Share

Bab 2. Dijebak?

"Kembalikan uangku!" tegas Charlene sekali lagi.

Charlene bertahan dengan menjepit erat pinggang Lee menggunakan kaki. Sementara tangannya melingkari leher pria itu. Lee merasa tercekik.

Ia tidak menyangka jika Charlene memiliki kekuatan yang cukup besar untuk melawannya. Marvin ingin menolong, tetapi ia takut melukai salah satu di antara mereka. Walau bagaimanapun juga, ia tidak tega berbuat kasar terhadap seorang wanita.

Sebelum Marvin sempat bertindak, Lee berhasil melepaskan tangan Charlene.

Brukkk!

"Aw!" Tubuh Charlene terempas ke atas lantai marmer yang dingin. Ia mengusap bokongnya yang terasa sakit.

Sebelum Charlene sempat berdiri, Lee kembali bersuara. "Jangan sampai wanita ini muncul di hadapanku lagi!" ujar Lee yang ditujukan pada Marvin, tetapi tatapan matanya tidak lepas dari Charlene.

"Dan aku akan memastikan Anda di penjara, Tuan!" seru Charlene sembari berdiri.

Netra Lee menyipit dan sedikit berkedut. Charlene membalas tatapan pria itu dengan bergeming. Ia tidak sadar bahwa dirinya laksana seekor kelinci kecil yang sedang menantang seekor singa jantan.

Lee kemudian berkata, "Pastikan juga dia di penjara dan tidak bisa keluar dengan jaminan apapun!" Volume suara Lee terdengar biasa, tetapi ucapannya menunjukkan ketegasan yang tidak menginginkan kompromi.

Meski tidak tega, tetapi sang pengawal tidak bisa membantah perintah Lee. "Baik, Tuan." Marvin memasang sikap tubuh tegap, sedikit menundukkan kepala.

"Anda tidak bisa melakukan hal itu padaku!" seru Charlene. Ia hendak mencegah Lee pergi, tetapi Marvin mencegat dan menangkapnya.

Sebelum pintu lift menutup, Lee bisa melihat Charlene yang tengah berusaha melepaskan diri dari Marvin. Kotak besi itu lantas membawa Lee ke penthouse miliknya yang berada di lantai teratas. Begitu tiba, Lee bergegas menuju ke kamar mandi dan membuka lemari penyimpanan di area wastafel, tempat ia meletakkan obatnya.

Obat yang telah ia ambil dari dalam botol,  hampir berpindah ke dalam mulutnya, tetapi mendadak ia mengurungkan niatnya. Lee menatap lengannya. Pandangannya lantas beralih ke cermin yang berada di atas wastafel.

Lee mengangkat dagunya untuk memperhatikan lehernya. Leher, lengan. Di sanalah Charlene menyentuhnya.

Pria itu kemudian menyimpan kembali obatnya.

Sementara itu, Charlene yang telah diangkut oleh Marvin ke kantor polisi, terpaksa menghubungi tunangannya.

"Bagaimana?" Charlene langsung berdiri kala Axel memasuki ruangan interogasi tempat dirinya menunggu sejak tadi.

Axel terlihat lesu. Kelelahan tergambar samar dalam wajahnya yang tampan. Melihat hal itu, Charlene pun paham.

Namun, gadis muda itu masih berusaha berpikir positif, berharap ada sedikit harapan. Axel tidak langsung menjawab, melainkan menarik kursi dan duduk di hadapan Charlene.

"Duduklah," titah Axel dengan tidak bersemangat.

Charlene pun menurut tanpa melepaskan netranya dari wajah calon suaminya.

"A-apa aku bisa dibebaskan dengan jaminan?"

Axel menatap Charlene dengan ekspresi sedatar mungkin agar tidak membuat Charlene cemas dan ketakutan. Ia meraih salah satu tangan Charlene, menggenggamnya agar Charlene tahu bahwa ia ada di sana bersama gadis itu untuk mendukungnya. Axel tahu bahwa ia tidak bisa menunda memberitahukan kabar buruk itu pada Charlene.

"I'm so sorry, Sweetie."

Kedua bahu Charlene terkulai lemas. Ia menarik tangannya dari tangan Axel, lalu memundurkan tubuh untuk menyandarkan punggungnya pada kursi.

"Apa kau tahu siapa pria yang kau serang?" tanya Axel.

Charlene mengernyit. Ia merasa itu adalah pertanyaan konyol karena Axel jelas sudah ia beritahu tadi. Ditambah Axel tentu saja sudah mengetahuinya dari pengacara yang Axel sewa.

Namun, Charlene mengira mungkin Axel kelelahan karena banyak pekerjaan, sebab perusahaannya sendiri sedang mengalami masalah.

"CEO URead Novel," jawab Charlene tampak pasrah.

Ia tidak mengerti kenapa Axel tidak bisa membebaskannya dari penjara. Meski URead Novel merupakan perusahaan w******l yang besar, tetapi tentu tidak sebesar perusahaan J Group milik Axel yang bergerak di bidang pertambangan emas.

Seharusnya Axel bisa dengan mudah membebaskan Charlene dengan memberikan uang perdamaian dan juga uang jaminan, mengingat URead Novel sendiri sedang di ambang kebangkrutan. Lagi pula Tuan Montana tidak terluka sama sekali setelah Charlene menyerangnya tadi—jika itu bisa disebut dengan penyerangan.

Charlene meniupkan udara keluar dari bibir mungilnya yang ranum. Well, ia sadar tidak semua orang bisa dibeli dengan uang dan mungkin Tuan Montana adalah salah satunya. Namun, Charlene segera menarik kembali penilaiannya itu.

Jika memang Tuan Montana sebaik itu, seharusnya ia membayar jerih payah para penulis, bukannya malah kabur!

"Kenapa?" tanya Charlene saat melihat Axel hanya diam menatapnya. Tidak ada kemarahan dalam tatapan pria itu.

Axel lantas menggeleng, pertanda jawaban Charlene salah. Charlene kini menjadi penasaran. Gadis itu merasa ada sesuatu yang ganjil dan ia tidak perlu menunggu lama untuk membunuh rasa penasarannya itu.

"Orang yang kau serang adalah Lee Finnegan Montana, CEO Universe Corporation."

"Iya, memang CE ... O ...." Suara Charlene terputus dan hampir menghilang di huruf terakhir. Ia tampak tertegun.

"Barusan kau bilang apa?" tanya Charlene pelan, ingin memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.

"Lee Finnegan Montana adalah CEO Universe Corporation."

Boooommm!

Ucapan Axel tidak terdengar seperti sebuah bom yang baru saja meledak. Tentu saja tidak, karena ucapan pria itu lebih mirip dengan ledakan nuklir. Agh, sudahlah, intinya sama saja, keduanya sama-sama mematikan.

"Universe Corporation?" Charlene bergumam sendiri.

Siapa yang tidak kenal dengan Universe Corporation? Perusahaan multinasional yang masuk ke dalam daftar 100 perusahaan terbesar di dunia yang bergerak di berbagai bidang. Jika J Group milik Axel bergerak di bidang pertambangan emas, maka Universe Corporation tidak hanya memiliki pertambangan emas, tetapi juga tambang berlian.

Selain itu, Universe Corporation juga menciptakan berbagai produk-produk canggih, termasuk smartphone, mobil yang bisa berjalan tanpa pengemudi, produk-produk rumah tangga, barang-barang kebutuhan pokok, dan masih banyak lagi. Jika Charlene harus menulis tentang Universe Corporation, mungkin bisa ia kemas menjadi novel yang jumlahnya ber-season-season.

URead Novel.

Charlene baru sadar jika huruf U sepertinya tidak mengacu pada kata 'you', melainkan 'universe'. O, come on, siapa yang akan menyadari hal itu sebelumnya?

"Kau yakin tidak ada kesalahan dengan informasi itu?" Charlene sungguh mengharapkan sebuah keajaiban. Ia rela menukar keajaiban itu dengan semua uang yang ia miliki walaupun sisa uangnya tidak lebih dari 200 dolar.

Well, memang semiskin itulah dirinya saat ini dan semua gara-gara URead Novel yang tidak membayar bonus, hadiah, dan royalty penulis. Sebentar lagi ia akan menjadi gembel karena tidak mampu membayar cicilan utangnya sehingga rumah peninggalan orang tuanya akan disita. O, bukan perkara menjadi gembel yang ia takutkan, tetapi kehilangan rumah yang penuh kenangan indah itulah yang rasanya begitu menyakitkan.

Karena itu, ia bertindak nekat dengan menemui orang yang dianggap bertanggung jawab. Ia merasa ditipu URead. Rasanya lebih sakit daripada patah hati dan patah tulang, walaupun ia belum pernah mengalami kedua hal itu.

Hussshhh! Charlene segera menyingkirkan pikiran buruk itu dari kepalanya.

"Apa kepalamu sakit?" tanya Axel yang tampak cemas kala melihat Charlene mengetuk-ketuk pelipisnya dengan wajah meringis.

"Eh?" Charlene menghentikan aksinya dan menatap Axel dengan pipi yang sedikit memerah. Sungguh memalukan!

"Tidak! Tidak! Aku baik-baik saja." Ia tidak ingin menambah kecemasan Axel dan faktanya memang ia tidak sakit kepala.

"Kau yakin?" Axek tampak cemas, membuat rasa bersalah Charlene semakin mengembang.

Charlene menegakkan tubuhnya dan meletakkan kedua tangannya di atas meja.

"Axel, maafkan aku karena telah menimbulkan masalah untukmu," sesal Charlene.

"Hei, Sweetie." Axel mengulurkan tangannya yang besar untuk membelai wajah lembut Charlene. "Jangan menyalahkan dirimu. Sepertinya ini hanya masalah salah paham saja."

Salah paham. Charlene menyadari bahwa ucapan Axel memang benar. Ia telah membidik target yang salah.

"Dari mana kau bisa berpikir bahwa Tuan Montana adalah CEO URead Novel?" selidik Axel.

"Dari Lucy dan Christine," balas Charlene.

Hufff! Apa kedua teman penulisnya telah menjebaknya dengan memberi informasi yang salah?

***

<span;>***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status