurangan keluarga Ryanoir. Semua anggota keluarga ini sepertinya memiliki motif dan kepentingan masing-masing yang tidak terlihat jelas.

Ryan mulai kehilangan harapan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Namun, ia terus mendalami investigasinya tanpa kenal lelah, bahkan meskipun ia harus mengorbankan hidupnya sebagai Ryan.

"Aku harus menyelesaikan ini, bahkan jika itu berarti aku harus mengorbankan segalanya," gumam Ryan dengan tekad yang bulat.

Satu persatu misteri terus terungkap dalam investigasi Ryan. Ia menemukan bahwa ada konspirasi jahat untuk merampok kekayaan keluarga Ryanoir dan memperkaya diri sendiri, tanpa peduli dengan konsekuensi yang muncul.

Ryan tahu ia tidak bisa melakukan tindakan yang kacau dalam mengungkapkan kebenaran, hal tersebut akan merusak rencananya. Dia memutuskan untuk menyelinap diam-diam mengumpulkan informasi dan bukti yang lebih banyak sebelum ia menyebarluaskan informasi itu ke publik. Dia mulai menyusun rencana yang matang untuk menggerebek mereka dengan saksi-saksi yang ia kumpulkan.

Setelah berbulan-bulan menjadi "Ryan" yang sebenarnya, Ryan mempersiapkan kejutan untuk membongkar kebenaran tentang semua yang sudah terjadi. Dia menemukan bahwa Emily dan Selly hanyalah salah satu "boneka" dalam permainan orang lain.

"Ini lebih dari yang aku bayangkan," kata Ryan terkejut.

***

Ryan sedang duduk di lantai atas di balik semak-semak, memperhatikan rumah keluarga Ryanoir dari jarak jauh. Dia melihat beberapa mobil keluar masuk dari garasi keluarga dan bertanya-tanya tentang aktivitas apa yang mereka lakukan hari itu.

Tiba-tiba, ia mendengar suara keras dari jalan raya di dekat sana. Dengan cepat Ryan meraih kamera dan berlari ke arah jalan. Ketika dia sampai di sana, dia melihat mobil mewah milik salah satu keluarga Ryanoir yang telah terlibat dalam kecelakaan parah.

Ryan menggunakan kameranya untuk merekam kejadian tersebut. Dia melihat mobil berserakan di jalan hingga rusak parah, dan orang yang ada di dalam mobil tersebut tidak bisa keluar. Bahkan tak lama kemudian mobil itu kebakar dan meledak.

"Semoga ini berhasil," gumamnya.

Dengan mata awas, Ryan mengerutkan kening, mencoba untuk memperhatikan apakah ada anggota keluarga Ryanoir lainnya yang terlibat dalam kecelakaan itu.

Seketika Ryan terkejut ketika ia melihat mobil mewah yang terlibat dalam kecelakaan itu dan memperhatikan bahwa itu adalah mobil milik Hadianto. Ryan langsung mematikan kameranya dan berlari menjauh saat ia yakin, jika Hadianto dipastikan meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.

"Kalian akan menemukan ajal satu persatu dalam hitungan waktu yang tidak lama lagi, karena tidak bisa lagi menutupi kebenaran tentang keadaan yang sebenarnya." Ryan berbicara sendiri dengan tegas.

Beberapa hari lalu, Ryan menemukan fakta bahwa Hadianto - yang merupakan sepupu Ryanoir, telah bersekongkol dengan Emily dan Selly. Hadianto juga yang menyetir kedua wanita tersebut, bahkan menjadi selingkuhan Selly selama menjadi istrinya Ryanoir.

Itulah kenapa, Ryan memutuskan untuk balas dendam pada Hadianto dengan cara klasik seperti kecelakaan yang baru saja terjadi tadi. Padahal sebenarnya kecelakaan tersebut ia sendiri yang merekayasa.

"Ini terlalu mudah," gumamnya bangga.

Jika pembunuhan berencana dengan rekayasa seperti kecelakaan itu, tentunya sangat mudah bagi Ryan yang mantan pembunuh bayaran paling sukses pada masanya.

Namun, Ryan juga merasa ada yang tidak beres. Meskipun Hadianto adalah bagian dari konspirasi, terlihat seperti kecelakaan itu terlalu nyata dan bukan hanya untuk sebuah rekayasa.

"Aku harus segera bertindak lagi, tapi tentunya akan lebih berhati-hati."

Setelah berpikir dan mempertimbangkan sekali lagi, Ryan memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga Ryanoir untuk mencari tahu lebih lanjut. Seperti biasa, ia menggunakan jalan belakang dan mencoba untuk tidak terlihat oleh penjaga yang berjaga di depan rumah.

Sekali lagi, Ryan memanjat pagar dan masuk ke rumah tanpa diketahui oleh penjaga. Namun, kali ini ia menyamar sebagai pegawai kebersihan. Setelah masuk, dia membuka sejumlah pintu dan menyelinap ke ruangan yang memungkinkan dia untuk mendengarkan percakapan yang sedang berlangsung.

"Itu adalah pamannya Ryanoir," gumamnya saat melihat seorang laki-laki setengah baya.

Ryan mencocokkan semua profil keluarga Ryanoir yang sudah terekam sempurna di dalam otaknya.

Sekarang ia menemukan bahwa keluarga Ryanoir sebenarnya memiliki konspirasi yang lebih besar dari yang ia kira sebelumnya. Mereka ingin membangun kerajaan bisnis yang lebih besar lagi dan siap mengorbankan siapa saja yang menghalangi tujuan mereka.

"Dasar manusia-manusia serakah!"

Ryan terkejut mendengar hal ini dan memutuskan untuk segera pergi sebelum ketahuan. Ia akan membalas dendam pada pamannya Ryanoir, dengan caranya.

Sekarang ia pulang ke rumah, menemui Selly dan Emily. Ia akan melampiaskan kemarahannya pada dua wanita tersebut.

"Mereka adalah budakku sekarang, hahaha ..."

Tawa Ryan terdengar menyeramkan saat dia menyetir mobil menuju pulang. Ia akan menyiksa dua wanita tersebut, dengan caranya sendiri.

Ryan tiba di rumah dan menemukan Selly dan Emily duduk di ruang tamu. Kedua wanita itu tampak menatapnya dengan tatapan takut dan ketakutan di mata mereka.

Kedua wanita itu memang bebas berada di rumah ini, tapi tentu saja sudah tidak lagi sama seperti dulu. Mereka hanya dianggap sebagai budak yang bisa diperintah dan diperlakukan sesuka hati Ryan. Bahkan para pelayan di rumah ini sudah dihentikan Ryan, dan semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh Selly dan Emily sendiri.

"Kalian berdua selalu menjadi bagian dari konspirasi keluargaku, bukan?" Ryan bertanya, menghampiri mereka dengan pandangan yang tajam.

Selly dan Emily saling pandang, lalu sesaat kemudian mengangguk dengan sedih.

"Iya, Ryan. Tapi kami hanya menjadi korban dari situasi ini," jawab Selly dengan memasang wajah sedih.

"Cih! Korban?" bentak Ryan.

"Berselingkuh dengan Hadianto juga korban?" Ryan mengingatkan kelakuan istrinya, saat memiliki hubungan khusus dengan sepupunya.

Selly terkejut mendengar pertanyaan tersebut. Dia tidak pernah menyangka jika Ryanoir mengetahui permainannya, begitu juga dengan Emily yang tidak mengetahui secara pasti darimana Ryan mengetahui rahasia tersebut.

Kedua wanita itu juga belum mengetahui kondisi Hadianto, yang sudah meninggal dunia dalam kecelakaan maut yang dialaminya beberapa waktu lalu.

Tapi Ryan hanya mengangguk dan memperhatikan kedua wanita itu, lalu ia merasakan ketegangan yang tersimpan di dalam ruangan itu. Semua orang memegang peran tertentu dalam konspirasi tersebut, bahkan Selly dan Emily yang mengaku sebagai korban, juga menikmati peran mereka sebelumnya - dengan cara menyiksa Ryanoir sesuka hati mereka.

"Kalian akan mati terkejut, saat mendapatkan kejutan demi kejutan yang sudah aku persiapkan. Hahaha ..."

Ryan tertawa puas, menikmati perannya yang hampir saja dia lepaskan karena keinginannya untuk pensiun.

Tapi kenyataannya, ia kembali menjadi seorang pembunuh handal dalam tubuh orang lain.

"Ryanoir, kematianmu tidak akan pernah sia-sia."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status