Share

56 Kabar Bahagia

Malam sudah berganti pagi. Suara kokok ayam terdengar di kejauhan. Rasanya mataku teramat berat karena nggak bisa tidur semalaman. Kulihat di dinding, jarum jam menunjuk angka empat, sebentar lagi adzan subuh berkumandang dengan perkasa.

Perut rasanya benar-benar mules tak karuan. Bolak-balik kamar mandi tapi nggak ada tanda-tanda buang air besar. Mas Feri pun tampak kebingungan. Dia berusaha membuatkan minuman hangat, memijit kaki dan punggung bahkan membacakan ayat-ayat Qur'an di samping perut, namun makin lama justru makin mulas.

Mas Feri pamit ke mushola. Aku pun mengiyakan sembari kelimpungan di kasur. Air bening mulai merembes ke kaki tepat saat Mas Feri baru pulang dari mushola melaksanakan salat berjamaah. Gegas dia menelepon Mbak Vina dan ibu, mengatakan kalau aku sepertinya akan segera melahirkan.

"Feri mau antar Arina ke rumah sakit Khadijah ya, Bu. Ibu di rumah saja dulu sama anak-anak. Kalau Mbak Vina mau ke sana pagi atau siang saja nggak apa. Nanti kalau mau jenguk A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Udah kayak novel sebelah mules2 naau lahiran malah bolak balik kamar mandi. Untung aj lu ndak brojol di mobil kayak di mobil sebelah. Sayangnya si feri ndak bakalan nemenin ampe tua. Kok sakit keras gitu bs tenang2 aj yah dia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status