"Jadilah Pacarku, aku akan memberikanmu segalanya, uang dan fasilitas lainnya. Tapi tidak untuk sebuah Pernikahan!" Tak sengaja menghabiskan malam bersama atasannya, membuat Anna Larasati kehilangan kesucian yang telah dia jaga selama bertahun-tahun. Bahkan dia juga di tuduh sengaja menjebak. Karena tak terima dengan tuduhan yang di lontarkan padanya, membuat Anna memutuskan untuk resign sebagai sekertaris dari seorang pengusaha yang bernama Daren. Namun bukannya di setujui, Anna malah mendapatkan sebuah tawaran. Agar dirinya mau menjadi kekasih Dengan kondisi Anna yang tengah terjepit saat membutuhkan uang demi biaya pengobatan ibunya. Membuat dia terpaksa menerima tawaran dan transaksi tubuh yang memberikan imbalan cukup tinggi. Seiring berjalannya waktu, cinta mulai tumbuh di dalam hati keduanya. Anna selalu menjadi candu baru bagi Daren. Begitu juga dengan Daren yang tak bisa melupakan Anna. Sampai keduanya menjalin hubungan secara diam-diam. Hal pahit harus di ketahui oleh Anna, jika Daren ternyata pria beristri. Mampukah Anna melanjutkan cinta terlarang dengan bosnya? atau malah sebaliknya? Yuk simak kisahnya.
Lihat lebih banyakBeberapa jam kemudian, Anna dan Dirga akhir sampai di perusahaan. Dirga begitu sigap membuka pintu mobil untuk wanita pujaan hatinya. "Anna, kita sudah sampai," ucap Dirga yang pandangannya tak pernah lepas dari Anna. Anna tersenyum lalu perlahan mulai turun dengan perasaan yang sebenarnya tidak enak. "Terima kasih tuan, karena sudah mau memberikan aku tumpangan," ungkap Anna. Dirga lagi-lagi mengingatkan Anna untuk tidak selalu sungkan padanya. Tapi sebagai rekan yang baru kenal, tetap saja Anna merasa sangat canggung dan belum terbiasa. "Anna, aku sangat senang bisa kenal lebih dekat denganmu. Jangan sungkan lagi pada oke," Pinta Dirga. Anna hanya menganggukkan kepala dan mereka berdua berjalan menuju pintu utama perusahaan. Daren yang kebetulan juga baru datang, dia sangat terkejut saat melihat Anna yang kembal terciduk bersama dengan Dirga. Membuat dia semakin kesal dan sangat emosi. Dengan langkah lebarnya, Daren berjalan menghampiri Anna dan menatap tajam ke arah
"Jawab aku mas? kamu hanya bercanda kan?" Renata sengaja bertanya lagi untuk memastikan. Daren yang sebenarnya sudah cukup lelah, pria tampan itu pun mendengus kesal lalu menjawab pertanyaan yang di lontarkan padanya. "Iya, lebih baik kita akhiri saja Renata," jawab Daren. Kedua bola mata Renata membulat, sungguh dia tidak ingin kehilangan sosok suami idamannya selama ini. Meskipun Daren belum membuka hati tapi Renata tidak ingin menyerah. Dan ingin tetap mempertahankan statusnya. "Tidak! aku tidak ingin bercerai mas Daren. Kamu harus ingat jika ayahku sudah berpesan jika kamu harus menjaga dan membahagiakan aku sebagai istrimu" tegas Renata tak terima dengan emosi yang meluap-luap. Daren terdiam, dia seolah dilema dan terlihat bingung karena apa yang di katakan oleh Renata ada benarnya dan mengingatkan janjinya pada sang ayah. Ketika kedua insan itu tengah berdebat di dalam kamar, tiba-tiba saja ponsel Renata berdering terlihat beberapa pesan masuk. Seketika Renata sege
Pagi hari yang cerah, cahaya matahari menyinari gordeng. Anna yang baru saja selesai mandi dia terdengar muntah-muntah yang terdengar cukup sering. Bu Ratih yang baru saja ingin membangunkan putrinya, untuk mengingatkan bekerja. Wanita paruh baya itu pun menyergitkan dahi saat berada di depan pintu. Tok ..tok.... "Anna! kamu kenapa nak?" tanya Bu Ratih yang terdengar sangat cemas. Ketika mendengar putrinya yang muntah-muntah tidak seperti biasanya. Mendengar suara ibunya, Anna tersontak. Dengan kedua bola mata yang membuat. "Ibu, gawat, jangan sampai ibu curiga kalau aku saat ini sedang hamil," gumam Anna yang terlihat sangat gelisah. Tanpa membuang waktu lagi, Bu Ratih terpaksa masuk ke dalam kamar. Dan memastikan kondisi putri kesayangannya. Sampai Anna yang berada di kamar pun terkejut saat ibunya membuat pintu dan menghampirinya. "Ibu!" pekik Anna. "Kamu kenapa Anna, ibu dengar dari luar kamu muntah-muntah seperti itu?" Bu Ratih bertanya karena dia begitu penas
Sesampainya di meja makan, Daren dan Renata mendapatkan beberapa pertanyaan dari tuan Wijaya, yang tetap keuekeuh dengan permintaannya. "Kapan kalian akan memberikan keluarga ini seorang cucu?" tanya pria paruh baya itu dengan nada penuh penekanan. Daren dan Renata saling menatap, terutama Renata yang begitu kesal dan sedih. Ingin rasanya dia berkata pada ayah mertuanya jika Daren lah yang sama sekali tidak pernah menyentuh dirinya sebagai seorang istri. "Ayah bersabar saja mungkin nanti juga akan mendapatkan seorang cucu." Jelas Daren dengan nada sedikit acuh. Melihat sikap acuh tak acuh Daren, membuat tuan Wijaya kesal dan sedikit menggertak putra kesayangannya itu. "Ck, kau selalu saja menjawab seperti itu, kalian menikah sudah mau hampir tiga tahun. Sampai kapan terus memberikan harapan palsu pada keluarga," ketus tuan Wijaya. Daren yang sudah sangat bosan di tekan terus, membuat dirinya ingin sekali berterus terang jika dirinya sebenarnya tidak mencintai Renata mel
Sesampainya di rumah, Daren sudah di tunggu oleh Renata yang terlihat kesal mengingat sang Suami pergi begitu saja tanpa mengatakan mau ke mana membuat Renata mencecar beberapa pertanyaan. "Mas Daren! sebenarnya kamu habis dari mana mas? susah payah aku tadi berdandan cantik hanya untuk menemani kamu ke pesta tapi kamu malah pergi gitu aja ninggalin aku," Renata meluapkan kekesalan dalam hatinya. Karena bagaimana bisa Daren lebih peduli pada Anna yang notabene sekertaris baru sedangkan dirinya sebagai seorang istri sah. Daren menghela nafas panjang, ingin rasanya dia berterus terang pada Renata jika selama mereka menikah, dia tidak pernah memiliki perasaan cinta. Tapi mengingat jasa ayah Renata yang di sampaikan oleh ayahnya membuat lelaki tampan itu terlihat sangat dilema. "Sudah aku bilang tadi aku ada urusan penting sebentar. Jadi lebih baik jangan besarkan masalah ini dan mengajak aku untuk berdebat," peringat Daren sembari melingkarkan dasi dan melemparkannya ke sembarang
Sesampainya di depan rumah Anna, Daren memarkirkan mobil. Lalu menatap tajam pada wanita yang selalu menjadi candunya akhir-akhir ini. "Sudah malam, sekarang masuklah. Aku akan menunggu untuk memastikan kamu masuk ke rumah," perintah Daren dengan nada arogan. Anna menghela nafas panjang, saat mendengar perkataan sang bos. Yang sudah sangat berat untuk dia patuhi. "Baiklah tuan, tapi sebenarnya ada yang ingin aku katakan pada anda, dan aku harap anda tidak akan marah atau tersinggung," kata Anna sedikit meragu. Daren mengerutkan kedua alis tebalnya, lalu menyuruh Anna untuk mengatakan hal apa itu, karena dia juga sedikit penasaran. "Memangnya, apa yang ingin kamu katakan Anna, sudah cukup kamu membuat aku marah dengan pergi ke pesta dengan Dirga," ketus Daren. Anna menarik nafas dalam-dalam, lalu mengeluarkanya pelan. Dengan tubuh gemetar Anna pun mulai to the point mengutarakan permintaan. "Tuan, aku tahu anda sudah membantu biaya pengobatan ibu beberapa bulan yang lalu
Daren menatap tajam pada Dirga, saat Dirga mengingatkan tentang status dirinya. Yang membuat Dirga terheran karena bos atau kakak sepupunya terus memaksa Anna untuk pulang bersama. Tentu saja dengan tegas Anna menolak, karena sudah tak ingin lagi mempunyai komunikasi atau hal-hal yang mengarah padanya Dare. "Ayo Anna, aku sudah bilang padamu jangan dekat dengan pria lain, karena aku tidak suka," Bentak Daren Sembari menarik tangan Anna dan memutuskan ini agar tidak menganggu dirinya lagi. Anna berusaha memberi penjelasan ini pada sang bos, tapi Daren tidak mau terima dan memaksa bahkan sampai sedikit memaksa agar mau pergi dengannya. "Tuan, tolong jangan seperti ini, aku sudah lelah dan aku ingin menjalani hari-hari dengan tenang," Anna berusaha menjauh dari sang bos. Tentu saja Daren merasa kesal dengan sedikit kasar, dia menyuruh Anna duduk dengan patuh. Lalu bersiap untuk pergi dari sana, Dirga yang masih mematung saat melihat Anna dan Daren sudah pergi membuat kesal da
Wajah Anna memucat setelah keluar dari ruangan Dokter, Dirga yang kebetulan mengantar dia segera menghampiri dan mencecar beberapa pertanyaan. "Anna! bagaimana kondisi kesehatanmu?" tanya Dirga yang begitu antusias. Anna terdiam, rasanya dia tidak mungkin mengatakan hal pribadi pada rekan kerja yang baru-baru ini dia kenal. Apa lagi tentang kehamilan yang membuat dirinya juga terkejut. "Tuan Dirga terima kasih karena sudah mengantar saya ke sini, tapi aku tidak papa hanya masuk angin dan kelelahan saja," jawab Anna berbohong. Melihat rona wajah Anna yang pucat, membuat Dirga yakin jika Anna sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi dia tidak ingin memaksa Anna untuk jujur. "Sebaiknya aku menyelidikinya sendiri nanti, kalau aku terlalu mendesak, yang ada dia nanti merasa tidak nyaman," Racau Dirga dalam hati. Melihat jam yang sudah larut, Anna memutuskan untuk pulang sesuai permintaan sang ibu, yang rusak ingin membuat khawatir. "Tuan, sepertinya saya tidak bisa lagi
Ketika Anna tengah mempromosikan beberapa hal tentang produksi perusahaan, tiba-tiba saja kepalanya terasa sangat pusing. Bahkan wajahnya tiba-tiba memucat. Hingga Anna hampir saja terjatuh. Namun beruntung, Dirga segera meraih dan menahan pingangnya. Sampai membuat Daren yang berada di sana sangat terkejut. "Anna! kamu kenapa?" tanya Dirga cemas dan panik. Semua para klien dan beberapa rival Daren ikut panik, saat melihat Anna yang terlihat sangat lemas. Sampai mereka menyarankan agar Anna di bawa ke klinik. Dirga yang sangat cemas dan terlebih lagi saat ibu Anna menitipkan, membuat dia merasa lebih bertanggung jawab akan Anna. Tanpa membuang waktu lagi Dirga segera meminta ijin pada Daren. "Tuan Daren, saya ingin meminta ijin untuk membawa Anna ke klinik terdekat," ucap Dirga pamit. Daren yang masih berdiri mematung hanya menatap tajam dan tidak suka pada Dirga, yang sudah lancang menyentuh Anna di depan matanya. "Sial, berani sekali dia menyentuh Anna," geram Dar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.