Share

Tingkah Tak Terduga

Naina terdiam. Wanita itu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Tentu saja Naina tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Bintang untuknya. Pastinya ada rasa panik dan juga takut yang seketika menjalar dalam benak Naina saat itu juga.

Bintang sendiri kembali tersenyum sinis begitu melihat reaksi yang ditunjukan wanita di sebelahnya. Ada kepuasan tersendiri dalam benak sang aktor kala melihat wajah tertekan pada diri Naina. Inilah yang Bintang harapkan, membuat Naina terus tertekan sebagai wujud balas dendamnya.

"Tidak perlu panik berlebihan seperti itu," ucap Bintang beberapa saat kemudian.

"Aku tidak akan langsung memberi tahu orang tuaku tentang siapa kamu sebenarnya. Biarkan mereka tahu sendiri kenyataannya suatu hari nanti."

Apa yang dikatakan Bintang, sudah pasti mengusik telinga Naina, sampai wanita itu kembali menatap sang aktor. "Apa maksud kamu?" tanya Naina dengan tatapan menuntut penjelasan.

"Masa gitu aja kamu tidak maksud sih, Nai?" ejek Bintang, "baiklah, biar aku jelaskan. Intinya, aku tidak akan memberi tahu keluargaku secepat itu, tentang sosok yang pernah membuat aku depresi."

Naina sedikit tertegun. Matanya menatap penuh tanya pada pria yang menatap lurus ke arah depan. Naina sungguh tidak mengerti, apa yang ada di kepala aktor tersebut.

Bintang sendiri melirik Naina. Namun, setiap pria itu melirik, akan ada senyum sinis yang Bintang kembangkan.

"Kalau kamu mau ngomong langsung sama mereka ya silahkan, ngapain pakai ditunda segala?" seketika Bintang terkesiap mendengar ucapan wanita yang saat ini kembali menatap arah lain. Bintang bahkan sampai menoleh dan menatap tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Kamu nantangin?" saat itu juga Bintang berkata dengan suara yang lebih tinggi dari sebelumnya.

"Bukannya kamu sengaja mengikatku dengan sebuah perjanjian agar aku hidup susah? Ya sekalian aja kamu kasih tahu seluruh keluarga kamu untuk nyiksa aku, biar kamu puas sekalian. Tanggung amat, mau bikin susah aja pakai sandiwara segala."

"Apa!" pekik Bintang semakin tak percaya. Mata pria itu bahkan seketika melebar karena cukup terkejut dengan apa yang dia dengar. "Kamu serius?" tanya sang aktor merasa tertantang.

"Apa kamu mendengar aku sedang berbohong? Kalau mau bikin menderita anak orang ya sekalian aja, nggak usah nanggung. Jangan pakai drama, pakai bertele-tele," Naina kembali melempar ungkapan dan membalas tatapan tajam kepada Bintang sampai Bintang semakin dibuat terkejut.

"Nantangin nih bocah. Punya nyali juga kamu," seketika sikap Bintang berubah menjadi sikap meremehkan.

Naina mendengus kasar lalu dia memilih diam. Wanita itu tidak lagi mau berdebat karena setelah dipikir-pikir saat ini dia hanya berdua dengan Bintang.

Naina takut jika terus memancing amarah Bintang, maka terjadi hal yang tidak diinginkan, kala Naina mengingat kalau saat ini Bintang sedang dalam misi membalaskan dendam kepadanya.

Bintang sendiri juga memilih diam. Meski sesekali dia menggerutu dengan segala umpatan, tapi suaranya sampai tak terdengar di telinga Wanita yang bersamanya. hingga beberapa jam setelah menempuh puluhan kilo meter perjalanan, Bintang merubah arah mobilnya.

"Kita mau kemana? Kenapa malah belok?" kali ini Naina memberanikan diri untuk bertanya karena wanita itu cukup terkejut dengan arah yang diambil Bintang.

"Mau makan," jawab Bintang ketus. Dan jawaban singkat itu cukup membuat Naina terperangah.

Benar saja, setelah beralih arah beberapa puluh meter, mobil yang dikendarai Bintang berhenti pada sebuah rumah makan bergaya pedesaan. Pria itu segera mengambil topi dan masker untuk menutupi wajahnya.

Padahal Bintang sudah mengenakan hoddie berpenutup kepala. Tapi demi menjaga kenyamanan dirinya, Bintang harus memakai pengaman tambahan untuk menutupi wajahnya.

"Nanti kamu yang pesan makanan, aku nggak mau ada yang lihat aku di sini. Yang ada nanti malah jumpa penggemar dadakan," titah Bintang.

Tanpe menunggu kata setuju dari Naina, sang aktor langsung turun dari mobil. Begitu juga Naina, seteleh wanita itu mendengus sebal, dia juga segera turun dari mobil.

Naina hanya bisa menggerutu sebagai ungkapan rasa kesalnya sembari mengikuti langkah Bintang mencari tempat yang nyaman.

Mungkin karena sudah malam, jadi rumah makan yang dikunjungi Bintang tidak terlalu ramai. Hal itu membuat Bintang merasa lebih aman, meski dia juga tetap bersikap waspada.

Setelah duduk di salah satu gubug, Naina langsung memesan beberapa makanan yang sebelumnya sudah ditunjukan oleh Bintang.

Hening pun melanda keduanya. Mereka memilih sibuk memainkan ponsel masing-masing sembari menunggu hidangan yang mereka pesan.

Seandainya tidak ada dendam diantara mereka, mungkin saat ini mereka sedang membicarakan sesuatu yang seru atau berbagi pengalaman masing-masing.

"Kenapa makanannya lama banget sih?" gerutu Naina setelah menunggu sekian menit, tapi hidangan yang mereka pesan tidak kunjung datang.

"Ya wajarlah lama, orang yang di pesan juga masaknya dadakan," Bintang yang mendengar keluhan Naina langsung berkata dengan suara ketus.

"Aku tahu," balas Naina kesal.

"Udah tahu, ngapain tanya," balas Bintang tak kalah sengit, membuat Naina memilih mengalah dengan segala rasa kesal yang dia tahan.

Tak lama kemudian beberapa hidangan pesanan mereka pun datang. Tanpa membuang waktu lagi, mereka langsung menikmatinya karena memang keduanya sudah sangat kelaparan.

"Di depan artis terkenal dan cowok tampan, kok makannya gitu amat, Nai? Nggak ada feminim-feminimnya sama sekali," celetuk Bintang yang sudah tidak tahan ingin mengomentari tingkah Naina, setelah dari tadi dia diam-diam memperhatikan cara makan Naina.

"Emang kenapa? Aku harus sok imut dan sok manis gitu, gara-gara makan di depan artis?" balas Naina nampak begitu cuek, "bukankah dulu, alasan kamu menyukaiku karena aku tidak pernah sok cantik di depan cowok, jika sedang makan?"

"Yah, dan aku nyesel pernah ngomong kayak gitu sama kamu," balas Bintang tak kalah ketus.

Bibir Naina kembali mencebik, dan dia tetap acuh. Dengan lahap wanita itu kembali menikmati hidangannya. Tentu saja diam-diam Bintang juga memperhatikan tingkah wanita yang duduk di depannya.

Hingga, kala Bintang melihat sesuatu di bibir Naina, secara naluri yang datang tiba-tiba, tangan pria itu bergerak mengambil selembar benda tipis berwarna putih lalu menempelkannya pada bibir Naina.

Saat itu juga gerakan tubuh Niana dan Bintang juga terhenti kala menyadari apa yang terjadi pada mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status