Share

BAB 13

"Karena ia bahkan sampai berani bersumpah atas nama Allah di hadapanku dan Ibu."

"Bro, zaman sekarang orang gampang mengucapkan hal yang bahkan menurut kita itu sakral. Emang bener, kita nggak boleh su'udzon. Tapi kalau udah ngelihat bukti kaya gitu, mau gimana lagi? Siapa yang naroh itu bacaan pengasihan di lemari lu kalau bukan bini lu itu? Lagian, kakak ipar lu yang cewek kok kayak b*go amat, sih? Udah liat suaminya selingkuh, bahkan sampai zina sama adik kandungnya sendiri, malah dibela begitu?"

"Dia bukan adik kandungnya. Mbak Sinta hanyalah pancingan kalau kata orang zaman dulu, untuk mendapatkan Zahra."

"Oh, pantas saja mereka nggak mirip."

Aku mengangguk, lalu menghela napas panjang. Sekarang kepalaku malah terasa panas dan amat pening. Sepertinya terlali banyak pikiran, lebih baik besok aku ajukan cuti saja.

"Si Intan, nanyain lu, kemarin," ucap Leman tiba-tiba.

"Lu nggak ada kerjaan, sampai ngeghibah di meja gue?" tanyaku.

"Udah beres. Bentar lagi kan udah mau jam pul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status