Share

Bab 2. Kesedihan Zahwa

Aku melangkah tidak karuan, seperti kehilangan arah. Namun, aku mencoba mengikhlaskan semua yang terjadi. Aku tahu itu bukan hal yang mudah, aku hanyalah wanita miskin namun aku harus menjadi wanita kuat.

"Zahwa kamu harus kuat, kamu gak boleh cengeng!" gumamnya sembari mengelap air matanya yang sesekali terjatuh.

Tak terasa aku sudah keluar dari rumah mewah Leo sudah lumayan jauh, Terdengar suara sepeda motor berhenti. Aku begitu takut, apa aku dibuntuti oleh penjahat? Dengan langkah cepat aku tidak menghiraukan sepeda motor itu, aku harus secepatnya sampai dijalan raya sana untuk meminta pertolongan.

"Zahwa! Tunggu," panggil seorang pengendara motor itu.

Aku tidak menoleh kearah suara yang memanggilku. Rasa takut mencekam membuatku terus berlari, hingga aku tak kuasa menahan sakit yang kian menjalar dikaki ini. Hingga aku terjatuh

"Pergi...pergi sana!" Teriak Zahwa menutup wajah dengan kedua tangannya. Karena ada pria itu berhasil menepuk bahu Zahwa.

"Tenang Zahwa! Ini aku Reza," jawab lelaki itu

Reza adik laki-laki Leo yang dituding berselingkuh dengannya kini hadir didekat Zahwa.

Reza laki-laki licik itu mencoba sok simpatik kepadanya. Memang hubungan retaklah antara Zahwa dan Loe yang Reza inginkan. begitu liciknya pria ini.

"Apa yang terjadi denganmu? Untuk apa malam-malam seperti ini sendirian?" pura-pura tidak tahu apa-apa tentang masalah rumah tangganya dan terus mencecar pertanyaan kepada Zahwa.

Zahwa masih terdiam dengan tangan yang menutup wajah, membelakangi laki-laki yang mengaku Reza. Tubuh Zahwa begitu gemetaran dan takut untuk menoleh kearahnya.

"Zahwa, ini Aku Reza!" ucapnya lagi, kini Reza berpindah tempat dihadapan Zahwa.

Zahwa mencoba memberanikan membuka tangan yang menutup wajahnya itu, Ia memastikan bahwa benar laki-laki itu adalah Reza adik tiri Leo.

"Reza," lirih Zahwa ketakutan

Zahwa mencoba pergi menjauh dari Reza, Ia tak ingin ada seseorang lagi yang melihat meraka berdua. Tak peduli dengan rasa sakit yang menjalar dikakinya. Langkah kaki perempuan itu yang tak begitu cepat hingga Reza berhasil menarik tangannya.

Plak...

Aku hilang kendali dan membuat tubuhku terperangkap di pelukan Reza. Pria itu sengaja

mengikat erat tubuhku dalam pelukannya, Tubuh kekar milik Reza membuatku tak bisa apa-apa saat ini.

"Astaghfirullah Reza lepaskan, lepaskan Reza!" Zahwa teriak ketakutan dan mencoba melepaskan tubuhnya dari pelukan Reza.

Zahwa menatap tak suka kearah Reza yang tengah tersenyum tipis licik diwajahnya. Posisi Zahwa saat ini masih berada dipelukan tubuh Reza. Zahwa memberontak namun tak digubris oleh Reza adik Leo itu.

"Mau apalagi sih kamu Reza? apakah kamu tidak puas melihat penderitaanku ini?" Zahwa bertanya dengan nada dinginnya. Iya benar-benar tak ingin melihat Reza dihadapannya itu.

Meskipun Zahwa sudah milik Leo, namun Reza tetap bersikeras ingin mendapatkan cinta Zahwa. Pria itu kelakuannya semakin menjadi-jadi kepada Zahwa.

"Zahwa ayolah pergi bersamaku! aku akan membuatmu bahagia!" bisik ditelinga Zahwa

"Tidak Reza! kamu sudah gila!" teriak geram Zahwa kepadanya.

Reza semakin menggila memeluk paksa Zahwa dengan nafsunya, Ia tak ingin perempuan itu lepas dari pelukannya.

Dari sisi sana...

"Zahwaaaa!" teriak seorang pria

Sontak kaget Reza dan melepaskan Zahwa dari pelukannya.

Tak sadar laki-laki itu berteriak kencang setelah melihat istrinya berpelukan dengan adik laki-lakinya di luar rumah, sungguh hatinya teramat sakit karenanya. Yang ada dalam benaknya dia yang dulu begitu penurut, tiba-tiba membangkang dan bermain api dengan Reza adiknya sendiri.

"Ooh jadi begini kelakuan kamu Zahwa dibelakangku? diam-diam pergi dari rumah, ternyata bermesraan dengan adikku sendiri? dasar wanita murahan!" celotehnya dengan kasar.

Tangis pecah keluar dari mata bulat Zahwa, hatinya begitu sangat tersayat mendengar kata murahan dari mulut suami yang sangat dia cintai. sungguh sayatan itu begitu pedih didengarnya.

"Mas, gak gitu? kamu salah paham?" Zahwa mencoba menjelaskan.

Pria itu menggelengkan kepalanya seakan tak mau mendengarkan penjelasan apapun dari mulut istrinya itu.

"Salah paham katamu? Aku melihat langsung dengan mata kepalaku sendiri Zahwa! jadi kamu sudah tidak perlu lagi menjelaskan apapun kepadaku!" tegasnya dengan murka diwajahnya.

Dengan wajah yang memerah tak disangka Leo sudah berdiri tegak dihadapan Reza, tangannya sudah mulai terkepal sempurna dan tonjokan itu seketika mendarat ke pipi dan perut adik laki-lakinya itu.

Plak

Plak

"Mas tolong dengarkan dulu penjelasanku," ucap Zahwa sambil meraih tangannya dengan kuat.

Leo menepis kasar. Lelaki itu mencebik, lalu melengos. Bagaikan jijik melihatku.

"Mas tolong dengarkan aku, tunggu aku, tetaplah disampingku Mas!" bujukku sambil mengejar Mas Leo.

Air mata pun tak terelakan lagi tatkala langkah kaki ini tak bisa mengejar langkah Mas Leo yang sudah jauh dari pandanganku, menetes sudah, membanjiri wajahku. Aku menangis pilu sampai tersedu-sedu. Aku benar-benar gak tau lagi harus bagaimana sekarang.

Tak lepas dari masalah rumah tangganya, Zahwa teringat kejadianya waktu berdua dengan Reza di hotel.

"Ya tuhan kenapa aku sebodoh itu? bisa-bisa aku dijebak oleh Reza!" gumamnya dalam hati.

Sulit memang, tapi aku harus tetap menjalani semua ini dan aku gak boleh nyerah. Saat itu aku hanyalah korban jebakan si Reza lelaki biadab itu.

Entah bagaimana ceritanya minuman itu bisa aku telan, aku kira itu hanya sebatas minuman yang diberi oleh adik iparku sendiri tak ada rasa curiga dalam hatiku, namun nyatanya aku salah.

Terlepas dari kebodohan yang telah meneguk minuman haram itu, aku juga telah masuk ke kamar hotel bersama Reza. Tapi sampai sekarang aku tak tau apa yang telah Leo lakukan padaku.

Dalam lamunan Zahwa...

"Sadar Zahwa, ini bukan dirimu kok, hatimu tak pernah sepicik ini, tak mungkin kamu tega bermain api dibelakang suami yang kau cintai," ucap dalam hatinya Zahwa

"Sebaiknya aku harus jaga jarak dengan Reza Mama dan juga Keisya! sebab mereka akan menjadi benalu dalam rumah tanggaku!" ucap dalam hatinya lagi.

Rasanya campur aduk antara rasa sakit hati yang tersayat dan rindu yang menggebu dalam hati Zahwa kepada suaminya itu, namun Ia masih belum berani menginjakkan kakinya dirumah Leo, Ia takut akan bertengkar lagi dengan suaminya.

"Mas, mas aku rindu sama kehangatan kamu?" Zahwa tersenyum tipis sesekali melihat foto suaminya di handphone yang Ia pegang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status