Share

Bab 6. Mencari Tahu

Emily dan Selly terlihat cemas karena terbongkar tanggung jawab mereka atas kematian Diana. Ryan merasa sangat marah dan kecewa karena mereka melakukan hal yang sangat jahat dengan membunuh saudaranya sendiri.

"Kalian melakukan itu untuk apa? Apakah ini semua hanya tentang uang?" tanya Ryan dengan nada yang penuh amarah.

Emily dan Selly tidak dapat berkata-kata karena kesalahan mereka terbuka. Ryan terus meminta penjelasan dari mereka, tapi mereka tetap diam.

"Tidak akan ada yang terjadi pada kalian jika kalian memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi," ucap Ryan dengan nada yang lebih tenang, mencoba mencari tahu alasan mereka.

Setelah tertunduk dalam diam selama beberapa saat, Emily akhirnya memutuskan untuk memberitahu kebenaran tentang rencana mereka untuk memanipulasi Ryan dengan kepura-puraannya. Keduanya berusaha untuk memanfaatkan amnesia Ryan agar ia menandatangani surat wasiat yang menguntungkan mereka.

"K-ami ... kami tahu kalau kamu sedang mengalami amnesia, dan kami pikir kami bisa memanfaatkan kondisi tersebut. K-ami hanya ingin mendapatkan manfaat finansial dan lebih banyak uang melalui surat wasiat itu, sedangkan Diana ingin merusak rencana kami," kata Emily dengan terbata-bata.

"Diana bahkan tidak mengatakan apapun rentang kalian!" bentak Ryan.

Ryan merasa sangat kesal karena mereka berdua hanya memikirkan keuntungan finansial dan tidak peduli dengan apa pun. Dia merasa sangat marah dan tidak bisa mengampuni mereka untuk membunuh saudaranya sendiri hanya untuk uang.

Padahal pada kehidupannya sebagai "Ryan" yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran, tidak pernah memikirkan hal apapun kecuali selesainya misi yang diembannya.

"Tindakan kalian sangat kejam dan tidak dapat dimaafkan. Aku akan memastikan bahwa kalian berdua akan mendapatkan ganjarannya! Aku akan mengambil langkah-langkah sesuai dengan keinginanku, sebab hukum tidak akan mampu membuat kalian jera!" ucap Ryan dengan tegas.

Emily dan Selly terkejut mendengar perkataan Ryan yang jauh berbeda dari biasanya. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di hati dan pikiran mereka berdua, hingga keduanya saling pandang dalam ketidak pastian.

Sepertinya, Ryan punya rencana sendiri untuk memberikan hukuman pada istri dan ibu mertuanya itu. Ia akan melakukannya hukuman yang tidak biasa, sebab kelakuan mereka berdua juga yang menyebabkan Ryanoir tidak berdaya hingga akhirnya meninggal dunia.

Dalam hal ini, Ryan ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang bagaimana keluarga Ryanoir yang asli atau kandung sehingga membiarkan "Tuan Muda" mereka berada dalam lingkungan keluarga istrinya yang tidak sehat secara mental karena sering menyiksanya hingga akhirnya meninggal dunia.

"Pasti ada yang tidak beres dengan keluarga Ryanoir," gumam Ryan.

"Tapi untuk sementara waktu, aku akan menyiksa dua wanita itu untuk menerima hukuman. Aku ingin memastikan mereka bicara, siapa tahu ini ada kaitannya dengan keluarga Ryanoir sendiri."

Ryan justru curiga dengan keluarga kandung Ryanoir yang terkesan tidak peduli dengan keadaannya, dan hanya memberikan dukungan secara finansial saja tanpa mau tahu keadaan yang sebenarnya dialami Ryanoir.

Setelah mengeluarkan ancamannya, Ryan meninggalkan ruangan menuju ke tempat di mana ia telah menahan Emily dan Selly. Dengan tergesa-gesa, ia mendatangi ruangan kecil yang ia siapkan untuk menyiksa kedua wanita itu.

Saat ia membuka pintu, Emily dan Selly terlihat ketakutan dan cemas. Mereka sama-sama berteriak memohon pada Ryan agar tidak menyiksa mereka. Namun, Ryan tidak merespon dan terus berjalan dengan pasti ke arah mereka.

"Tolong ... beri kami kesempatan! Aku Ibu mertuamu, Ryan!" teriak Emily, mencoba untuk menenangkan Ryan.

"Tolong, Ryan! Kami sungguh menyesal! Bukankah aku istrimu?" tambah Selly mengingatkan statusnya sebagai istrinya.

"Cih! Aku tidak punya istri dan ibu mertua macam kalian!" umpat Ryan.

Tak hanya itu, Ryan juga memandang mereka dengan mata tajam yang penuh dendam. Ia sangat marah dan kecewa dengan perbuatan mereka. Namun, ia tahu bahwa sebagai seorang pembunuh bayaran, siksaan tidak akan memecahkan masalah apapun. Sebaliknya, itu hanya akan membuat ia terlihat tidak profesional.

Ryan merenung sejenak dan memutuskan untuk mengambil tindakan yang berbeda. Ia telah memiliki rencana yang lebih bijaksana untuk menghukum Emily dan Selly.

"Dengar, kalian berdua," kata Ryan dengan nada tegas, membuat kedua wanita itu merinding.

"Kalian berdua mungkin akan mendapatkan hukuman yang pantas untuk apa yang kalian lakukan, tapi tidak dengan cara yang kalian bayangkan."

Emily dan Selly saling pandang takut, tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka. Melihat sosok Ryan yang ada dihadapan mereka saat ini, sungguh jauh berbeda dengan sosok Ryan yang dulu.

Ryan tersenyum miring melihat keduanya yang terlihat ketakutan, saling merangkul satu sama lain.

"Aku memiliki rencana. Kalian berdua akan bekerja untukku selamanya tanpa upah dan kebebasan," terang Ryan.

"Dengan demikian, aku yakin ini lebih baik daripada kalian terus menerus merasa bersalah dan merasa takut akan hukuman yang akan diterima jika ditangkap polisi. Iya, kan?" tanyanya pada istri dan ibu mertuanya, tapi dengan nada sinis.

Emily dan Selly kaget mendengar rencana Ryan. Mereka sama-sama tidak tahu harus bereaksi apa. Namun, pada akhirnya mereka sepakat untuk mengikuti rencana Ryan dan bekerja untuknya selama yang diinginkan oleh Ryan, karena dengan demikian mereka masih bisa menyusun rencana sambil jalan.

Dari sini Ryan mulai menyelidiki satu persatu keluarga Ryanoir dan juga keluarga istrinya. Dia tidak pernah percaya dengan satu orang pun, pengalamannya di masa lalu sebagai seorang pembunuh bayaran yang dikhianati oleh orang yang paling ia percaya.

Dia masih bersyukur karena diberikan kesempatan untuk hidup dalam tubuh Ryanoir yang sebenarnya sudah meninggal dunia, untuk mengetahui lebih banyak hal yang tidak dia ketahui sebelumnya.

***

Ryan memulai penyelidikannya dengan mengumpulkan bukti-bukti dan melakukan penyelidikan dengan sejumlah orang yang mengenal keluarga Ryanoir, termasuk teman-teman dekat Diana ataupun rekan kerjanya.

"Yang saya tahu, keluarga Tuan Muda Ryanoir adalah milyader yang tidak tersentuh." Seseorang memberikan keterangan.

"Sebenarnya keluarga Ryanoir itu kaya raya, memiliki banyak usaha dan bisnis. Tapi, seberapa banyak dan seberapa besar tidak pernah ada yang bisa menghitung." Yang lain memberikan jawaban yang hampir sama.

"Tapi untuk anggota keluarga Ryanoir sendiri, saya tidak pernah mendengar berapa jumlahnya dan siapa saja mereka."

Semakin banyak Ryan mengetahui tentang keberadaan keluarga Ryanoir, semakin banyak misteri yang terungkap. Dia juga menemukan konflik yang merajalela di antara para anggota keluarga, seperti persaingan bisnis yang ganas, dan kelemahan mental yang menyerang banyak orang di keluarga tersebut.

Ryan merasa semakin kesulitan untuk mengungkapkan semua rahasia dan kebenaran yang seperti sengaja disembunyikan.

"Ini terlalu rumit, bahkan lebih rumit dari misi membunuh." Ryan membuat kesimpulan.

"Sepertinya ada rencana-rencana kudeta yang belum tampak keluar," gumamnya lagi.

Semakin dipikirkan, Ryan merasa semakin tertantang untuk mencari tahu tentang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan kecurigaannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status