Share

61 Ikhtiar

Pov : Arina

Jarum jam sudah menunjuk angka tujuh pagi. Aku baru saja mandi dan membereskan meja rias yang cukup berantakan. Ponsel di atas ranjang bergetar. Sebuah pesan masuk di sana. Gegas aku mengusap layar dan membuka pesan di sana.

|Rin, Mbak sama Ibu belum bisa ke rumah. Ada tetangga hajatan. Mungkin lusa baru kita datang, ya? Kamu dan Feri sudah makan, kan? Kalau belum, biar Mbak pesankan. Bagaimana?|

Aku tersenyum tipis membaca pesan dari Mbak Vina. Sejak Mas Feri dinyatakan mengidap kanker otak stadium empat bahkan diprediksi dokter usianya tinggal beberapa minggu lagi, ibu dan Mbak Vina semakin perhatian. Tak hanya pada Mas Feri, tapi padaku juga.

Mereka juga bergantian menginap di rumah untuk membantuku jika sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan. Sikap mereka benar-benar membaik, sesuai dengan doa dan harapan yang kupanjatkan selama beberapa tahun belakangan.

|Nggak apa-apa, Mbak. Kami sudah makan kok. Aku selesai memasak bakda subuh tadi. Mbak Vina tak perlu khawatir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Richlein Gerson
Bener mbak Arin, iman yg menyelamatkan org bkn hanya obat krn itu cuma perantara. Semangat mas Ferry sayang, Allah pasti memberimu ksmptn umur pnjng, org baik Allah pasti beri wkt utk jd berkat bagi sesama. Jgn di buat mati thor mas Ferry nya, kecewa & sedih readers mu, sakit dada baca nya thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status