Benar apa yang dikatakan Prince, ponselnya itu kini sudah diantarkan oleh salah satu pelayan yang ada di mansion. Sekarang, ia tengah meminta maaf pada Ryan karena tidak bisa menepati janjinya, ia juga mengatakan alasannya kenapa. Ryan sendiri kini tengah menuju lokasi di mana Niana dirawat, pria itu sudah menyiapkan buah tangan berupa buah-buahan serta makanan seperti donat. Mata Ryan sendiri menatap aneh pada seorang pria yang berjaga di depan pintu ruang rawat Niana. Setahunya, Niana mengatakan jika dirinya bukan orang kaya, namun kenapa sampai harus dijaga layaknya seorang putri keraton?Pria berkepala plontos itu pun mencegah Ryan yang hendak masuk ke dalam ruangan Niana, pria itu bertanya dengan detail membuat Ryan sedikit kesal. Segera ia tunjukkan bukti pesan Niana yang sudah mengizinkan dirinya untuk menjenguk. Kini, pria botak itu mengizinkan Ryan untuk masuk.Pintu itu akhirnya terbuka cukup lebar mempersilahkan Ryan untuk masuk, di sana sudah terdapat Niana dengan senyum
Sore harinya Niana sudah diizinkan untuk pulang. Gadis itu kini sedang duduk berdampingan dengan Prince. Bedanya, kali ini Prince tidak mengemudikan mobilnya sendiri, melainkan menggunakan sopir dan keduanya duduk berdampingan di kursi penumpang.Pikiran Niana sendiri masih tidak tenang tentang ucapan Prince sebelumnya, namun sampai saat ini pun pria itu seperti tidak berniat untuk menjelaskan lebih rinci tentang perkataan itu."Tuan, apakah aku benar-benar tidak diizinkan untuk berteman dengan Ryan?" tanya Niana untuk memastikan jika keputusan Prince bukanlah hal yang sungguhan."Satu hal yang harus kamu tahu, aku tidak pernah menarik ucapanku. Hal itu sudah menjadi mutlak, dan tidak akan ada perbaikan," jawab Prince secara tegas agar Niana tidak bertanya untuk yang kedua kalinya.Niana membuang napasnya secara kasar, niat untuk bertanya lebih rinci pun musnah karena tidak mungkin Prince mengubah keputusannya. Melihat raut wajah masam Niana membuat Prince kebingungan, ingin ia jelas
Di dalam kamar pribadi miliknya, Prince tampak memandangi keadaan sekitar kamar itu yang tampak sunyi. Suasana yang begitu monoton baginya. Bayangkan saja, selama puluhan tahun dirinya hidup di dalam tempat ini. Tidak ada sekalipun cat berwarna abu diganti dengan warna lain yang lebih cerah atau lebih gelap.Tubuh tinggi besarnya segera terjun bebas di atas kasur empuk miliknya. Lelah? Pasti. Urusan demi urusan dirinya lakukan setiap hari, tidak peduli hari kerja ataupun hari libur. Bahkan, jika sudah diterpa masalah dirinya siap lembur bagai kuda sehari semalam tidak istirahat sebelum masalahnya benar-benar pergi.Melihat sang sahabat, Jordan, sepertinya sangat menyenangkan. Pria itu jika lelah lekas menghubungi Lyly hanya sekedar untuk meminta semangat melalui suara manja atau kecupan ringan secara nyata ataupun secara virtual melalui layar gawai. Sedangkan dirinya? Meminta semangat pada siapa? Hampir menginjak kepala tiga, namun belum ada satupun perempuan yang berhasil masuk ke da
Setelah semalam tak bisa tidur karena mendapat pesan dari sang tuan, pagi harinya kembali dibuat jantungan karena mendapatkan hal yang sama seperti tadi malam. Kali ini bahkan lebih parah.[Selamat pagi.]Niana kembali melihat pesan itu, entah apa tujuan Prince sehingga melakukan hal demikian. Untuk apa pula mengucapkan selamat pagi padanya? Seperti orang penting saja.Meskipun merasa heran dan gemetar di saat bersamaan, Niana tetap membalas pesan sang tuan, membalas ucapan selamat pagi itu. Setelahnya, Niana tidak ingin terlena lebih lama. Gadis itu bergegas membersihkan diri untuk memulai harinya yang lebih menyenangkan. Bekerja.Selesai dengan rutinitas pagi, Niana segera mencari Tina untuk meminta pekerjaan pada perempuan itu. Terlebih lagi besok adalah hari dimana dirinya menerima gaji. Bukankah sangat menyenangkan? Belum lagi yang menggajinya adalah Prince langsung, dirinya semakin penasaran tentang nominal yang akan diberikan oleh Prince.Tapi, ia tidak boleh menaruh harapan ya
Sesuai dengan janjinya kemarin pada para dokter, maka hari ini dirinya sengaja mengosongkan jadwal di perusahaan dan pekerjaan lainnya demi bisa membawa Niana melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.Awalnya ia bingung hendak melakukan cara apa untuk bisa membawa Niana, bingung harus berbasa-basi seperti apa pada gadis itu. Namun, seketika ia teringat dengan nomor ponsel Niana yang sudah ia miliki. Apa salahnya menghubungi melalui ponsel terlebih dahulu.Segera diambilnya benda pipih berwarna dark grey itu, lantas mencari kontak si gadis yang akan ia hubungi. Setelah berhasil ditemukan Prince tanpa membuang waktu lebih banyak lagi segera menghubunginya.Satu panggilan tak terjawab, Prince tampak masih belum menyerah. Mengingat jika waktu pertemuan dan pemeriksaan masih tersisa cukup luang yaitu 4 jam mendatang. Masih banyak waktu untuk bersiap. Salahnya sendiri tidak menghubungi Niana semalam.Niana sendiri kini tengah sibuk merasakan lemas tubuhnya, sungguh sangat menyiksa. Bahkan un
Hey! Pria mana yang tidak terperangah ketika melihat balutan handuk putih hanya menutupi sebagian dari tubuh indah itu saja? Tentu Prince adalah pria yang normal, melihat hal yang demikian membuat kejantanannya tergugah.Kaki jenjang yang bahkan ia bisa lihat sampai setengah paha ketika biasanya hanya ia lihat betis atau bahkan hanya mata kaki. Belum lagi terlihat pundak mulus bak pantat bayi, dan jangan lupakan dua buah dada yang hampir menyembul keluar karena lilitan handuk itu cukup kencang.Hell!! Sejak kapan dua benda keramat itu terlihat besar? Ia tidak menyangka jika dibalik pakaian Niana yang selalu longgar ada dua benda yang begitu menggoda.Niana hampir membuka handuknya untuk mengenakan pakaian jika tidak mendengar suara dehaman seorang pria yang berhasil membuat jantungnya kembali berdegub kencang. Ia menatap horor pada seorang pria yang sedang menatap datar ke arahnya. Padahal tidak tahu saja dibalik tatapan datar itu tersimpan rasa yang menggelora di hati.“Tuan, sejak k
"Tuan, tidakkah Tuan tahu dengan jelas aku siapa dan keadaanku bagaimana? Takdir terlalu jahat jika aku menjadi sosok yang Tuan inginkan, tidak adil rasanya jika Tuan yang sempurna hanya mendapat seorang gadis yang jika dorong sedikit saja dia akan mati. Tuan, kesempuarnaanmu tolong jangan dinodai dengan adanya aku. Bohong kalau aku tidak kagum atas sosokmu, bohong kalau aku tidak memiliki perasaan yang sama jika setelah aku pergi dari dunia yang menyakitkan itu hanya Tuan yang menjadi tempatku berpulang. Carilah yang lebih sempurna dariku, Tuan."Prince terdiam mendengar ucapan lembut si gadis yang mengiris hatinya menjadi 1001 bagian. Ia kira Niana akan menerimanya dengan mudah mengingat jika di luar sana ia yang hampir gila dikejar para perempuan yang mengaku cinta padanya. Namun saat ini, Niana justru melakukan penolakan dengan cara yang dengan halus."Apa kamu berpikir aku akan membebaskanmu setelah alasan yang kamu berikan itu? Tidak Niana, seandainya kamu berasal dari kubangan
Belum genap 24 jam, Tuhan telah mengirimkan ribuan kebahagiaan di hati Niana yang sebelumnya sudah teramat bahagia karena pengakuan dan pengklaiman secara sepihak oleh Prince. Kini, pria itu juga memberikan kabar gembira lainnya mengenai rencana yang sangat mustahil terjadi sebelumnya.“Benarkah?!” tanya Niana penuh tak percaya. Gadis itu bahkan melupakan rasa sakit dan pusing di kepalanya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Prince sebelumnya. Prince mengangguk sebagai jawaban. Sontak hal itu membuat Niana tanpa sadar segera bangkit untuk duduk dan memeluk pinggang Prince dengan sangat erat. Terdengar jika gadis itu mengucapkan terima kasih yang tidak terkira pada kekasihnya. Terasa juga ada anak sungai yang mulai mengalir di kedua matanya.Prince yang merasakan dadanya basah pun segera melepaskan pelukan itu. Meskipun tangisan Niana adalah tangisan bahagia, dirinya tetap tidak rela jika mata indah itu mengeluarkan air mata. Hatinya sudah berjanji tidak akan membuat gadisnya kem