Ana, seorang aktris pendatang baru yang sedang naik daun, dijebak oleh seseorang hingga berakhir di ranjang hotel bersama CEO bernama Raffael. Sialnya, Ana malah dituduh sebagai dalang penjebakan ini. Demi meredam skandal, jalan keluarnya adalah dengan menikah. Ana terpaksa harus menjadi istri kedua karena Raffael sudah memiliki istri siri. Sebagai bayarannya, Ana juga diminta untuk melahirkan anak untuk Raffael dan istri pertama yang tak ingin memiliki anak. Ana tak akan pernah berada di hati Raffael walaupun wanita itu mencintai suaminya. Dia akan selalu menjadi istri yang tak dianggap. Penderitaannya tak berhenti sampai di situ, sang istri pertama selalu mencoba berbagai cara untuk menyiksa kehidupan Ana yang juga merupakan rival karirnya. Lalu, bagaimana nasib Ana? Akankah pernikahan Ana berakhir bahagia atau malah semakin menderita?
View More“Romeo dan Sofi sudah lama saling mengenal.” “Apa Sofi yang menyebabkan hubungan Romeo dan Ara kandas?” “Kata siapa, memangnya hubungan saudara bisa kandas?” tanya Raffael wajahnya mengernyit bingung menatap para wartawan yang sedang mengerumuninya. Sudah puluhan tahun dia bekerja dengan para aktor dan artis yang sangat pandai memainkan perannya jadi bukan hal yang sulit baginya untuk berakting saat dibutuhkan meski menurutnya dia tak sepenuhnya bohong.“Tapi bukankah seharusnya Romeo dan Ara yang akan melangsungkan pernikahan? Apa Romeo sudah menghamili Sofi karena itu dia harus bertanggung jawab.” Raffael tersenyum dengan lebar dan menatap wartawan yang bertanya padanya. “Tidak ada hal seperti itu, tapi kalau memang Sofi hamil dalam waktu dekat aku pasti akan sangat senang, tapi kita buktikan saja itu,” katanya. “Lalu bagaimana dengan Ara?” Sekarang Raffael menghela napas panjang. “Romeo dan Ara dibesarkan bersama-sama, mereka sudah seperti saudara karena itu mereka salah meng
“Malam yang indah bernama kesayangan.” Sofi memposting di akun media sosialnya dengan latar belakang halaman rumah orang tua Romeo. “Bagaimana?” tanyanya setelah memperlihatkan layar ponselnya pada Ana. “Sebenarnya akan sangat bagus kalau kamu berfoto bersama Romeo,” kata Ana sambil matanya menerawang. Sofi meringis, jangan sampai Ana memintanya membangunkan Romeo yang sedang tertidur lelap di kamarnya tadi. Setelah wartawan memergoki Romeo keluar di malam hari saat hari pernikhannya, laki-laki itu memang jarang pergi di malam hari kecuali untuk bekerja. Jangan tanya bagaimana berita di luaran sana, para pemburu berita itu semakin gencar mencecar tidak hanya Romeo dan dirinya ba hkan Ana dan Raffael juga tidak bisa bepergian dengan leluasa, karena itu Ana menjadi kesal luar biara.Raffael sudah beberapa kali meminta putranya itu untuk mengklarifikasi tapi jawabnya tetap sama. “Romeo sedang tidur dan pasti akan menolak,” gumam Sofi dengan tatapan khawatir. “Kurasa ini sudah cu
“Plak!” Tamparan keras itu membuat dua orang wanita yang berbagi ruangan dengan mereka memekik terkejut. “Aku kira aku sudah banyak mengajarimu dan menceritakan pengalamanku supaya tidak terulang pada putraku tapi apa ini!” teriak Raffael dengan marah wajahnya memerah menahan marah. Romeo menyeka bibirnya yang berdarah, sedangkan di sudut ruangan Ana memeluk Sofi yang masih ternganga tak percaya melihat apa yang baru saja terjadi. “Papa yang memaksaku menikahinya,” kata Romeo kesal. “Benar ini salah papa yang terlalu memanjakanmu sampai kamu suka memaksakan kehendak pada orang lain, bahkan pada orang yang kamu kira kamu cintai.” “Apa maksud papa?” “Sejak awal aku tidak melihat Ara yang antusias dengan rencana pernikahanmu, tapi kamu malah dengan percaya diri memajukan rencana pernikahan kalian. Apa kamu pernah berpikir kalau mungkin saja Ara belum siap.” Romeo menatap papanya dengan tatapan bingung. “Dia tidak pernah bilang kalau tidak setuu lagi pula kami sudah saling kenal d
“Apa maksudmu tidak yakin? Apa kamu tidak becus bekerja?” Biasanya Romeo tak pernah berpikir untuk membentak orang-orang yang bekerja untuknya, jangankan membentak, marah saja jarang terjadi dan sekarang tiba-tiba laki-laki itu seperti lepas kendali membuat laki-laki di depannya itu hanya bisa menunduk pasrah. “Maaf tapi itulah yang kamu dapatkan? Kamu belum tahu jelas siapa orang yang membantu Non Ara.” “Bagaimana dengan ponsel atau kartu banknya?” “Sudah terblokir beberapa hari yang lalu, jadi kami tidak bisa menggunakan cara itu.” Romeo memejamkan matanya, dia tak tahu apa yang terjadi pada Ara sekarang, dia benar-benar khawatir andai Ara bicara baik-baik padanya ingin menunda pernikahan tentu Romeo akan berusaha mengabulkannya. Ah Ara, gadis itu memang paling bisa membuat tidurnya tak tenang. Kemana kamu sebenarnya? “Bagaimana dengan Sofi? Apa ada yang aneh dengan dia?” “Kenapa tuan kukuh sekali me
Kata sah bergema memenuhi seluruh gedung itu. Sofi pernah memimpikannya bahkan setengah mati mengiginkannya, tapi tentu saja tidak dengan cara seperti ini. Romeo jelas tak menginginkan pernikahan ini, bahkan laki-laki itu sekarang sangat membencinya karena masih menganggap dialah penyebab Ara pergi. “Selamat datang di neraka istriku, inikan yang kamu inginkan.” Tubuh Sofi bergetar saat mendengar suara dingin laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya. “Aku tidak ada hubungannya dengan kepergian Ara,” kata Sofi lemah tapi tentu saja itu seperti angin lalu yang sama sekali tidak digubris Romeo. Sofi lelah mengatakan itu, dia sekarang memang sudah menjadi istri Romeo tepatnya istri yang tak diinginkan. Dia ingin pergi dan berlari meninggalkan semua ini. Benar ini belum terlambat bukan, tapi saat melihat wajah orang tuanya yang begitu bahagia juga orang tua Romeo terutama Ana yang sudah begitu baik padanya Sofi langsung tahu dia tak akan pernah melakukan itu. “Mbak Sofi kenapa waja
Sofi setengah mati menginginkan posisi seperti Ara sekarang tapi sahabatnya itu malah ingin lari menghindar.Ini mungkin kesempatan untuknya, tapi Sofi tahu dia bukan barang yang seenaknya dipindahkan. “Kamu yakin akan melakukannya?” “Tentu aku belum siap untuk semua ini dan... mungkin tak akan pernah siap.” “Kamu bisa bicara baik-baik dengannya, dan orang tuamu tentu.” “Mereka tidak akan mau mendengar lagi pula aku tidak ingin melihat kekecewaan di mata mereka, aku menyayangi mereka tapi keinginanku dan keinginan mereka bersebrangan.” “Kamu pengecut,” desis Sofi dan tanpa dia duga Ara malah mengangguk. “Aku tahu tapi mereka akan baik-baik saja, ayah dan ibu akan marah, tapi itu lebih baik dari pada seumur hidup aku terjebak selamanya dalam penderitaan.” Sofi menunduk dia kembali teringat pertemuan terakhirnya dengan Ara, pagi itu dia mengantar Ara ke bandara tentu atas permohonan gadis itu, dan sekarang Sofi menyesalinya kenapa dia tidak meminta Ara naik taksi saja. “Saya m
Jerit kesakitan itu menggema, teriakan, makian dan juga sumpah serapah membuat Bella menutupi telinganya, dia menyesal langsung ke mari tanpa persiapan apapun. Tapi bagaimana lagi dia sekarang dalam pelarian dan dia tidak bisa menyiapkan apapun yang dia inginkan, apa memang sesakit itu mengeluarkan manusia baru. Tangannya menjadi dingin, dia yang belum pernah melahirkan tentu saja merasa ngeri, dia bahkan melihat seorang wanita yang dengan brutal menjambak rambut laki-laki di sebelahnya sambil berteriak kesakitan. “Apa mungkin mereka di sini,” gumamnya tak yakin setelah kepalanya dari tadi celingak celinguk mencari seseorang, tapi sampai pusing dia tidak dapat menemukannya. Bella berpikir sejenak, ruangan ini memang terlalu biasa untuk orang kelas atas seperti mereka, tapi kenapa suster yang dia tanya bilang hanya ini ruangannya, apa suster itu membohonginya? Bella membetulkan topi yang dia gunakan, berharap tidak ada orang yang mengenalinya, hampir satu tahun dia menghilang dari l
Pesta bukan merupakan kegiatan favorit Ana. Akan tetapi menjadi seorang artis apalagi saat ini dia menjadi istri salah satu pebisnis yang berkecimpung di dunia keartisan membuat Ana mau tak mau harus berteman akrab dengan yang namanya pesta. Gaun mahal, riasan sempurna juga semua hal yang harus berteriak mahal harus melekat di tubuhnya. Bangga? Oh sama sekali tidak, Ana yang terbiasa hidup susah tentu saja kesulitan untuk beradaptasi dengan semua ini, pesta-pesta yang sering dia hadiri tak membuat Ana terbiasa untuk hal itu, dia lebih akrab dengan dapur dan kebun dari pada barang-barang mewah dan itu disadari betul oleh Raffael. Jika dulu Bella dalam sebulah bisa menghabiskan ratusan bahkan milyaran untuk menunjang penampilannya, tapi sekarang tidak sampai puluhan juta Ana sudah bisa menghandle semua kebutuhan keluarga baik untuk dirinya dan juga anak mereka, bahkan Raffael pernah berseloroh. “Aku bisa cepat kaya kalau punya istri hemat sepertimu.” Ana hanya bisa meringis
Ana tertawa saat melihat Romeo yang berteriak kegelian saat digelitiki kakeknya, lalu sang nenek yang akan mengomel karena membuat cucu kesayangannya harus berteriak-teriak kegelian. Sungguh Ana sangat bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk merasakan kebersamaan ini. Keluarga adalah tempat untuk pulang, keluarga adalah tempat kita berbagi suka dan duka serta dukungan, Ana sudah sangat lama tidak merasakan hal itu, bahkan mungkin dia sudah lupa bagaimana rasanya, tapi sekarang dia bisa merasakannya lagi dan juga bonus tawa ceria sang putra yang bisa bermain dengan keluarga kandungnya. “Terima kasih,” bisik sebuah suara disertai dengan sebuah pelukan hangat di belakangnya, dan tanpa menoleh sekali pun Ana tahu siapa yang melakukan ini semua. Raffael suaminya tercinta, satu-satunya laki-laki yang membuatnya merasakan apa itu cinta, sekaligus yang telah menorehkan luka yang sangat dalam di hatinya, tapi sekarang Ana sudah baik-baik saja. Luka itu memang masih dia ingat deng
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.