Share

Bab 79. Kekacauan

"Aduh mimpi apa aku semalam, dapat telepon dari kamu, Mbak. Calon narapidana," ejekku melalui sambungan telepon. Mas Arlan menoleh sambil memegang setir, matanya ikut menyorotiku.

"Hari ini sidang ketiga, yang kemungkinan di akhir sidang nanti akan dibacakan vonis, kamu siapin mental ya, mental kalah," kata Mbak Dila sambil terkekeh.

"Tapi tetap dihukum, kan? Menghirup udara melalui sel tahanan," jawabku.

"Setelah keluar dari sini, kita akan bertemu lagi. Ingat Nilam, kita masih ada urusan!" ancam Mbak Dila. Kemudian, telepon pun terputus.

Aku menghela napas, sambil meletakkan ponsel kembali ke atas dashboard mobil.

"Kembali seperti awal lagi, Mas. Mbak Dila balik dengan Mas Gerry, Mama dan Hesti kini berpihak padanya juga." Aku mengeluh sambil mengusap pelipis.

"Maafkan aku ya, Dek. Kalau saja semalam kita tolongin Mama, mungkin nggak akan seperti ini," ucap Mas Arlan. Namun aku hanya menepuk pundak sebelah kirinya.

"Kita jadi tahu, Mas, itu artinya Mama dan Hesti tidak tulus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Maria Ulpa
awal baca penasaran , tp makin kesini kaya nonton sinet ikan terbang ...
goodnovel comment avatar
Ruswi Rahmalia
ribet ,.......
goodnovel comment avatar
🅻︎🅸︎🆉︎_🅰︎
makin deg²an .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status