Share

Bab 1.3 | Kayla

Thank’s yah!?” ucap Iskha sambil tersenyum ke cowok itu.

Sama-sama,” balas Arief singkat.

Iskha berjalan perlahan ke tempat duduknya. Rasanya aneh saja mendapatkan balasan “sama-sama” tanpa sesuatu yang lebih. Apa gitu, misalnya udah sarapan belom? Ke sekolah naik apa? Gimana kabarnya? Terlalu lempeng. Herannya hal-hal yang semacam itu disukai cewek-cewek seperti Iskha, Lusi dan yang lainnya.

Meskipun bel telah berbunyi, bukan berarti guru yang seharusnya mengisi jam pertama ini langsung masuk ke dalam kelas. Murid-murid masih sibuk dengan cerita-cerita mereka bahkan juga ada yang sibuk bermain ponsel mereka sebelum nanti ketika pelajaran dimulai ponsel akan disita di depan kelas. Iya, sekolah ini punya kebiasaan akan menyita setiap ponsel murid-muridnya untuk ditaruh di meja guru. Semua ponsel harus dimatikan sampai pelajaran selesai.

Kok lama yah Bu Ida? Biasanya beliau paling cepat kalau soal tepat waktu. Apa jangan-jangan lagi kosong nih,” gumam Iskha.

Iya, nggak biasanya,” ucap teman sebangkunya.

Salah seorang anak cowok mencoba melihat apa yang terjadi di luar. Ia keluar sejenak untuk melihat lorong kelas apakah ada yang aneh atau tidak. Dia bernama Agus, salah satu cowok penghuni kelas XI-3. Saat itulah dia tampak heboh sekali.

Teman-teman, kayaknya kita akan ada teman baru!” serunya.

Teman baru?” tanya Iskha.

Segera beberapa orang melongok keluar. Mereka mengintip dari jendela juga dari pintu. Iskha pun tak ketinggalan, karena penasaran ia pun juga ingin melihat apakah benar akan ada murid baru di kelas mereka. Bagaimana Agus bisa tahu kalau ada murid baru? Kecuali memang murid tersebut berjalan beriringan dengan wali kelas mereka, Bu Rina.

Iskha pun mendapati Bu Rina berjalan beriringan dengan seorang murid perempuan dengan baju seragam abu-abunya. Rambutnya sebahu dan dikuncir ekor kuda. Matanya lebar, wajahnya cantik, melihat gadis itu Iskha merasa dejavu. Ia sepertinya mengenalinya tapi ia tak yakin. Segera ia pun kembali ke bangkunya, menunggu sang wali kelas masuk beserta murid baru tersebut.

Sang murid baru mulai masuk. Dia seorang gadis yang sangat cantik, hal yang membuat anak-anak cowok heboh karenanya.

Selamat pagi anak-anak!” ucap Bu Rina sang wali kelas. Tampak terlihat tinggi Bu Rina dengan sang murid baru hampir sama atau mungkin malah lebih tinggi dari guru itu, terlebih sang guru memakai sepatu berhak.

Selamat pagi bu!” sahut semuanya.

Sebelumnya ibu mau memberitahu kalau Bu Ida sedang ada keperluan jadi beliau agak telat sedikit. Sebelum itu ibu mau memperkenalkan teman kalian yang baru. Nah, silakan perkenalkan dirimu!” ujar Bu Rina mempersilakan murid baru itu memperkenalkan dirinya.

Cewek itu pun maju selangkah. Pandangannya menyapu seluruh ruangan dari bangku depan hingga bangku paling belakang. Ia seperti mencari-cari sesuatu, hingga akhirnya matanya menemukan Iskha. Dia lalu tersenyum.

Perkenalkan semuanya, nama saya Kayla Kirana Larasati. Saya baru pindah dari luar kota dan baru tiba beberapa hari yang lalu. Membaca novel misteri, suka dengan warna merah, dan juga suka dengan drakor. Tak lupa saya juga hiking, melihat alam, jalan-jalan dan yang pasti saya juga suka menyeruput cappucinno. Makanan kesukaan saya bakso, suka dengan bakso ukuran jumbo. Ukuran sepatu saya 37 kalau ingin tahu. Ketika saya sedang suntuk saya biasa mendengarkan musik. Sebut saja Deep Purple, Quinn, Alan Walker,” ceritanya.

Wuih, seleranya tinggi tuh lagunya,” ujar Lusi.

Iskha mengernyitkan dahinya. Dia juga suka dengan musik-musik yang disebutkan. Tetapi ia ragu kalau cewek yang ada di depannya ini bisa memainkan musik, mungkin hanya sebatas penggemar saja. Tak ada yang istimewa.

Udah punya pacar belum?” celetuk salah satu murid cowok.

Kayla mengangkat bahunya. “Entahlah, kira-kira siapa yang beruntung nantinya,” ujarnya sambil nyengir.

Wah, boleh mendaftar nih,” kata Agus lalu diikuti ger dari murid-murid yang lain.

Arief tampak sedikit tersenyum melihat teman-temannya yang seperti menemukan suasana baru. Hal itu langsung diketahui Lusi.

Wah, bahaya nih! Bahaya!” bisik Lusi.

Bahaya apaan?” tanya Iskha ingin tahu tentang apa yang dimaksud teman sebangkunya itu.

Tuh, lihat si Arief tersenyum ama anak baru. Waduh, saingan nambah satu nih!”

Iskha menoleh ke arah Arief, memang benar sih. Tetapi bukan itu yang menjadi persoalannya. Ada sesuatu yang menggelitik dirinya pada diri Kayla. Dia mengamati Kayla dari ujung sepatu sampai ujung rambutnya. Dia seolah-olah melihat foto-copy sempurna dari dirinya sendiri. Siapa Kayla yang sebenarnya?

* * *

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status