Share

Luxy Brins

“Kenapa seperti itu? Kami semua datang untuk membicarakan masalah perusahaan kami.” Mika berbicara tegas, tetapi Leo tidak menggubris ucapan Mika. 

“Sudahlah Mika. Aku akan masuk sendirian.”

Keyna dengan berani masuk kedalam. Saat itu dalam lubuk hati Keyna hanya ada tekat. Keyna tak pernah tau apa yang akan ia hadapi. Saat ini yang ia ketahui adalah satu-satunya jalan memulihkan perusahaan peninggalan ayahnya. 

Didalam ruangan itu begitu sunyi. Hanya suara pintu tertutup yang terdengar. Keyna berjalan mendekati sebuah meja diruangan itu. Kesunyian menemani langkah Keyna, hanya suara ketukan sepatu miliknya yang memenuhi ruangan itu. 

Langkah Keyna berhenti didepan meja itu. Yang hanya berjarak sekitar dua meter saja. Dibalik meja itu seorang pria dengan jas hitamnya duduk diatas kursi yang begitu besar.

Pria tampan dengan mata coklat, rambut hitam pekat, kulit bersih kecoklatan, dan sangat menawan. Pria yang mempunyai banyak gosip diluaran, tetapi sosoknya tak pernah tampil secara nyata dimedia manapun. Ayden Edelsteen, pebisnis muda dengan sejuta pencapaian. Pria idaman seluruh wanita di negeri ini. Ayden Edelsteen bahkan dibebut dengan julukan pria seribu pesona.

Keyna menelan pelan salivanya. Entah kenapa jantung Keyna tiba-tiba berdetak dengan cepat didekat pria itu. Hati Keyna mulai gelisah, ketegangan menyelimuti dirinya. Pria dihadapannya itu memancarkan aura yang begitu kuat, sampai Keyna tak bisa membuat hatinya sendiri tenang. 

Saat Keyna telah berhenti melangkah, pria itu tetap sibuk dengan dokumentnya. Tak menganggap bahwa didepannya telah berdiri seorang wanita. Akhirnya Keyna mengambil inisiatif untuk menyapa lebih dulu. 

“Selamat pagi, tuan muda Edelsteen,” sapa Keyna. 

Ayden menggerakan moba matanya. Menatap tajam kearah Keyna. Tatapan mematikan itu membuat Keyna semakin tegang dan gelisah. Aura pria itu sangat kuat, aura dingin yang diselimuti dengan kekejaman. Padahal seharusnya tatapan dari pria tampan didepannya sangat menggoda, tetapi malah membuat diri rasanya ingin berlari pergi dari tempat itu sekarang juga.

“Saya Keyna Lynell, pemimpin dari Lynell Group. Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk membicarakan masalah perusahaan saya kepada anda,” jelas Keyna tanpa menatap wajah Ayden. Keyna berbicara sambil menatap kearah ubin yang ada dibawahnya. 

Ayden beranjak dari kursinya. Melangkah pelan, mendekat kearah Keyna. Keyna hanya menatap sepatu Ayden yang kini semakin dekat dengan dirinya. Melangkah dan melangkah semakin dekat, sampai akhirnya berhenti tepat dihadapan Keyna.

Keyna syok melihat sepatu Ayden yang tak berjarak dengan sepatu hels yang ia gunakan. Itu artinya Ayden telah bediri sangat dekat dengannya. Sehingga Keyna tak berani mengangkat wajahnya sendiri. Aura yang sangat kuat, sampai membuat hati Keyna begitu gelisah. 

Jari telunjuk Ayden mengangkat wajah Keyna. Membuat Keyna harus bertatapan langsung dengan Ayden dari jarak yang begitu dekat. Keyna tak tau harus berbuat apa, tubuhnya seakan-akan kaku dan tidak bisa bergerak. 

“Jadi kau wanita yang telah membunuh Lidia.”

Keyna begitu kaget dengan perkataan Ayden. Hatinya semakin gelisah, kebingungan menerpa hati Keyna. Apa maksud dari perkataan Ayden? Membunuh Lidia? Siapa Lidia? Pertanyaan yang tiba-tiba datang menggerogoti pikiran Keyna. 

“Aku tidak mengerti maksud perkataan tuan muda Edelsteen,” ucap Keyna sambil menghempas tangan Ayden yang menyentuh wajahnya. 

Ayden terseringai, dengan tatapan tajam penuh dendam. Ia kemudian menyuruh Leo masuk kedalam ruangan itu. Leo kemudian masuk kedalam bersama 2 orang pria bertubuh kekar. 

“Runtuhkan Lynell Group, dan bawa wanita ini ke Luxy Brins,” perintah Ayden.

“Sesuai perintah anda tuan muda.”

Dua pria bertubuh kekar itu membawa Keyna dengan paksa. 

“Apa-apaan ini. Lepaskan aku,” berontak Keyna. 

Mika dan Thomas berteriak melihat Keyna yang dibawa paksa. Mereka ingin membantu Keyna, tetapi mereka juga ditahan oleh ajudan Ayden. 

“Lepaskan nona Keyna,” teriak Thomas dengan sangat keras. 

Keyna telah dibawa pergi oleh dua pria itu bersama dengan Leo. Kemudian Ayde juga menyuruh dua ajudannya mengusir Thomas dan Mika keluar dari perusahaannya. 

Keyna yang dibawa paksa oleh Leo dan dua pria, telah tiba di Luxy Brins. Keyna terus memberontak tetapi usahanya sia-sia. Perlawanan yang ia lakukan tak mengubah apapun. keyna telah didorong masuk kedalam sebuah kamar. Leo bahkan mengunci kamar itu dari luar. Meninggalkan Keyna sendirian dikamar itu. 

“Apa semua ini? Kenapa aku dibawa kesini secara tiba-tiba? Aku bahkan tidak pernah bertemu langsung dengan pria itu sebelumnya,” gumam Keyna. 

Keyna kemudian mengingat kembali kejadian yang ia alami. Ayden menyebutkan jika Keyna telah membunuh Lidia. Keyna tiba-tiba sadar jika ia pernah mendengar nama itu disebutkan. Setelah berpikir keras barulah Keyna mengingat nama itu. Lidia Maureen, wanita yang mengalami kecelakaan dengan Keyna seperti yang disebutkan oleh polisi.

“Apakah Lidia Mauren itu adalah Lidia yang disebutkan oleh tuan Edelsteen. Wanita itu juga telah tewas, apa aku yang disangka telah membunuh nona itu?”

Hati Keyna bercampur aduk, dadanya sesak setelah memikirkan masalah ini. Keyna menangis dengan kenyataan yang ia alami. Ia tidak menyangka akan jadi seperti ini. Padahal polisi telah menyatakan jika kecelakaan itu tidak bisa dibuktikan penyebabnya. Bahkan Keyna telah dibuktikan tidak melakukan kecelakaan dengan sengaja. 

Saat ini yang bisa Keyna lakukan hanyalah duduk memeluk lutut dibawah lantai sambil bersandar pada ranjang ditengah kamar. Pikiran Keyna mulai kosong, Keyna merasakan firasat buruk. Ayden terlihat sangat kejam, Keyna berpikir tidak akan mudah untuk pergi dari situasi seperti ini. Terlihat jelas jika Ayden sangat marah dan menaruh dendam dengan Keyna dari sikap dan tatapannya saat Keyna dibawa pergi oleh pengawal Ayden sendiri. 

Setelah beberapa jam Keyna berada didalam ruangan itu, pintu kamar terbuka. Seorang pria berumur sekitar 50 tahun dan wanita paruh baya masuk kedalam kamar. Wanita paruh baya itu membawa troli makanan yang dipenuhi dengan makanan lezat. 

“Salam untuk anda nona Lynell. Saya Zang Antonio, pengurus rumah. Ini adalah bibi Yun, jika anda butuh sesuatu bisa memintanya kepada bibi Yun.”

Bibi Yun mendorong troli makanan dan meletakannya didepan Keyna. Kemudian pak Zang dan bibi Yun meninggalkan Keyna bersama dengan makan siang yang dibuat khusus untuk Keyna atas perintah langsung dari Ayden. 

Keyna sama sekali tak melihat kearah makanan itu. Bagaimana mungkin Keyna memikirkan makanan disaat seperti ini. Yang Keyna pikirkan hanyalah nasipnya kedepan. Entah bagaimana dan seperti apa. 

Satu jam kemudian pintu kamar terbuka lagi. Tetapi kali ini hanya bibi Yun yang datang bersama tiga orang pelayan wanita. Bibi Yun melihat kearah makanan yang belum disentuh oleh Keyna. 

“Kenapa anda belum makan nona?” tanya bibi Yun. 

Keyna tak menjawab, dia hanya menatap sekilas ke arah bibi Yun. Kemudian bibi Yun melirik kearah tiga pelayan itu. Salah satu dari mereka membawa sebuah mangkok berisi bubur. 

“Maaf nona, karena anda tidak mau makan sendiri jadi terpaksa kami harus memaksa nona.”

Dua pelayan itu memegang tubuh Keyna, dan yang satunya lagi menyuapi Keyna bubur dengan paksa. Keyna berusaha memberontak dan tak ingin menelan bubur itu. Tetapi para pelayan itu benar-benar terus berusaha agar satu mangkok besar bubur itu habis. 

Usaha mereka mereka berhasil. Keyna sungguh telah menghabiskan seluruh bubur, walau dengan waktu yang lama. Kemudian para pelayan itu keluar sambil membawa troli makanan. Tetapi tidak dengan bibi Yun, ia masih berdiri didalam kamar. 

“Nona maafkan saya. Saya tidak bermaksud memaksa anda, dan membuat anda menderita. Sebaiknya anda istirahat diatas kasur. Lantai dingin, anda bisa sakit. Saya permisi.”

Pintu kamar tertutup kembali. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Keyna hanya bisa menunggu. 

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status