Share

Bab 147

Malati menarik sudut bibirnya saat mereka tiba di suatu tempat yang mungkin menurut Aldino ialah ‘tempat kencan’. Ingin sekali ia tertawa namun ia sebisa mungkin menahannya, mengingat Aldino seorang yang temparamen sehingga akan mudah tersinggung. Ia menghargai usaha pria itu yang tengah berusaha memikat hatinya.

Gadis itu menatap Aldino dengan senyum yang mengembang dari samping. Senyuman yang paling lebar seperti saat ia mendapat nilai seratus pada ujian Matematika. Atau saat ia menerima gaji pertama sebagai tutor Matematika.

“Suamiku ganteng ya,” imbuh Aldino narsis saat merasa memang dirinya tengah diperhatikan gadis itu.

Malati tak merespon pria bertubuh besar itu. Ia memalingkan wajahnya pada sebuah batu besar dengan pahatan kuno di hadapannya.

Saat ini mereka tengah berada di sebuah museum Pasir Angin yang terletak di daerah Cemplang, Cibungbulang. Bukan tanpa alasan Aldino mengajak istri kecilnya pergi ke sana. Ia berpikir secara matang bahwasanya tipikal gadis cerdas semacam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kamelia
makin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status