Home / Pernikahan / KEMBALINYA ISTRIKU / 3. Mengetahui kebusukan keluarga suami

Share

3. Mengetahui kebusukan keluarga suami

Author: Muninggar88
last update Last Updated: 2024-01-26 22:38:25

Bagaimana hati ini tidak hancur setelah apa yang aku korbankan hanyalah sia-sia saja. Ternyata aku hanya di manfaatkan oleh mereka.

Untung saja setelah mendapatkan gawai baru dari majikan lama-ku. Aku segera menginstal aplikasi biru dan juga aplikasi hijau. Aku sengaja membedakan nomer seluler yang biasanya aku pergunakan untuk menghubungi suami dengan nomer perpesanan dari aplikasi hijau. Aku tahu jika mas Rudi mengetahui aku memilih android canggih pasti dia akan marah karena aku menyisihkan uang hasil jerih payah-ku untuk kepentingan pribadiku. Nyatanya hampir tiga tahun ini aku yang telah di bodohi oleh mereka.

Untung saja Allah telah membukakan pintu petunjuknya dengan mengirimkan mbak Yani untuk membongkar kedok para benalu itu.

Satu bulan lebih aku sudah tidak lagi mengirimkan uang untuk mereka. Percuma, uang ku itu hanya mereka pergunakan untuk kesenangan mereka sendiri. Bagaimana dengan Zaki bayi kecilku. Yang sepat di di ceritakan oleh Mbak Yani. Bahwa ayah dan neneknya telah tega memperalat anakku untuk di jadikan pengemis. Iya, dengan sengaja Zaki merek sewakan kepada para pengemis yang membutuhkan anakku untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain. Apa tidak cukup uang yang tiap bulannya aku kirimkan kepada mereka itu. Dari penurunan mbak Yani juga, ternyata tanah yang sempat kami ingin beli dari Wak haji Yusuf yang uangnya adalah dari bapak ibu di kampung yang sudah menjual sepetak sawahnya untuk aku membeli tanah di samping ibu mertua. Ternyata telah menjadi milik orang lain. Dan memang dari pihak mas Rudi juga tidak membayarkan uang pemberian dari bapak-ku.

Mereka telah sangat melukai-ku. Akan aku buat mereka menyesal dan membayar semuanya. Anak yang sedari kecil aku tinggalkan demi mencari peruntungan untuk masa depan kami. Nyatanya mereka sia-siakan. Dan teganya mereka jadikan anakku sebagai pengemis. Lihat saja akan aku buat kejutan untuk kamu dan keluargamu, Mas. Kalian akan membayar mahal. Dan akan aku buat kalian merasakan dan menjadi seperti Zaki-ku saat ini. Maafkan ibu ini, Nak. Ibu janji, setelah ini ibu akan menjaga Zaki. Dan tidak akan ibu biarkan orang lain menyakiti kita lagi.

🌺🌺🌺

"Hua...Hua...Hua..." suara tangis Zaki sedari semalam belum juga reda.

"Aduh, itu si buluk kenapa lagi, si Rud!" omel ibu yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Iya, tu si buluk bikin berisik saja!" Eni juga ikut menyalahkan aku.

"Makanya ibu bantuin Rudi buat nenangin si Zaki. Ini sedari tadi panasnya gak turun-turun makanya rewel!" ucapku tak kalah kesalahannya. "Uangnya aja kalian mau dan kalian habiskan. Giliran sakit, kalian gak ada yang peduli sama anak ini."

"Ogah, Bang. Nanti kulit perawatan-ku ini terkontaminasi sama buluknya anak kamu itu." ucap Eni menghina bayi kecil yang tidak berdosa ini.

"Eni! Jaga itu mulut kamu!" bentak-ku. Aku sudah kecapekan dari tadi tak ada yang menggantikan menjaga si Zaki. Malah dia semakin memojokkan dan menghina anakku ini. "Awas saja, kalau aku sudah dapat kiriman uang dari si Rani. Gak bakalan aku bagi sepeserpun sama kalian. Biar kalian tahu rasa. Aku juga akan melarang Zaki untuk ikut mengemis lagi." ancamku pada ibu dan adikku.

"Ya, gak bisa gitu dong, Bang."

"Iya, kamu itu, Rud. Kamu mau ngancem kita. Kalau anak kecil panas segera kasih minum obat. Beli obat warung saja gak usah yang mahal sayang uangnya. Palingan itu panas akibat kena panasan tadi siang." ucap ibu dan dia segera berlalu kembali ke kamarnya.

Dasar mereka, kalau masalah uang cepat sekali tanggapnya tanpa aku beritahu pun insting mereka sudah sangat kuat. Giliran anakku sakit mereka acuh. Padahal bayi ini yang menafkahi mereka selama ini selain kiriman uang dari ibunya.

Malam ini gagal acara kencanku bersama Lasmi. Padahal aku sudah tidak sabar ingin kembali memadu kasih. Tapi aku harus sabar beberapa Minggu lagi dia akan aku miliki seutuhnya.

Sudah tengah malam, tangis Zaki belum juga berhenti meski tak sekuat tadi. Namun kenapa seiring dengan melemahnya suara tangisnya panas di tubuhnya semakin tinggi dan juga bibirnya mulai berubah warna menjadi kebiru-biruan.

Sudah badan dan pikiran lelah gegara Rani yang tak kunjung membalas pesan dan juga tidak ada uangnya yang masuk ke dalam rekeningku. Datang lagi masalah dengan sakitnya si Zaki. Bagaimana mau kasih minum obat, uang hasil mengemis seharian sudah di ambil ibu semua. Niatan untuk membelikannya obat warung pun urung aku lakukan di tambah hujan semakin lebat di luar sana.

Aku berusaha memberikannya kompresan untuk sedikit menurunkan panasnya. Tak lupa segera aku seduhkan air gula untuk sedikit memberikan tenaga untuk Zaki-ku. Sedari kecil ibu memang melarang ku untuk memberikannya susu formula. Padahal ibu juga tahu yang seharusnya Zaki masih ASI harus rela di sapih karena ibunya harus pergi untuk membatu ekonomi keluarga kami. Alasan susu formula yang mahal harganya yang membuat ibuku tidak mengijinkanku membelikan susu untuk anakku sendiri. Sedangkan uang yang ibunya kirimkan jelas-jelas di pakai ibu dan juga kedua saudaraku untuk bersenang-senang sendiri. Bahkan uang pemberian dari bapak mertuaku untuk membeli tanah kosong pun mereka yang menghabiskannya. Alasannya lebih baik uang kiriman dari si Rani untuk merenovasi rumah ibuku sendiri dan untuk rumah ku sendiri. Rani bisa memperpanjang kontraknya untuk kembali mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Related chapters

  • KEMBALINYA ISTRIKU    4. Zaki yang tak berdaya

    Setelah sekian lama akhirnya tangis si Zaki rendah juga. Namun dengan seiring redahnya tangisan tersebut, badan Zaki yang semula panas berangsur turun tapi bibir mungilnya semakin biru dan warna kulitnya terlihat memucat. Tak ingin pikir panjang lagi. Segera bayi ini aku turunkan ke atas kasur dari yang semula berada pada gendonganku. Badanku juga terasa sangat lelah, ingin secepatnya merebahkan diri ini di sebelah putra kecilku. Semoga saja dia baik-baik saja. Dan bisa beraktivitas seperti biasanya agar dia bisa kembali menghasilkan uang lagi untuk kami. Walau bagaimanapun dia adalah tulang punggung bagi kami setelah ibunya. Dari hasilnya yang setiap hari ia dapat itu uang membantu menutupi kebutuhan dapur rumah ibuku.Brak... Brak...Brak...!Mata ini masih sangat mengantuk, tetapi telinga ini sangat terganggu dengan suara pukulan pintu yang aku yakin itu suara dari pintu kamar yang aku tempati ini."Rud, Rudi. Cepat bangun. Itu di depan sudah di tungguin penyewa Zaki!" tak salah lag

    Last Updated : 2024-01-26
  • KEMBALINYA ISTRIKU    5. Ada apa dengan Zaki

    "Cepat kamu ganti baju Zaki dengan baju yang biasanya!" titah ibu memintaku segera mengganti baju Zaki dengan pakaian yang sudah Kumal dan bisa di bilang layaknya kain serbet."Iya, Bu, bentaran. Ini Rudi masih nyari gantinya. Yang kemaren kan belum sempat di cuci." Aku berada di depan keranjang pakain tempatku menyimpan baju ganti untuk Zaki. Hampir diri ini belum pernah membelikannya pakaian yang layak. Selama ini, pakaian yang di kenakan oleh Zaki adalah pemberian dari mbak Lestari, dan pakaian itu merupakan baju bekas dari anaknya. Dari pada tidak di pakai kan lebih baik di gunakan boleh Zaki. Jadi bisa mengirit uang jatah hanya sekedar untuk membeli baju untuknya. Toh Rani juga tidak akan tahu. "Halah, kamu itu kelamaan. Mending juga kamu ganti dengan pakaian yang kemarin saja. Emang siapa juga yang mau nyuci." Ibu segera mengambil baju yang tergantung di balik daun pintu kamar ini, yang kemarin di pakai oleh Zaki. Benar juga ucapan ibu, aku juga tidak punya waktu untuk mencuci

    Last Updated : 2024-01-26
  • KEMBALINYA ISTRIKU    6. Kehilangan mesin uang

    "Kami mohon maaf sebelumnya, Pak. Anak bapak sudah tidak dapat terselamatkan. Sepertinya Anak ini sudah beberapa waktu yang lalu meninggalnya. Apa anda atau ibunya tidak ada yang mengetahuinya kalau anak anda ini telah tiada?" ucapan dari seorang petugas medis dengan menatap selidik pada ku juga ibuku. Tentu saja aku sangat kaget dengan berita yang baru saja di sampaikan petugas perempuan tersebut. Bagaimana mungkin sakit panas yang semalam bisa sampai membuat nyawa dari anak semata wayangku ini melayang. Sedari pagi sebelum ia ikut penyewanya dia baik-baik saja. Dan waktu aku beri minum obat seperti biasanya juga dia menurut saja. Tidak mungkin juga karena telat makan. Karena aku kesiangan dan ibuku juga lupa untuk membuatkan makanan untuknya. Hanya air gula sebagai pengganjal sebelum Zaki aku beri minum obat agar dia tidak rewel pada waktu ikut penyewanya."Ba--bagaimana mungkin anak saya bisa meninggal, Sus? Anak saya ini hanya sakit panas saja kemarin." Aku mencoba menjelaskan ba

    Last Updated : 2024-01-29
  • KEMBALINYA ISTRIKU    7. Hari yang sial

    Akhirnya keuangan kami sudah lebih membaik dari sebelumnya. Ternyata sangat mudah untuk bisa mendapatkan sejumlah uang dari menjaminkan surat motor. Aku kira uang sebesar sepuluh juta dari dua surat motor yang ku gadai paling tidak cukup untuk satu mingguan ke depan. Aku harus segera menemui Lasmi. Aku sudah rindu dengan dirinya. Aku tahu dia pasti masih marah karena aku sempat memenuhi permintaannya. Aku akan memberikannya kejutan. Karena hari pernikahan kami pula sudah semakin dekat, hanya tinggal menghitung hari. Kami akan segera mempersiapkan pernikahan kami."Huek..., huek..., huek...," saat kaki ini hendak melangkah keluar kamar tiba-tiba terdengar suara seperti orang mabuk. Aku segera keluar kamar untuk mengecek sumber suara tersebut. Dan benar saja Eni yang ku dapati sedang bersama dengan ibuku, yang mana ibu sedang memijat pundak adik bungsuku."Eni kenapa, Bu?" tanyaku sambil menyelidik ke arah perempuan yang berstatus adik bagiku."Ibu juga gak tahu. Palingan juga masuk an

    Last Updated : 2024-01-29
  • KEMBALINYA ISTRIKU    8. Ditipu suami dan keluarganya

    'Ini baru awal. Akan ada hal yang tidak akan pernah kalian duga sebelumnya. Aku pastikan kalian akan membayarnya tuntas dan jauh lebih mahal dari setiap tetes keringat dan air mataku juga putraku!' gumam Rani dalam hati setelah membaca pesan yang beberapa waktu lalu yang masuk di aplikasi hijau miliknya. "Aku akan memulai permainan ini, semoga kalian bisa menikmati setiap permainan yang kita perankan masing-masing." Rani berucap sambil tersenyum miring.[Iya, Mbak. Terimakasih atas informasinya. Nanti akan aku kabari lagi.] balasan pesan dari Rani untuk seseorang.Benar-benar sudah mati hati nurani suami dan keluarganya. Ternyata selain mereka menipu dan memanfaatkanku. Mereka juga telah ingkar untuk menjaga dan merawat darah dagingku. Mereka tega berbuat ke*i pada bayi sekecil itu. Dan sangat aku herankan kenapa sebagai seorang ayah, mas Rudi justru membiarkan bahkan lebih ke arah mendukung dan ikut mendukung Menikmati.[Assalamualaikum.][Maaf, apa benar pemilik akun ini adalah Mah

    Last Updated : 2024-01-29
  • KEMBALINYA ISTRIKU    9. Rencana Rani

    Aku mulai menyusun rencana. Tentu saja untuk menjalankan rencanaku ini, aku membutuhkan bantuan seseorang. Untung saja dengan tangan terbuka mbak Yani menawarkan serta dengan sepenuh hati akan membantuku untuk menuntut keadilan bagiku juga Zaki.Sebenarnya setelah mendapatkan pesan pertama dari Mbak Yani. Aku sudah memutuskan untuk segera kembali ke tanah air. Namun majikan-ku menyayangkan akan keputusan yang aku ambil. Katanya lebih baik aku sedikit bersabar dan satu bulan lagi masa kontrakku sudah habis karena saat ini hanya melanjutkan kontrak yang sebelumnya.Namun setelah mendapatkan pesan yang berikutnya, lebih tepatnya beberapa hari yang lalu mengenai keadaan Zaki. Aku tidak pikir panjang lagi. Aku segera menemui majikan-ku dan menceritakan semua yang tengah terjadi di tanah air. Karena dasarnya mereka tipe orang yang berhati baik dan menghargai orang lain. Mereka pun mengijinkan bahkan jika terjadi sesuatu aku mereka tidak akan segan-segan untuk menolongku. Esok harinya kedua

    Last Updated : 2024-01-30
  • KEMBALINYA ISTRIKU    10. Mulai mengabaikan suami yang tidak bertanggung jawab

    Aku yakin saat ini mas Rudi dan keluarganya bakal gelabakan tanpa uang kiriman dariku. Selama ini mereka hidup dan bersenang diatas penderitaanku. Aku yang banting tulang, tapi mereka yang memanen hasilnya. Bodohnya aku. Sejak mendapatkan pesan dari Mbak Yani waktu itu. Saat itu pula aku mulai tidak menanggapi pesan-pesan yang mereka kirimkan ke nomerku. Aku juga menghentikan mengirimi mereka uang hasil jerih payah-ku. Sengaja memang. Daripada mereka yang menikmati hasil jerih payah-ku mendingan aku simpan sendiri untuk masa depanku. Aku ingin menjadikannya modal usaha dan juga mbeli sebidang tanah untuk aku bangun rumah sebagai tempat tinggalku nanti.Mendengar penuturan dan cerita dari Mbak Yani mengenai masalah yang sedang terjadi di dalam rumah ibu mertuaku. Aku jadi kepikiran dan menyusun rencana bersama dengan saudari ipar dari suamiku itu. Masalah keuangan yang tentu saja sedang mereka alami saat ini. Sering kali mbak Yani mendengar yang mereka keluhkan adalah uang dan uang se

    Last Updated : 2024-01-30
  • KEMBALINYA ISTRIKU    11. Perangkap untuk para penghianat

    "Bu, Eni mau ngomong penting." ucap Eni yang baru saja keluar dari kamarnya dan mendekat pada ibunya yang sedang duduk dan menikmati acara kesukaannya di televisi. Setelah ia mendapatkan balasan dari Yani atas story WA yang di updatenya pagi tadi."Mau bicara apa kamu? Bicara saja." balas Bu Ningsih dengan pandangan masih tidak lepas dari layar kaca yang ada di depannya."Ini masalah serius, Bu. Demi masa depanku juga keluarga ini." sambil beranjak dan mendekatkan dirinya pada sang ibu."Iya, buruan mau ngomong apa.""Ibu, matiin dulu deh TV nya." tukas Eni sambil mengambil paksa remot kontrol yang ada di tangan ibunya."Kamu apa-apaan sih, En." sungut ibunya. "Habisnya ibu sih, aku ngomong serius tapi ibu fokusnya ke TV.""Bu, Eni mau bilang. Kalau Eni sudah nemuin jalan keluar untuk masalah kita." ujarnya di sertai senyum sumringah."Maksud kamu jalan keluar apa?" Bu Ningsih menatap serius pada putrinya." Gimana kalau kita gadaikan surat tanah dan rumah ini untuk menyanggupi permi

    Last Updated : 2024-02-01

Latest chapter

  • KEMBALINYA ISTRIKU    35. Terusir lagi

    "Rud, kita gagal lagi. Ibu pikir harusnya kamu itu tinggalkan saja si Lasmi dan mencoba untuk mendekati Rani lagi. Karena kalau kamu berhasil dapatin si Rina itu sana artinya kamu bisa merubah hidup kita. Ibu bosan hidup miskin dan susah. Makan saja susah." Ibunya Rudi berusaha menghasut putranya."Tapi apa Lasmi mau Rudi tinggal, Bu? Kita saja numpang hidup sama dia." "Ya kamu pinter-pinter cari cara dong. Masa gitu saja harus tanya sama ibu kamu ini."Rudi dan ibunya sedang berada di kamar yang ditempati oleh ibunya Rudi. Tanpa sepengetahuan keduanya, Lasmi yang tadinya berpamitan untuk pergi sebentar ia urungkan karena ada sesuatu yang tertinggal. Dan benar saja, Lasmi mendengar dengan telinganya sendiri jika ternyata ibu mertua dan suami sedang bersekongkol untuk menyingkirkan dirinya.Mendengar percakapan di dalam kamar yang posisinya tidak tertutup dengan sempurna. Dari balik pintu terdengar gigi gemeletuk milik Lasmi."Oh, ini ternyata rencana kalian. Baiklah ternyata aku saat

  • KEMBALINYA ISTRIKU    34. Tak tahu malu

    "Wah, besar juga toko milik si Rani," ujar ibunya Rudi menatap takjub. Rudi sengaja memarkirkan motor miliknya agak jauh dari tempat istrinya tersebut."Alah..., biasa juga kali, Bu!" sewot Lasmi pada ibu mertuanya."Tunggu sebentar!" panggil Rudi pada kedua perempuan yang sudah terlebih dahulu melangkah di depannya.Rudi melangkah lebih maju agar bisa mengimbangi posisi mereka. "Sebaiknya Rudi nunggu di sini saja. Lihat ada dua penjaga di depan toko itu," ujar Rudi sambil menunjuk pada dua orang yang sedang terduduk di emperan toko."Emang ada masalah apa sama kamu, Bang?" tanya Lasmi penasaran. Matanya menyorot tajam ke arah suaminya."Pokoknya kalian saja yang masuk ke sana dari pada kena masalah," titah Rudi pada kedua perempuan beda generasi tersebut."Sudalah, Las. Kamu gak usah banyak protes. Yang penting sekarang kita itu bisa belanja banyak tanpa harus keluar duit," sahut ibu mertua Lasmi.Akhirnya keduanya pun bergerak dan meninggalkan Rudi yang berada beberapa meter dari t

  • KEMBALINYA ISTRIKU    33. Waspada

    Setelah kejadian kemarin. Keluarga Rani tidak ingin lagi kecolongan dengan keberhasilan Rudi yang menyelinap di kediaman miliki putri mereka.Sebelum perceraian antara Rani dan Rudi benar-benar disah-kan oleh pengadilan agama. Orang tua Rani sangat berhati-hati dalam menjaga keselamatan putri mereka terlebih aksi nekat yang telah dilakukan oleh laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi mantan menantu keluarga mereka.Kedua orang tua Rani sangat menyesalkan sikap mereka karena telah memberikan restunya pada laki-laki yang ternyata benar-benar tidak bertanggung-jawab. Bukan hanya melimpahkan kewajibannya sebagai tulang punggung keluarga. Keluarga dari menantunya pula yang telah membuat cucu mereka harus meregang nyawa tanpa ada kesempatan bagi mereka untuk menatap kepergian cucu mereka untuk yang terakhir kalinya. Keluarga Rudi sengaja menyembunyikan kematian putranya dari keluarga istrinya.Tidak hanya putri mereka yang diperas keringatnya oleh keluarga dari besan melainkan persekongko

  • KEMBALINYA ISTRIKU    32. Tidak akan melepaskan

    Mas, kamu itu dari mana saja? Masih pagi bukannya kerja malah keluyuran. Terus itu kakimu kenapa? Kok kamu jalannya pincang gitu?" Rudi yang baru sampai di rumah. Di depan teras tempat mereka tinggal sudah menanti istri yang sudah menunggunya dengan muka yang sudah tidak bersahabat."Cerewet! Aku ini juga sudah usaha. Memang belum rejekiku hari ini." ucapnya tanpa memperdulikan wanita di depannya itu. Terus melangkah hingga masuk kedalam rumah milik Lasmi."Kalian itu numpang di rumahku harusnya tau diri, dong!" cerca Lasmi sambil mengekor di belakang suaminya itu. "Aku sudah capek masak ibu sama ibumu enak dari tadi kerjanya cuma tiduran." keluhnya pada sang suami."Bisa diem gak! Aku ini juga capek!" hardik Rudi sambil memijat bagian tubuhnya yang sakit itu."Gimana mau diem kalau di rumah gak ada apa-apa. Aku ini juga butuh menyenangkan diriku sendiri. Aku sudah stres. Semua yang aku punya sudah aku jual. Tapi mana janjimu yang mau balikin itu semua?" "Itu semua juga dulunya aku y

  • KEMBALINYA ISTRIKU    31. Penggunaan

    Sudah satu Minggu dari kejadian kerusuhan yang diperbuat oleh keluarga Mas Rudi. Tak ada kabar lagi dari mereka semua. Surat gugatan pun telah terdaftar di pengadilan agama, tinggal menunggu surat panggilan untuk sidang perdana kami. Semoga selepas semua urusan ini selesai. Aku bisa kembali mendapatkan ketenangan dan menjalani hidup dengan tenang pun menata hidup dan masa depan. Untuk kembali menjalin hubungan, aku tidak membatasi. Mengikuti alur yang sudah diskenariokan oleh Sang Maha Pengatur dan Pemilik kehidupan.Rencanaku hari ini adalah bertemu dengan pembeli rumah itu sekaligus pelunasan dari sisa uang yang belum terbayar."Tunggu!" terdengar suara bariton yang sangat aku kenali.Iya, Mas Rudi yang berteriak memanggil namaku. Mau apa lagi dia datang kemari. Kenapa nyaliku jadi menciut begini. Tiba-tiba jantungku berdegup dengan kencangnya.Aku takut karena Mas Rudi bisa saja berbuat nekad seperti kemaren. Sedangkan di rumah hanya aku seorang dan dua orang karyawan yang berjag

  • KEMBALINYA ISTRIKU    30. Memata-matai

    "Mbak, Bayu tadi kayaknya lihat seseorang yang mirip banget sama Mas Rudi." "Apa, bener, Le, yang kamu lihat tadi itu suaminya, Mbakmu si Rudi itu.""Iya, Bu. Bayu yakin. Soalnya tadi orang itu juga merhatiin kita terus pas kita bagi-bagi nasi kotak di depan." ucap Bayu dengan mimik seriusnya."Apa mungkin Mas Rudi sudah tahu tempat ini ya, Yu?" "Bayu juga gak tahu, Mbak. Mungkin tadi juga dia pas lihat kitanya gak sengaja. Mungkin saja kan karena kita tadi di jalan pas Mas Rudi juga melintas di sana. Terus lihat kita.""Iya, juga, ya." di sambut anggukan oleh Ibu juga Bapak."Terus kemaren bagaimana pas kalian menyita rumah ibu mertuamu itu, Nduk? Bagaimana reaksi dari mereka?" tanya bapak karena penasaran."Iya, Nduk. Ibu juga penasaran. Akan tinggal di mana kalau mereka keluar dari rumah itu?""Rani juga gak tahu, Bu. Itu sudah bukan urut kita lagi.""Kemaren sempat bersitegang si, Pak. Mereka mencoba beralasan. Tapi karena gertakan dari preman yang di bawa oleh Pak Indra dan jug

  • KEMBALINYA ISTRIKU    29. Mengusir benalu

    "Cepat bereskan semua barang-barang kalian sekarang juga!" teriak dari salah satu preman bayaran Rani."Tolong jangan usir kami." ucap Rudi dengan memelas."Kemana kami akan pergi kalau kalian mengusir kami." Bu Ningsih juga memohon pada para pereman agar tidak mengusirnya keluar dari rumah yang telah mereka gadaikan itu."Itu bukan urusan kami. Makanya kalau gak gablek duit, k*r*, gak usah sok-sokan pinjem duit banyak. Nganggur pake bergaya pinjem duit, gak bisa bayar. Ini konsekuensi yang kalian dapat." kata dari preman yang berkepala plontos."Akibat memperalat orang baik yang sudah baik sama kalian. Sudah dikasih enak masih saja kurang. Dasar serakah kalian." keluarga itu hanya bisa pasrah menerima cibiran dari para preman yang akan menyita rumah mereka. Karena memang benar adanya semua yang keluar dari mulut para preman tersebut. Malu. Tertunduk."Baik. Kami akan beri kalian waktu selama satu jam untuk berkemas. Kami tunggu segera." Indra memberikan interupsinya."Tolong. Beri wa

  • KEMBALINYA ISTRIKU    28. Siapa mereka

    Ketika perdebatan di antara Bu Ningsih dan juga para penagih hutang masih berlangsung. Nampak dari arah depan rumah tersebut seorang laki-laki dengan kuda besinya yang mulai memasuki pekarangan."Ini, ada apa?" nampak raut bingung dari seorang tersebut, yang tidak lain ada Rudi suami Rani. Setelah selesai memarkirkan kendaraannya, suami dari Rani tersebut segera mendekat pada orang-orang yang masih berada di tempatnya semula. Yaitu di teras tepat di depan pintu rumah tersebut."Bang, Rud!" teriak Lasmi dan mertuanya yang hampir bersamaan menyebut nama laki-laki dan mengharapnya untuk bisa mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi."Ini, ada apa sebenarnya?" Rudi masih bertanya dengan nada yang masih terdengar antara cemas dan bingung."Mereka ini mau menyita rumah ini, Rud. Mereka bilang utang kamu belum pernah dibayar dan dicicil sekalipun.""Rani gak mungkin bohong, Bu. Dia bilang dia akan membantu untuk melunasi pinjaman kita." Rudi masih kekeh dengan pemikirannya sendiri."Tapi

  • KEMBALINYA ISTRIKU    27. Permainan segera dimulai

    "Iya, Pak. Lebih awal lebih baik. Sekali lagi saya ucapkan banyak terimakasih. Dan juga saya minta maaf sebelumnya karena sudah mengganggu waktunya, Pak Indra.""Gak pa-pa Mbak Rani. Saya tidak merasa direpotkan. Mbak masih saudara sama Rahman. Dan Rahman itu teman baik saya. Sudah sewajarnya kita saling membantu kepada sesama.""Iya, Pak. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak.""Assalamualaikum ...,""Waalaikumsalam ...,"Baru saja Pak Indra menghubungiku melalui sambungan telepon seluler. Memastikan kedatangannya dan juga orang-orang yang dulu aku sewa untuk menagih hutang ke rumah ini.Sebelumnya aku memang meminta tolong padanya untuk membantu mengeluarkan penghuni rumah ini, karena tidak lama lagi tempat ini akan di ambil alih oleh pemiliknya yang baru. Tentunya sudah tertulis di atas surat perjanjian yang pernah Mas Rudi dan Eni tanda tangani saat peminjaman uang beberapa waktu yang lalu.Aku menjadi lebih tega dan sengaja memajukan waktu dari yang telah direncanakan. Di k

DMCA.com Protection Status