Share

Dimanfaatkan devan

Perkenalan singkat itu berlanjut sampai mereka saling tukar nomor hp, Berliana sangat bahagia setiap kali Devan membalas chat nya. Walaupun Berli sangat menginginkan bertemu lagi dengan Devan.

“Baru bang Devan laki-laki tampan yang mau tersenyum ramah dan menjadi sahabatku.” Gumam Berliana sangat bahagia, dia mersa harinya semakin indah semenjak bertemu dengan Devan, Berliana yang tengah jatuh cinta mulai belajar dandan berharap Devan akan tertarik melihatnya.

“Selamat siang bang Devan.” Mengirimkan pesan.

“Siang juga Berli.” Balas pesan singkat dari Devan.

“Lagi sibuk ngak bang Devan?”

“Ngak,”

Tiba-tiba timbul keinginan Berliana yang sudah beberapa hari ini ngak bertemu dengan Devan, dia benar-benar merindukan laki-laki itu, sehingga diapun ingin melakukan panggilan Vidio.

“Astaga, cewek ini menghubungiku, panggilan Vidio lagi.”

Devan kebingungan untuk mengangkat, dan memilih mengabaikan panggilan tersebut, karena sejatinya dia tidak menyukai Berliana sama sekali, namun karena dia anak dari pemilik pabrik tempatnya bekerja, mau tidak mau Devan terpaksa menanggapinya.

“Bang kok ngak diangkat?”

“Abang lagi pakai boxer doang gerah. Abang malu jika dilihat Berli yang cantik.” balas Devan.

Devan membalas pesan Berli, dalam hatinya ingin muntah saat mengatakan Berliana cantik.

“Ngapain aku mesti melakukan panggilan Vidio dengan cewek gendut kayak karung beras itu, bisa-bisa mataku sakit.” Ucap Devan sambil menikmati makanan mahal yang dikirimkan Berliana. Yang diselingi tawa teman-temannya.

“Sama hartanya kamu mau, jadi kamu harus siap juga menerima pemiliknya meskipun sejelek apapun bentuknya,” Rangga sahabat baik Devan ikut menimpali.

“Ngak kebayang deh, bagaimana cara kalian melakukan ML saat bulan madu atau malam pertama dengan tubuh Berli yang besar dan kekar, bisa-bisa kamu yang dibanting duluan ha...ha...” Teriak teman Devan yang lainya.

“Ha...ha...ha...” mereka semua tertawa lepas mengejek bentuk tubuh Berliana.

“Aku rasa Devan yang ambruk duluan, karena Berli lebih besar dan perkasa. sebaiknya tutup mata saja Devan, anggap saja lagi menunggangi kerbau betina.” Rangga ikut bersuara kembali.

“Kenapa pembicaraan kalian melebar kemana-mana, perlu kalian tahu, jika aku dan cewek gendut itu tidak memiliki hubungan apa-apa, emang tuh ceweknya yang kegagalan menghubungi aku terus-menerus." Devan terlihat kesal diledek teman-temannya.

“Justru itu, jika kamu ingin hidup enak dan jadi orang kaya dengan mudah dan gampang, ya mau tidak mau kamu harus menjalin hubungan dengan gadis itu, paling tidak kamu tidak perlu kerja susah payah seperti ini.”

“Ide yang menarik.”

Devan yang sedari tadi membantah, mulai terpengaruh dengan usulan sahabatnya. Meskipun sahabatnya mentertawakan eksperinya saat ini. Malah sekarang dia ikut tertawa ketika teman-teman nya mengejek, seakan mendapatkan ide dari perkataan Rangga barusan.

“Apa orang tuanya mau menerimaku nanti?” Devan terlihat bimbang mengingat status sosial mereka yang jauh berbeda.

“Pasti maulah, Berliana itu anak mereka satu-satunya, pewaris tunggal perkebunan kelapa sawit yang sangat luas ini. Yang terpenting sekarang kamu dekati dan bujuk rayu Berli, hidupmu yang susah ini pasti akan berubah drastis jika kalian sudah menikah.”

“Aku rasa sangat mudah untukmu mendapatkan Berliana, mengingat sekarang saja dia sudah kepincut dan sudah tergila-gila duluan padamu, yang hanya bermodalkan wajah tampan doang, tapi kantong kere.” Ledek mereka.

“Wajah tampan dan tubuh atletisku ini modal, bro.” Balas Devan bangga seraya menepuk dadanya.

“Ingat Devan, kami semua mendukung mu, teman.”

“Terimakasih bro, atas dukungan kalian berdua.”

Ucap Devan menatap dua sahabat baiknya Rama dan Rangga yang mempunyai sifat tidak jauh beda darinya. Pemalas dan ingin hidup enak dan kaya tanpa harus berusaha keras dan Bekerja.

Seiring berjalannya waktu, kedekatan Berliana dan Devan semakin erat. Bahkan Devan dengan bantuan kedua sahabat nya mulai sering mengajak jalan, Berliana yang sebelumnya tidak pernah pacaran dan mengenal yang namanya cinta sangat bahagia begitu Devan mengajaknya makan malam romantis.

Malam ini, Devan sudah membulatkan tekadnya untuk melamar Berliana. dia tidak sabar lagi ingin merasakan menjadi orang kaya dalam waktu singkat, dia rela meskipun harus menjatuhkan harga diri yang selama ini dia junjung tinggi terutama dihadapan teman-temannya.

“Bagaima Berli, apa kamu mau menerima Cinta Abang?” yang diteriaki yel-yel oleh Rangga dan Rama.

“Terima....terima...terima,” ucap keduanya memberikan semangat.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dea Arum
bagus ceritanya,sprti sinetron
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status