Share

Bab 2

“Ada masalah?” tanya Samuel sambil memandang Grace.

Grace membuka mulutnya, tetapi dia bingung bagaimana cara menjelasnya. Rasa takut Samuel akan salah paham juga menghantuinya, jadi dia hanya membalas, “Tidak. Ayo kita pergi.”

Toh, sudah saatnya Grace menghadapi ini.

Di tengah perjalanan, Grace menerima panggilan dari Ethan.

Melihat cahaya yang terus berkedip di layar, ekspresi Grace membeku, seolah-olah dia melihat dirinya sendiri selama delapan tahun terakhir.

Sebelumnya, Grace yang selalu menghubungi Ethan, memberikan dukungan dan menanyakan keadaannya.

Namun, Ethan tidak pernah meneleponnya duluan.

Bahkan saat sakit dan harus dioperasi, Grace juga tidak pernah mendengar ucapan perhatian dari Ethan.

Namun sekarang, untuk kepentingan Lily, Ethan sampai menelepon Grace berkali-kali.

Perbedaan perlakuan antara satu orang dengan yang lainnya sungguh terasa.

“Kamu tidak mau mengangkatnya?” tanya Samuel yang duduk di kursi penumpang sambil menghadap ke luar jendela dengan mata tertutup.

Grace melihat wajah tampan pria itu. Meskipun tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas, Grace mulai menyadari bahwa Samuel merasa terganggu.

Setelah berpikir beberapa saat, Grace akhirnya menekan tombol untuk menerima panggilan itu.

Belum sempat berbicara, suara marah Ethan yang menggebu-gebu terdengar dari ujung telepon.

“Grace! Datang ke rumah sakit sekarang juga! Apa kamu tahu ada berapa banyak ahli yang sedang menunggumu? Apa kamu tahu betapa menderitanya kondisi Lily sekarang? Kenapa kamu begitu egois? Aku sudah setuju untuk menikahimu, apa lagi yang kamu inginkan?” teriak Ethan.

Senyum pahit merekah di bibir Grace.

Meskipun sudah tahu bahwa Ethan tidak menyukainya, Grace tidak pernah membayangkan bahwa gambaran dirinya di mata Ethan begitu buruk.

Jika begitu ….

“Bukankah kamu sudah tahu apa yang aku inginkan?” Mata Grace berubah dingin. “Aku ingin cintamu. Bisakah kamu memberikannya?”

“Dasar tidak tahu malu!” balas Ethan dengan hina. “Aku tidak akan pernah mencintai wanita sepertimu! Grace, kalau kamu datang sekarang, masih ada kesempatan bagimu untuk menjadi nyonya muda Keluarga Hayes. Tapi kalau kamu terlambat, aku akan membuatmu kehilangan segalanya!”

Grace menengadah, air mata yang terasa pedih mengalir ke dalam hatinya. “Aku sudah menikah,” balas Grace.

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Grace menutup teleponnya.

Ini adalah pertama kalinya Grace yang menutup telepon terlebih dulu.

Ternyata, rasanya tidak perlu menunggu dengan rendah hati, sangat memuaskan.

Di sisi lain telepon, Ethan tersentak keras, kemudian mengeluarkan tawa kesal.

Menikah?

Grace, yang selama ini begitu bersikeras ingin menikah dengannya, bagaimana mungkin menikah dengan orang lain?

Grace sudah semakin licik, wanita ini berencana menggunakan pernikahan palsu untuk bernegosiasi dengannya.

Ini sangat menakutkan!

Setelah telepon ditutup, suasana di dalam mobil menjadi tegang.

Samuel yang selama ini memandang keluar jendela dengan kesal, mengangkat jarinya yang panjang dan menekan pelipisnya.

Suara telepon Grace yang terlalu keras membuat Samuel mendengar percakapan mereka dengan jelas.

Selain itu, suara pria dari telepon itu terdengar tidak asing.

Samuel merasa seolah-olah pernah mendengar suara itu sebelumnya.

“Tidak heran kalau kamu tidak menyukai pria,” kata Samuel. Suaranya merdu seperti anggur yang penuh rasa.

Menyadari bahwa ada yang memahami kondisinya, air mata yang sudah ditahan Grace dari tadi langsung jatuh begitu saja.

Grace menengadahkan wajahnya, berusaha keras untuk menahan tangisnya dan berkata sambil gemetar, “Semua pria itu berengsek!”

Samuel tidak menjawab. Dia hanya menoleh sekilas ke arah Grace dengan tatapan yang tajam.

Tubuh gadis itu gemetar, tangannya memegang kemudi dengan erat dan urat-urat biru terlihat jelas di atas punggung tangannya yang pucat. Kemarahannya sudah mencapai titik puncak.

Meskipun begitu, matanya yang berair itu penuh dengan keteguhan, seperti burung foniks yang dilahirkan kembali dalam api. Dia tampaknya tidak takut menghadapi tantangan apa pun, bertekad untuk memecahkan belenggu dan terbang menuju langit.

Samuel merasa tergerak hatinya dan tanpa berpikir panjang, dia berkata, “Biar aku saja yang mengemudikan mobil ini.”

Grace yang sedang dalam kebingungannya, terdiam sejenak.

Karena tidak berani memandang kedua mata yang jernih itu, Samuel menolehkan kepalanya sedikit dan berkata, “Aku tidak ingin mati kecelakaan.”

Grace hanya terdiam.

Kedua orang itu menukar tempat duduk, kemudian perjalanan menuju rumah Grace berlangsung kembali dalam keheningan.

Ketika mereka tiba di depan pintu rumah, Grace akhirnya berhasil untuk tenang kembali.

Dia memandang dirinya sendiri di cermin belakang mobil.

Matanya masih merah karena menangis dan memperburuk penampilannya, bibirnya yang tadinya merah kini memucat tanpa warna. Ditambah kulitnya yang pucat, dia terlihat seperti boneka porselin yang akan pecah begitu disentuh.

Grace mengeluarkan bubuk mata dan lipstick untuk memperbaiki riasan wajahnya. Setelah memastikan semuanya terlihat baik, dia berbalik menghadap Samuel dan berkata, “Aku sudah siap.”

Pandangan Samuel terhenti sejenak. Grace yang telah merias wajahnya terlihat segar dan memesona. Matanya yang cantik berkilauan dengan sedikit kabut air, memancarkan daya tarik yang lembut dan misterius. Bibir merah muda di bawah hidung yang mancung tampak menarik dan menawan, menciptakan pesona yang tak terabaikan.

“Kenapa? Apa ada masalah?” Grace bertanya dengan gugup dan kembali melihat cermin belakang.

Samuel mengalihkan pandangannya, tersenyum nakal dan berkata dengan nada bercanda, “Aku tidak pernah menyangka Nona Grace terlihat begitu cantik.”

Satu kata pujian begitu keluar dari mulut Samuel, rasanya seperti ejekan.

Grace malas untuk berdebat dengan Samuel. Dia menatap rumah besar yang tidak jauh di depan mereka dan mulai merasa gelisah. Dia menggenggam roknya dengan tangan gemetar.

Setelah mengambil napas yang dalam, Grace mengumpulkan keberaniannya dan berkata, “Ayo kita masuk.”

Samuel melihat Grace yang seolah-olah sedang berjalan menuju tempat eksekusi dengan alis sedikit terangkat. Dengan ketertarikannya yang tersembunyi, dia mengikuti langkah Grace.

“Ayah, Ibu, aku sudah pulang!”

Grace menyapa sambil membuka pintu dan melihat ke arah ruang tamu.

Saat melihat putrinya, Gary Johnson dan istrinya menyambut dengan gembira. “Grace, kenapa kamu pulang?”

Sejak beranjak dewasa, Grace pindah ke pusat kota agar dia bisa merawat Ethan dengan lebih mudah.

Sekarang, melihat rambut putih di pelipis Gary, air mata hampir mengalir dari mata Grace.

Selama bertahun-tahun, Grace menghabiskan semua waktu dan energinya untuk Ethan, tanpa menyadari orangtuanya yang semakin tua.

Untungnya, Grace akhirnya sadar bahwa orang-orang yang sebenarnya harus dia rawat adalah orangtuanya.

“Ayah ….”

“Siapa ini?” Perhatian Gary segera beralih ke pria yang berdiri di belakang Grace.

Dengan intuisi yang tajam, Gary merasa bahwa pria di depannya bukanlah orang biasa.

Grace menjawab dengan ragu, “Dia adalah ….”

“Oh, sayang. Kamu sudah pulang!” Dengan nada gembira, seorang sosok berpakaian merah turun dari lantai dua dan berlari menghampiri Grace. “Baru saja Ethan meneleponku dan berkata kalau kalian akan segera menikah. Apakah itu benar?”

Grace terkejut dan membalas, “Apa?”

Ethan benar-benar merencanakan pernikahan mereka tanpa seizinnya!

Tanpa menyadari keanehan dari reaksi putri mereka, kedua orangtua Grace mengonfirmasi dengan penuh semangat, “Benarkah itu? Akhirnya Ethan setuju untuk menikahi Gracy?”

Mereka telah menunggu hari ini selama lebih dari sepuluh tahun!

Melihat betapa bahagianya orangtuanya, Grace menutup erat bibirnya yang merah.

Ini terlalu kejam!

Ethan pasti sudah memprediksi bahwa Grace tidak akan berani melawan orangtuanya dan berencana memaksa Grace lewat orangtuanya!

Untuk mencapai tujuannya, Ethan benar-benar tidak mengenal batas!

Pada saat Grace merasa hampir sesak, sepasang tangan besar yang hangat memegang bahunya.

Dari atas kepalanya, terdengar sebuah suara yang berkarisma berkata dengan santai, “Halo, Ayah, Ibu. Aku suami Gracy. Senang berjumpa denganmu.”
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Natalia Luis Naikofi
Si Grace trllu murahan mengemis cinta
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status