Share

Selamat Tinggal, Balarambe!

Baruno mencoba menggesekkan punggungnya yang terasa basah itu. Pelan-pelan ditengoknya ke belakang, nampak Jelita yang telah duduk membonceng sedang menyembunyikan tangisannya.

“Hei… kok kamu menangis? Kita kan mau jalan-jalan sore bersama. Kamu kenapa, Jelita?” Baruno terlihat sedikit panik. Jelita secara cepat menggeleng, ia enggan curahan perasaannya itu diketahui oleh teman-teman lainnya.

“Eh Jelita kenapa, sih?” Suluh mulai terlihat panik. Hal ini semakin menarik perhatian teman-teman lainnya. Kini semua mata tertuju pada Jelita yang sudah tidak dapat lagi menutupi isaknya itu.

“Duh, teman-teman. Aku tidak apa-apa, kok! Mungkin hanya terbawa perasaan dan suasana saja. Rasanya belum siap meninggalkan kalian semua dan kebersamaan kita di Balarambe ini. Besok aku dan teman-teman angkatanku sudah harus pulang ke kota masing-masing. Yuk, kita bersenang-senang di hari terakhir ini!” Jelita berseru sembari menghibur dirin

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status