Share

Bab 5. Diancam Cerai

‘’Akan kubuat Leo segera menceraikan kamu!’’ bisik Mama mertua di telinga kananku. Tubuhku kembali tersentak, perkataan Mas Leo yang membuat sakit di hati masih belum sembuh, mama kembali menaburkan garam di luka hatiku ini.

Perih, itulah yang aku rasakan saat ini, sakit tak berdarah, itulah sebutannya. Kuhembuskan nafas berat berharap sesak didada sedikit berkurang.

‘’Kenapa Mama melakukan itu? Kenapa Mama seperti sangat membenciku Ma?’’ tawa Mama menggelegar memenuhi isi ruangan, kulihat Reza yang masih disana melirik tak tega dan lirih kepadaku, sungguh Mama memang begitu licik orangnya.

‘’Kau menikah dengan putraku. Itu kesalahan fatal buatmu Zahwa! Kan ku manfaatkan situasi ini untuk membuat Leo segera menceraikanmu, ingat itu!’’ ancam Mama mertua menatapku dengan nyalang.

Aku shock mendengar perkataan mama mertuaku, begitu teganya dia selalu menyakitiku, padahal selama ini aku selalu berbuat baik padanya.

Ibu berjalan memutariku. Aku berdiri mematung, ‘’Kau tahu, sebenarnya aku tidak menginginkan kamu menikah dengan Leo, karena kau adalah wanita yang menghancurkan rencana besarku!’’ Mama mertua mengangguk dengan tersenyum licik kearahku. Aku mendelik

‘’Rencana besar apa Ma? Zahwa tidak merasa menghancurkan rencana Mama! toh aku tidak pernah tau rencana apa yang sedang Mama rencanakan selama ini!’’ ucapku dengan nada sura parau. Kutahan sekuat tenaga agar suara tangisan tak keluar dari bibirku.

‘’Kau masih mempertanyakan itu Zahwa! Coba kau pikir sendiri!’’ ucapnya dengan berlalu pergi meninggalkan aku dan juga Reza.

‘’Tunggu, Ma!’’ aku mencekal pergelangan tangan Mama keras.

Mama menatapku dengan sorotan mata menantang kearahku.

‘’Kenapa Mama sejahat itu padaku! Teriakku dengan memelas.

‘’Aku tak sudi punya menantu sepertimu! Cepat atau lambat kan kubuat Leo menikahi Keisya, dan kubuat Leo segera menceraikanmu, bagaimanapun caranya!’’ tegasnya.

Jleb...

Ucapan Mama bagaikan pedang satria yang menusuk tajam hatiku ini.

Aku menatap sayu kearah Mama, ‘’Ma, aku mohon, jangan lakukan itu padaku! Bagaimana kalau kakek dan juga Leo tau soal ini, pasti mereka akan marah besar Ma!’’

mata Mama mendelik seakan mau keluar dari tempatnya.

‘’Tak akan aku biarkan semuanya itu terjadi! Aku akan lebih dulu menyingkirkan kamu dari rumah ini!’’ tandasnya nyelekit

Tanganku terkepal dengan kuat, Meskipun telinga ini sudah kebal mendengarkan kalimat yang keluar dari Mama sedari tadi, tapi mendengarnya kembali dengan hati yang sedang bergemuruh, membuat emosi seketika meledak.

Kuangkat telunjuk tepat didepan wajah Mama.’’ Tutup mulut Mama! takkan kubiarkan mama membuat aku cerai dengan Mas Leo! Jangan mimpi!’’ raut wajah Mama semakin terlihat bengis dan menantang, Mama menepis tanganku.

‘’Dasar wanita kurang ajar! Rasakan ini!’’

‘’Ugh’’ kucekal pergelangan tangan Mama sebelum menyentuh kulit wajahku. Sedikit terpilintir hingga Mama terlihat meringis kesakitan.

‘’Maafkan Zahwa Ma, kalau Zahwa menyakiti Mama. Zahwa hanya ingin melindungi diri Zahwa, sepertinya batas kesabaran Zahwa telah terlewati, Zahwa sudah tidak bisa memaklumi tindakan Mama,’’ gumamnya dalam hati.

Pandangan kami yang saling beradu, segera kulepas pergelangan tangan Mama, dengan sedikit menghentakkannnya, hingga membuat tubuh wanita paruh baya itu sedikit terhuyung.

Aku segera berlalu dari hadapan Mama mertuaku. Aku melangkah menuju kamar dengan diiringi sumpah serapah yang keluar dari mulut Mama mertua.

‘’Dengarkan sumpahku Zahwa, semoga kau segera diceraikan oleh Leo dan menjadi janda seumur hidup!’’ Sumpahnya kepadaku.

Aku menghentikan gerakan tanganku saat ingin membuka handle pintu.

Jleb

Tubuhku seperti tertusuk seribu pedang mendengar sumpah Mama, air mataku tak bisa ditahan lagi dan keluar dari persembunyiannya.

Kuhela nafas panjang, Aku melangkah ke ranjang kamar ingin tidur dan menenangkan luka hati ini, mendengar suara langkahku, Mas Leo langsung menatapku.

Entahlah mau kemana dia. Biarlah aku tak peduli. Hati ini masih sakit mengingat kata pelac*ur yang keluar dari mulutnya.

Untunglah hari ini keisya tidak menginap dirumah ini, jika ia disini, ia pasti akan membantu Mama mengeroyok aku, dia seperti benalu dalam rumah tanggaku.

***

Hari semakin larut, jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ingin kupejamkan mata ini, ingin ku istirahatkan pikiran ini dari masalah yang begitu sulit kuhadapi, tapi kedua mata ini tak kunjung terpejam juga.

Mas Leo juga tak kunjung kembali. Mungkin ia akan bermalam dikamar lain. Biarlah toh aku tak peduli aku capek.

Kusandarkan tubuh dikepala ranjang. Pikiran ini berkelana jauh entah kemana-mana. Kemungkinan terburuk terus menghantui pikiranku.

Entahlah apa yang akan terjadi dengan biduk rumah tanggaku yang masih seumur jagung ini.

‘’Astaga apa yang harus aku lakukan!’’ gumamku

Kepala ini terasa begitu pening. Masalah rumah tanggaku tarasa begitu sulit, aku iri dengan orang-orang diluar sana yang baru saja menikah begitu sangat romantisnya kehidupannya, tapi berbeda dengan rumah tanggaku.

Ucapan Mama mertua tak hentinya menggema di kedua telingaku, saaat ia mengatakan akan bertekad untuk memisahkan aku dengan Mas Leo.

Jika Mama berhasil menghasut Mas Leo, selanjutnya apa yang harus aku lakukan? Akan kubawa kemana diriku ini, Aku malu jika aku harus pulang kerumah orang tua, aku takut orang tuaku akan menjadi omongan tetangga, aku tak mau membuat orang tuaku menanggung malu, karena Mas Leo adalah laki-laki pilihanku sendiri dikala aku akan dilamar oleh anak Kepala Desa.

‘’Arggh.’’ aku mencengkeram rambutku.

Berkali-kali aku mencoba menghembuskan nafas panjang, berharap sesak di dada semakin berkurang. Tapi usahaku sia-sia.

Apakah kehidupan rumah tanggaku akan hancur begitu saja tuhan? lirihku

Setelah aku terhanyut dalam lamunan begitu lama, tiba-tiba pintu kamar terbuka pelan. Lampu kamar telah aku matikan, sehingga keadaan kamar gelap meremang.

Krekk,

‘’Mas Leo?’’ panggilku

Namun orang yang pelan-pelan masuk ke kamarku itu tidak menjawab panggilanku. Aku tetap tenang, pantas saja jika Mas Leo tidak menyahut karena ia masih marah padaku.

Tak lama kemudian pintu tertutup kembali dengan rapi.

‘’Mas,’’ ucapku sekali lagi.

Pria ini mengelus kepalaku, betapa senangnya aku akhirnya Mas Leo mau menyentuh aku lagi.

‘’Mas maafkan aku ya?’’ ucapku pelan.

Lelaki yang mengelus kepalaku ini masih enggan menjawab ucapanku.

Brak

Pintu itu terbuka kembali, namun suaranya begitu keras, sontak membuatku kaget.

Tiba-tiba lampu kamar hidup, begitu kagetnya aku ketika melihat pria yang ada didekatku yang mengelus kepalaku ini adalah Reza.

“Zahwa! Apa yang kamu lakukan dikamar ini dengan Reza?’’ bentak Leo dengan murka.

“Reza?’’ ucapku kaget dan mendorong jauh tubuh Reza.

‘’Mas, tolong jangan salah paham lagi kepadaku!’’ pintaku meringis takut

‘’Sekarang kalian keluar dari ruamah ini!’’ pinta tegas Leo kepada kami

‘’Mas tolong jangan usir aku, aku mohon Mas, ini tidak seperti yang Mas Leo pikirkan!’’ pintaku memohon.

Aku langgsung tersimpuh dikaki suamiku ini, supaya aku tak diusir dari rumah, namun keputusan Mas Leo sudah bulat, pria ini menarik pergelangan tanganku dan menyeret aku keluar dari rumahnya dengan paksa.

"Arghh sakit,"

Tubuhku di hempaskan keluar dengan keras, kini Leo seperti bukan dirinya lagi. akhirnya aku mengalah untuk pergi dari rumah Leo.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status