Setelah perdebatan kecil itu Laras membawa Saga masuk ke kamar nya dan menjelaskan apa saja yang Saga tidak mengerti.
"Kak, kenapa kakak mau saja kita pergi dari sini? apalagi semua orang nggak ada disini gimana kalau mereka nyariin kita". tanya Saga masih tidak mengerti mencecar berbagai pertanyaan pada kakaknya.Laras yang sedang mengemasi barang-barang nya menoleh pada Saga dengan wajah sendu."Saga, kamu harus paham kita disini itu cuma numpang kita nggak bisa selamanya tinggal di sini. Ayah benar kita ini sudah besar dan kita juga harus tau diri kalau kita harus pergi dari sini". jelas Laras sepelan mungkin."Tapi kak, menurut aku ini cuma sepihak dan aku yakin mamah dan yang lainnya nggak tau jadi aku rasa kita harus bertahan disini sampe mereka pulang". jawab Saga karena jujur dirinya tidak rela jika harus pergi dari rumah ini apalagi meninggalkan mamahnya yang sangat menyayangi nya."Saga kakak mohon kamu ikut kakak yah! kakak cumLaras masuk ke dalam mobil dimana Saga sudah masuk dengan wajah datar, Laras mengerti namun dia diam tidak ingin bertanya biarlah Saga menenangkan dirinya sendiri.Mobil pun melaju membelah jalanan dan meninggalkan rumah besar yang sudah membesarkan mereka berdua. Laras sangat sadar meski dia mencintai pria itu namun ada tembok besar yang menghalangi mereka untuk bersatu dia hanya memasrahkan diri kepada yang Kuasa jika mereka berjodoh maka mereka akan bersatu bagaimana pun caranya namun jika tidak maka dia harus ikhlas menerima takdir ini maka dari itu dia tidak ingin terlalu berharap pada Vijar meski pria itu mencintai nya.Sungguh sakit sekali rasanya di saat kita mulai menyukai seseorang tapi keadaan tidak bisa membuat kita bersama lebih baik dia meneruskan hidup nya yang masih panjang sambil memikirkan masa depannya juga adik nya. Sepertinya perjalanan masih panjang maka Laras memutuskan untuk tidur mengisyaratkan pikiran nya yang kemana-mana.
"Cari siapa neng?". seseorang bertanya pada Laras yang tengah memandangi rumah sederhana tempat dia kecil tinggal dulu.Laras mengerjap, memperhatikan orang yang bertanya itu, dia melihat sekeliling ada banyak orang yang sedang memperhatikan nya dan Saga dengan tatapan kagum sekaligus penasaran dan Laras sedikit banyak mengenal mengenal mereka semua."Neng di tanya kok malah diam aja!". tegur sang ibu yang bertanya lagi.Dengan mata berkaca-kaca Laras menjawab, "Saya.. cari ibu Martini". jawabnya terbata sedang Saga masih diam saja dengan wajah datarnya karena memang dia belum mengenal mereka semua sudah pasti Saga lupa karena dia di bawa pergi oleh ibunya saat masih berusia dua tahun."Ibu Martini. Ada! kenapa cari ibu saya?". anak dari ibu Martini menyahut yang tak lain adalah bibi Laras.Mereka masih memandang Laras dan Saga dengan wajah yang intens seakan sedang mengingat siapakah gerangan anak-anak remaja ini begitu juga dengan bibi
Bu Martini juga setiap malam selalu menyebut nama anak, menantu dan cucu-cucu nya yang jauh dari jangkauan nya bahkan tidak tau bagaimana nasib mereka setelah orang tua nya sudah tiada meski sudah tau bahwa ada orang yang mengadopsi cucu-cucunya tapi tetap saja dia tidak akan tenang sebelum melihat sendiri bagaimana keadaan cucu-cucunya.Dia selalu berdoa untuk keselamatan cucu-cucunya yang masih kecil saat itu dan selalu merasa bersalah atas ketidaknyamanan Lisa saat tinggal di rumah nya dulu yang mana menyebabkan menantunya itu nekat untuk pergi tanpa anaknya Ari.Kini sekarang di hadapan nya sudah ada dua cucu yang sangat di rindukan dan selalu di khawatirkan nya berada di depan nya dengan tangis yang tertahan ibu Martini ingin duduk ingin meraih mereka berdua namun itu tak sanggup sebelum dirinya terjatuh karena keantusiasan nya semua orang yang ada di situ dengan sigap memegang nya dan membantu ibu Martini untuk bisa meraih Laras dan Saga.Di peluknya
Seorang pria memperhatikan Laras dengan seksama saat ada di tempat pemakaman, dia seperti pernah melihat namun dimana rasa-rasanya dia baru melihat gadis itu di kampung ini apa dia seorang anggota keluarga yang ada di kampung ini dan sedang bertandang kalau iya maka dia harus mencari tau karena sepertinya pria itu jatuh hati pada pandangan pertama."Eh! Tin ngapain kamu bengong aja!". tegur temannya mengagetkan pria yang di panggil tin itu."Tin tin, udah gue bilang jangan panggil gue tin emang nya gue klakson. Panggil gue Martin". gerutu pria yang ternyata bernama Martin dengan misuh-misuh."Lah kan panggilan akhir Lo tin emang salah gitu". temannya membalas bingung."Gue nggak suka, kalau sampe gue denger Lo manggil gue tin lagi gue nggak bakal noleh". ancamnya dengan wajah kesal."Ya ela gitu aja ngambek. Lagian gue perhatiin dari tadi Lo liatin cewek cakep itu mulu, naksir Lo yah!". ungkap temannya yang bernama Baim sembari melihat g
Di belahan negara lain, Vijar mengamuk karena ayahnya memang sudah merencanakan sesuatu dan sesuatu itu adalah untuk memisahkan dirinya dengan gadis nya yaitu Laras, ponsel Laras juga di hubungi sejak tadi tidak tersambung bahkan meski dia sudah mencoba memakai nomor lain anehnya tetap tidak bisa. Apakah Laras mengganti nomor kalau iya kenapa tidak memberitahu nya ini pasti perbuatan ayahnya? ya siapa lagi yang menentang jika bukan ayahnya.Perusahaan yang di kata menurun itu nyatanya baik-baik saja tidak ada kendala apapun, sungguh kenapa dirinya benar-benar bodoh tidak menyadari ayah nya membohongi nya. Sial! dia harus kembali sekarang juga ke Indonesia karena sesuatu pasti terjadi pada Laras."Rendi..". panggil Vijar pada Rendi di seberang ponsel."Baik". sahut Rendi cepat.Tak lama Rendi datang tanpa mengetuk pintu dan dia terkejut bukan main melihat kondisi ruangan tuannya bak kapal pecah."Tuan ada apa ini?". tanya Rendi. Baru beber
"A-pa mas? kamu mengusir mereka?" Sarah sampai terbata mengatakan nya. Ada apa dengan suaminya bukankah mereka sudah sepakat akan mengangkat mereka sampai mereka menikah nanti tapi.. sekarang bahkan Saga masih sekolah dan suami nya tega mengusir mereka."Ada apa denganmu mas? bukankah kita sudah sepakat mengurus mereka sampai mereka menikah". Sarah sampai geleng-geleng tidak mengerti."Apa semua ini karena Vijar?". timpal Dewi yang sama terkejut dan kecewa.Doni terdiam karena memang benar dirinya tidak mau anaknya menikah dengan Laras yang notabene nya hanya anak kampung."Ya. Sepertinya aku tidak perlu menutupi lagi. Aku tidak suka jika Vijar berhubungan dengan nya karena Vijar akan aku jodohkan dengan yang sepadan dengan keluarga kita dan bukan dia yang hanya anak miskin dan tidak sederajat dengan kita". ucap Doni lantang namun penuh penekanan terasa sekali jika ia tidak menyukai.Sarah, Dewi serta Gio geram mendengarnya bisa-bisa nya
Sebuah perjalanan hidup rumah tangga yang penuh lika liku yang dialami pasangan suami istri yang sudah menikah 5 tahun dan dikaruniai anak perempuan berumur 2 tahun.Dia adalah pasangan bernama Ari Sinaga dan Lisa Nitami mereka saling mencintai satu sama lain hingga memutuskan menikah disaat usia sudah masing-masing matang.Perbedaan usia mereka memang terpaut jauh yaitu 10 tahun tapi itu tidak membuat mereka minder justru mereka sangat bahagia meskipun hidup mereka terbatas ekonomi.Mereka juga tidak punya apa-apa mereka tinggal dikontrakan kecil dan terpencil. Lalu bagaimana jika sang maha kuasa menguji cinta mereka menguji kesetiaan mereka dengan menghadirkan sosok perempuan lain yang akan membuat goncang pondasi rumah tangga yang sudah mereka bangun.Dan bagaimana syetan membantunya dalam memisahkan dua insan agar dia bisa menduduki singgasana iblis dikerajaan laut.Juga bagaimana cara Allah untuk membantu mereka mengatasi ujian yang
Pulang bekerja, Ari dihentikan oleh Zoya dengan sengaja."Ri, pulang barena yuk naik mobil aku.!" ucap Zoya saat Ari hendak melajukan motornya."Tidak usah terima kasih aku membawa motor." tolak Ari cepat."Motornya taruh saja disini, besok aku jemput lagi." tawarnya berusaha dengan senyum khasnya.tiba-tiba..."Ri, numpang yah! aku tidak punya kendaraan." Hendra dengan cepat naik keatas motor dibelakang Ari."Ayo cepet Ri, ini udah mau magrib.""Oke, maaf ya Bu lain kali saja.!"Lalu kemudian Ari dan Hendra pergi meninggalkan Zoya yang hatinya dongkol.Zoya hanya tersenyum sinis melihat kepergian Ari, dirinya tau bahwa Hendra sengaja melakukannya.Diperjalanan Hendra membahas hal yang tadi."Ri, sepertinya Bu Zoya suka sama kamu." kata Hendra berbicara didekat telinga Ari supaya terdengar."Bagus dong, dari pada dibenci." jawab Ari acuh.Hendra memutar bola mata mala