[21+++] BANYAK ADEGAN DEWASA DI SETIAP BABNYA! SEPERTI ADEGAN RANJANG, KATA-KATA DAN PERILAKU YANG MESUM! Terjebak menikah dengan direktur sendiri, Reyna tidak menyangka dirinya telah menandatangi kontrak perjanjian pernikahan yang syaratnya harus melahirkan keturunan si pengusaha kaya raya selaku bosnya sendiri. Seakan diberikan cobaan bertubi-tubi Reyna mencoba untuk tidak jatuh cinta pada Andreas yang semakin hari sikap nya berubah, dari pria yang ia kenal arogan kini menjadi pria penggoda. “Ah! Pak Andreas jangan diremas kencang-kencang,” lenguh Reyna ketika buah dadanya dimainkan oleh bosnya. Cerita ini bergenre: romance, comedy, dewasa
View MoreDeg!Jantung Reyna berdegup kencang, mendengar kata sayang dari bibir Andreas membuat Reyna dimabuk kepayang. Ting!Suara dentingan terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu lift. Andreas keluar bersama dengan Reyna yang masih di dalam gendongannya, pria itu nampak berjalan menuju unit apartemennya begitu santainya. Sesampainya di dalam, Reyna di letakannya di atas sofa yang sedikit wanita itu rindukan karena sudah beberapa hari ini tak tubuhnya jamah. Reyna menghirup udara ruangan tersebut yang berbau kopi, sepertinya pengharum baru. “Apa parfum ruangannya di ganti?” tanya Reyna pada Andreas yang mengangguk. “Kopi menghilangkan racun, beberapa jam lalu saya request untuk diganti kepada pengurus. Kamu menyukainya atau tidak?” tanya Andreas. Reyna mengangguk. “Jadi, mau makan apa tuan putri?” tanya Andreas membuat Reyna membelalakan matanya tak percaya. “Maksud Bapak saya?” tanya Reyna seraya menunjuk dirinya sendiri. Andreas mengangguk dengan santai walau wajahnya sebenarnya
Kepala Reyna terasa sakit, entah mengapa kepalanya seakan baru dibenturkan ke benda yang keras. Kenyataan bahwa dirinya yang tengah mengandung dan sikap Andreas yang selalu berubah-ubah kepadanya membuat Reyna tidak tahan. “Huek!” Reyna bergegas pergi meninggalkan Andreas dan dokternya untuk menuju ke toilet, karena entah mengapa rasa mualnya semakin menjadi. Reyna memukul dadanya yang terasa sesak hingga air matanya kembali keluar, namun kali ini begitu deras. Reyna memikirkan kembali perkataan Andreas yang sangat menyayat hatinya setiap ia membayangkannya lagi. “Hoek!” Reyna terus menerus muntah di dalam toilet tanpa henti. Di lain tempat sang dokter mengatakan kandungan Reyna baik-baik saja, hanya saja melemah di akhir-akhir pemeriksaan yang menandakan bahwa sang ibu sedang stress. “Saya tidak tahu alasan mengapa Bu Reyna stress tapi alangkah lebih baiknya sebagai suami Pak Andreas bisa berada di sampingnya untuk menjadi pendengar atau lebih bagus lagi solusi dalam masalah istr
Andreas memandangi Reyna yang kini sudah berada di dalam kereta bersama dengannya, karena pria itu akhirnya berhasil membawa Reyna kembali dan meninggalkan desa beserta neneknya. "Kita akan pergi berkunjung lagi,” ujar Andreas pada Reyna yang menganggukan kepalanya. Andreas membuka pesan yang muncul di ponselnya dari dokter pribadinya yang terakhir kali memeriksa kandungan Reyna. Pria tua sepuh itu meminta Andreas untuk membawa Reyna kembali kepadanya agar dapat diperiksa kandungannya. Sebetulnya sang dokter telah menyarankan Andreas berkali kali untuk membawa Reyna ke rumah sakit tapi pria itu selalu saja mengelak. “Pak Andreas!” Panggil Reyna untuk yang ketiga kalinya. Andreas yang sedari tadi hanya bermain dengan pikirannya akhirnya sadar juga bahwa mereka telah sampai di kota tujuan. Andreas jadi mengingat kalimat demi kalimat yang disampaikan oleh nenek Reyna sebelum dirinya pergi membawa cucunya bersama untuk kembali pulang. “Nenek tahu Reyna sedang mengandung, tapi nampa
Andreas menguap berkali-kali saat dirinya ditugaskan untuk menjadi seorang kasir di kedai. “Kapan kita pulang?” tanya Andreas pada Reyna yang sedang membantu melayani tami di kedai. “Saya sudah bilang, Bapak bisa pulang duluan dan meninggalkan saya disini,” ujar Reyna sebelum kembali mengangkat piring kotor di salah satu meja. Andreas yang khawatir dengan kandungan istrinya itu mau tidak mau membantu Reyna yang tak menyangka jika Andreas bisa membantunya. “Kamu jadi kasir saja sana, biar saya yang angkat piring kotor,” ujar Andreas membuat Reyna ragu jika bosnya itu bisa mengerjakan hal seperti itu sendirian. “Bapak tidak akan memecahkan semua piring disini bukan?” ujar Reyna curiga. Andreas mengangguk. “Tenang saja,” ucap Andreas yang langsung merebut nampan dari tangan Reyna. Bagaimana caranya agar Andreas bisa membuat Reyna pulang dan beristirahat saja dirumah selama kehamilannya, juga bagaimana caranya untuk mengungkapkan kehamilan tersebut pada wanita itu. “Apa yang harus ak
"Uhmngsh!" lenguh Reyna yang tanpa sadar memejamkan matanya dengan tangan kanan milik Andreas yang sudah berada di depan celana dalamnya.Suara derasnya hujan malam itu membuat suasana malam itu menjadi semakin bergairah bagi Reyna. Jiwanya yang haus seperti ditelan napsu kembali lagi, rasanya Reyna ingin sekali terus mendapat belaian dari Andreas. "Uh!" lenguh Reyna ketika dengan sengaja menggesek tangan kanan milik Andreas tepat di kewanitaannya yang masih terbalut kain dalaman. "Bukankah kita sudah benar benar menikah, seharus tidak masalah bukan jika aku melakukan ini kepada suamiku sendiri," pikir Reyna yang masih tak mau menyalahi aturan dan prinsip yang telah ia pegang teguh sejak dulu. "Uhmn, Pak mngsh," lenguh Reyna semakin kencang karena suaranya cukup tertutupi oleh gemuruh hujan di luar sana. Tangan Andreas yang terasa hangat karena demam bisa dirasakan oleh Reyna yang sedang menyentuhnya. Sebenarnya ada ketakutan tersendiri untuk wanita itu, jika saat ini Andreas mem
JDAR!Suara petir yang mendadak membuat Reyna otomatis melompat kepelukan Andreas sampai pria itu bisa dengan jelas merasakan debaran jantung wanita di dalam gendongannya. Gemuruh hujan mulai semakin terdengar, suasana malam ini menjadi lebih dingin setelah air hujan mulai turun. “Panas,” gumam Reyna ketika kulit wajahnya bersentuhan dengan leher Andreas. Reyna menelan salivanya sebelum akhirnya memberanikan diri menyentuh dahi pria di hadapannya. “Wajah Bapak pucat, apa sedari ini Bapak menahan sakit?” tanya Reyna dengan wajah khawatir. Andreas menggelengkan kepalanya sembari mengeluarkan smirknya. “Apa kamu sedang mengkhwatirkan saya?” tanya Andreas sebelum akhirnya kepala pria itu jatuh di pundak Reyna. Reyna panik namun ia dengan segera membawa tubuh berat Andreas untuk ditidurkannya di atas kasur. “Pak Andreas, bangun Pak!” Reyna mencoba menyadarkan pria itu dengan menepuk pipinya. Hingga mata Andreas terbuka sedikit lalu menatap dalam Reyna yang berada di hadapannya. “Kena
Andreas dan Reyna saling menatap dengan pandangan yang penuh gairah. "Kenapa menatap saya seperti itu?" tanya Reyna dengan terbata-bata. “Memangnya tidak boleh, toh saya yang punya mata,” ucap Andreas membuat Reyna terdiam sejenak sebelum akhirnya kembali menggigit bibir ketika ia merasa dua jari Andreas berada di dalam miliknya. “Sebentar lagi kita sampai, saya tidak bisa melanjutkannya lagi,” ujar Reyna membuat Andreas tertawa kecil sebelum akhirnya melepaskan jemari tersebut dari bibir bawah istri kontraknya.Kini Reyna bisa bernapas sedikit lebih lega. “Biasanya kamu keluar lebih banyak dari ini, haruskah kita melakukannya lagi?” tanya Andreas membuat Reyna menggeleng dengan cepat. Pemberitahuan bahwa sebentar lagi kereta akan berhenti membuat Andreas harus berhenti juga menggoda Reyna. Andreas melihat Reyna yang nampaknya kesusahan menggunakan kembali tali branya, alhasil Andreas membantu Reyna untuk mengaitkannya dari belakang. Sentuhan tangan Andreas di punggungnya sudah p
Andreas bisa mendengar lenguhan yang nampaknya sengaja di tahan oleh Reyna. “Buka kakimu jika ingin aku segera menghentikannya,” bisik Andreas. Reyna menelan salivanya dengan sulit walau akhirnya ia menuruti juga perintah Andreas yang berada di sampingnya. “Ah!” lenguh Reyna sembari menggigit bibir bawahnya. Mata Reyna mulai sayup-sayup terpejam ketika tangan Andreas mulai meraba dinding kewanitaannya. “Pak! Saya tidak bisa melakukannya disini,” ujar Reyna sembari menatap mata Andreas. “Kalau begitu temui saya di dalam toilet satu menit lagi, jika tidak saya akan melakukannya disini,” bisik Andreas sebelum akhirnya pergi meninggalkan Reyna ke dalam bilik toilet lebih dahulu. Sedangkan Reyna, nampaknya wanita itu sudah tak bisa melakukan apapun lagi selain pasrah mengikuti kemauan bosnya. Entah sejak kapan Reyna terus menuruti kemauan bosnya hingga dirinya lupa bahwa mereka tak memiliki hubungan yang lebih dari kawin kontrak.Dan dengan perasaan yang gugup, Reyna mulai melangkahkan
Setelah sesi bercinta mereka sebelumnya di dalam kantor yang cukup panas kemarin, Andreas dengan sedikit kekhawatiran menunggu dokter pribadinya itu menghubunginya. "Hah, kenapa jam segini masih belum ada kabar?" gumam Andreas sendirian di ruang tamu. Sedangkan Reyna yang baru bangun tidur tak sengaja melihat keberadaan Andreas yang terkiuat bengong di hadapan televisi yang menyala. "Pagi Pak," sapa Reyna membuat Andreas melirik ke arahnya sebentar dengan cuek. Reyna memanyunkan bibirnya saat tak mendapat balasan apapun dari Andreas, alhasil Reyna berjalan ke dapur untuk mengambil air mineral seperti rencana sebelumnya."Ah, iya. Pak Andreas saya izin untuk keluar rumah hari ini, karena tanggal merah seharusnya saya bebas dan memiliki waktu sendirikan," ujar Reyna membuat Andreas kini mengerutkan dahinya penasaran. "Kamu bilang apa?" tanya Andreas untuk memastikan lagi. "Saya hari ini tidak dirumah, toh kantor juga liburkan," ucap Reyna membuat Andreas masih saja penasaran ingin
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.