Acara keluarga besar Hoewar pun dimulai, semua orang bersuka cita mendengar kabar jika Faith akan segera melepas masa lajangnya.Tuan Heru pun mulai memperkenalkan Kasih sebagai calon menantu Keluarga Hoewar. Seluruh keluarga besar itu sangatlah setuju. Apalagi Oma Meri sangat senang bukan kepalang. Bahkan saat ini, Kasih berada duduk di sampingnya.Namun ada satu keluarga yang kurang setuju dengan perjodohan itu. Mereka adalah keluarga uncle Jefri."Heru, apakah tidak salah kamu memilih calon menantumu dari kalangan rendahan?""Jefri! Jaga bicaramu! Kamu jangan pernah merendahkan calon menantu kami!" Oma Meri langsung angkat bicara membela Kasih dan keluarganya."Mendengar keluarganya dihina, Pak Danu hanya bisa bersabar. Sementara Bunda Sani merasa sakit hati dengan perkataan Tuan Jefri. Dia menatap pria itu dengan perasaan kecewa.Ternyata dulu, Tuan Jefri pernah menaruh hati kepadanya. Sayangnya, Bunda Sani tidak berani untuk memperjuangkan cintanya kepada kekasihnya, karena meman
"Makanya Lo jangan sok jagoan! Gue akui Lo tak terkalahkan dalam segi bisnis dan perusahaan. Tapi dalam hal urusan perempuan ternyata Lo nol besar!" Kata-kata pedas itu meluncur begitu saja dari mulut Gilang. Dia tidak peduli jika Faith akan semakin marah kepadanya.Faith hanya terdiam, dia benar-benar tidak dapat berkata-kata. Namun sangat terlihat, dirinya sedang menahan emosinya saat ini."Jika memang Lo tidak berniat dengan perjodohan ini. Jangan lanjutkan! Gue juga bisa membahagiakan Kasih." Mendengar perkataan Gilang itu, Faith semakin menatap pria itu dengan tajam."Cih! Ternyata karena itu, rupanya!" sindir Faith, sambil tersenyum sinis ke arah Gilang."Lo jangan sok menggurui gue! Jika ternyata Lo tak jauh beda dengan gue! Dasar pengecut!" serang Faith penuh amarah."Satu hal lagi yang Lo harus tahu! Kasih Alayah hanyalah milik gue seorang! Gue tidak pernah mau berbagi kepada siapun di dunia ini! Jadi Lo jangan pernah bermimpi!" ketusnya lalu meninggalkan Gilang yang berada d
Pasti Oma masuk rumah sakit gara-ara aku!" lirih Kasih sedih."Kasih ... kamu jangan mikir kayak gitu, dong. Oma sakit karena memang kondisinya sebelumnya, belum terlalu pulih. Tapi malah ngotot ke luar dari rumah sakit. Jadi kamu jangan berpikiran macam-macam." hibur Lovlyta kepada temannya."Tapi ... Ta." Kasih masih saja ingin membantah. Namun Lovlyta sebisa mungkin menenangkan sahabatnya."Oh ya, aku barusan ditelepon Mommy. Beliau mengabarkan jika Kak Faith sedang OTW jemput kita." ucap Lovlyta hati-hati. Dia takut Kasih menolak untuk datang ke rumah sakit. Padahal Oma Meri ingin sekali jika sang dokter datang untuk menjenguknya."Ke ... kenapa begitu, Ta? Ngapain Mas Faith menjemput kita?" Mulai kelihatan aura keberatan, yang ditampilkan Kasih saat ini kepada sahabatnya.Mau tidak mau, Lovlyta pun harus berkata dengan jujur,"Begini, Kas. Kondisi Oma tadi sedikit drop. Beliau sampai pingsan. Ternyata tekanan darah Oma naik. Makanya dokter Roland menyarankan agar Oma kembali dir
"Kita harus bicara! Kamu ngerti nggak sih, omonganku? Tolong kamu jangan keras kepala begitu, Kasih Alayah!" hardiknya penuh emosi, karena Kasih yang terus saja membantah, akhirnya Faith tidak dapat menahan emosinya. Lagi-lagi dirinya membentak Kasih dengan kasarnya. Sejenak gadis itu berdiam diri, tidak menyangka jika Faith sekasar itu kepadanya.Air matanya mulai mengalir ke luar dari ke dua sudut matanya. Tangisannya mulai terdengar di indera pendengaran Faith. Lalu dia pun berkata,"Aku tahu kok. Aku hanyalah anak dari seorang seorang pembantu di rumahmu, sangat wajar jika kamu membentakku seperti itu! Aku memang tidak ada harganya sama sekali di matamu makanya kamu terus saja marah-marah kepadaku!" Kasih mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada di dalam hatinya selama ini.Faith memandang wajah Kasih, lalu merengkuhnya dengan cepat dengan kedua tangannya, dia mulai menghapus air mata Kasih yang terus saja mengalir. Gadis itu sejenak terkejut karena Faith yang tiba-tiba menangkup
Keduanya pun melangkah menuju ke ruang rawatan Oma Meri. Namun ditengah perjalanan mereka, Kasih mulai merasakan bibirnya seperti mati rasa, dan mulai bengkak."Duh, bibirku kenapa sih? Semoga orang-orang yang ada di ruangan itu, tidak menyadarinya." Doa Kasih dalam hatinya.Kasih pun melirik ke arah Faith yang terlihat sangat ceria dan santai saat ini. "Mas Faith kok terlihat biasa saja setelah kami ciuman, sih?" gerutunya dalam hati."Apakah dia telah terbiasa melakukan itu dengan cewek-cewek bule di Amrik, sana?" kesalnya sendiri.Lalu mereka pun sampai di depan ruangan Oma Meri dirawat. Sebelum masuk ke dalam ruangan itu. Faith mulai angkat bicara,"Kita akan segera masuk. Tadi sebelum aku berangkat menjemputmu. Oma terus saja memanggil nama mu. Jadi aku harap berempatilah sedikit! Oma sedang sakit dan butuh perhatian dari kita. Terutama darimu! Tolong kamu jangan egois! Sudah cukup kamu mengacaukan acara tadi sore!" bentaknya sambil menatap tajam ke arah gadis itu.Mendengar pe
"Kas ... setahu gue, Lo nggak ada alergi makanan apa pun kan?" selidik Lovlyta.Kasih terus saja menunduk malu. Dia tidak tahu harus menjawab apa kepada Lovlyta. Akan tetapi, saat ini dia sangat kesal kepada Faith yang tadi dengan sembarangan mencium bibirnya. Hal itu malah menjadi bahan kecurigaan semua orang yang ada di dalam ruangan itu."Kamu ini nanya-nanya mulu, Ta! Kan kakak sudah jelasin semua!" Faith malah kesal sendiri kepada adik perempuannya, karena terus saja bertanya.Sedangkan Gilang yakin banget, jika bibir Kasih bisa bengkak karena dikecup oleh Faith."Hei ... kakak kenapa, sih? Aku kan nanya sama Kasih. Kok malah kakak yang sewot? Atau jangan-jangan bibir Kasih bengkak, pasti karena ulah kakak, kan?" celutuk Lovlyta."Bukan, Ta!" seru keduanya serentak. Yang membuat semua orang di ruangan itu, melihat ke arah mereka.Sepertinya semua orang mulai paham situasi keduanya saat ini. Mommy Rara menjadi tersenyum senang, demikan halnya dengan Bunda Sani. Kedua ibu itu sanga
Sikap Kasih malam ini benar-benar telah berubah. Tidak ada lagi Kasih yang kalem, pendiam serta penurut. Entah kenapa bisa berubah begini. Faith pun dibikin kewalahan olehnya. Seperti saat ini, Kasih memang masuk ke dalam mobil. Akan tetapi dia malah memilih duduk di bangku penumpang. Faith terlihat menghela napasnya panjang karena sikap gadis itu."Sabar-sabar-sabar, Faith! Ini semua demi Oma." gumamnya dalam hati. Faith menjadi ingat kondisi sang oma yang sedang terbaring sakit dan keinginan Beliau untuk melihat Faith dan Kasih naik pelaminan.Untuk itu Faith harus memupuk banyak rasa sabar dalam menghadapi Kasih. Apalagi, jauh dari dalam lubuk hatinya, dia diam-diam menyukai gadis itu sejak dulu.Faith lalu masuk ke dalam mobil. Tanpa berkata apa pun. Dia pun menutup pintu mobil dengan sangat kencang membuat Kasih sedikit kaget karenanya. Sebenarnya Kasih antara berani dan tidak berani dalam menghadapi Faith saat ini. Akan tetapi dia mencoba untuk berani kali ini karena menuru
"Ngawur aja ngomongnya! Kakak tidak mencintainya. Kakak hanya menuruti semua perintah dari Oma. Itu saja kok. Bukan karena hal lainnya." seru Faith mencoba menutupi perasaannya yang sesungguhnya kepada Kasih."Apa benar begitu, Kak?" tanya Lovlyta tak percaya."Yaiyalah! Masa yaiya dong? Sudah, ya! Kakak mau tidur sudah malam!" Setelah berkata begitu, Faith pun mulai ke luar dari kamar adiknya menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.Dengan setengah berlari Faith pun masuk ke dalam kamarnya. "Sial! Hampir saja gue ketahuan!" serunya dalam hati.Ternyata Faith sempat ketar-ketir karena Lovlyta sang adik yang terus saja menyerangnya dengan beberapa pertanyaan. "Tapi untung saja semuanya aman!" serunya lagi.Lalu Faith pun menanggalkan pakaiannya. Rencananya malam ini, dia akan berendam lama untuk menetralisir hawa panas yang berasal dari dalam tubuhnya. Karena dirinya yang sempat mencium Kasih dengan ganasnya tadi.Pagi pun tiba, pukul tujuh pagi Faith telah berpakaian rapi khas