Share

Bab 23. Rasa Sayang Mertua

"Cama mual lagi!" rintih Salma.

"Kamu pucat sekali, Sayang! Kita pulang, yuk!" ajak Fariz.

"Jangan!" Salma menangkis uluran tangan suaminya.

"Bandel kamu nggak tahu tempat banget, sih!" Fariz kembali meraih tangan istrinya.

"Loh, Salma kenapa?" Reva datang dan langsung menyentuh menantunya.

Reva melihat putranya menahan emosi. Melihat pula menantunya kesakitan. Namun, ia yakin itu bukan perkara Fariz menyakiti Salma. Raut wajah putranya terlihat kalau ia sedang khawatir.

"Cama mual lagi, perutnya sakit, tapi gak mau pulang, kesal Fariz, Mi!" Fariz melepaskan sentuhan ke tangan Salma.

"Riz, Salma itu tidak mau karena nggak tega sama krucil-krucil. Kamu yang peka dong dengan istrimu! Istrimu hamil karena ulah kamu, loh. Ya yang sabar ngadepinnya!" Reva mengusap perut menantunya.

Bukan perkara sakitnya yang membuat Salma meneteskan air mata. Seorang ibu yang hadir dan tulus merawat ia yang bukan dari darah daging sendiri itulah yang membuat Salma semakin berderai air mata. Memilik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status