Share

I Love You, Gadis Tengil!
I Love You, Gadis Tengil!
Penulis: Rara MR

Bab 1 (Perjodohan Memaksa)

Seorang pria paruh baya melempar beberapa lembar foto tepat di wajah gadis cantik yang sedari tadi diam dan membisu. Foto-foto tersebut berserakan di lantai rumah. Gadis cantik itu melirik sekilas foto-foto tersebut. Sesungguhnya ia sama sekali tak ingin menangis, malah ingin sekali tertawa terbahak-bahak. Namun, segera ia urungkan niat tersebut.

"Hanania Onella!"

Pria paruh baya itu membentak gadis cantik tersebut yang duduk di hadapannya. Terlihat kilatan amarah yang sejak tadi berusaha ia pendam. Lengan kanan kekar miliknya dielus perlahan wanita berpenampilan hedon yang duduk di samping kanan.

"Kenapa kamu diam saja, ha?! Jawab pertanyaan Papa! Kenapa kamu seliar itu, mau jadi apa kamu kedepannya? Percuma disekolahkan jika urakan begitu."

Hanan menatap nyalang wanita yang tersenyum remeh padanya. Bermuka dua, berpura-pura menenangkan suasana hati suami hasil rebutan. Dasar wanita ular! Wanita yang sudah merampas semua kebahagiaan miliknya.

"Lalu apa yang harus kujawab, Pa? Bukankah Papa lebih percaya pada ucapan wanita sialan itu?" Telunjuk Hanan tepat berapa di depan wajah wanita yang berhasil merebut kepercayaan sang papa darinya.

"Yang sopan kamu sama orang tua! Dia juga ibumu, hormatilah!" Pria yang disebut Papa itu mengangkat tangan kanannya, namun, dicegah wanita yang paling dibenci oleh Hanan.

"Baiklah, maafkan aku yang kurang sopan ini Ibu. Terima kasih banyak atas fitnah keji yang kau lontarkan pada Papa, Cih! Sebelum kedokmu aku buka di depan Papa, lebih baik jujur saja padaku. Kau sengaja memata-matai aku kemarin saat reunian, lalu dengan sengaja mengambil fotoku saat kami tak sengaja berpelukan. Kau hebat, Amora. Asal kau tau, kami gak saling mengenal dan dia itu waiters cafe yang tak sengaja menolongku ketika hampir jatuh!" Hanan meraih vas bunga yang terletak di atas meja, lalu membantingnya.

Sontak sang papa dan Amora, ibu tirinya terkejut. Hanan yang dikenal tak banyak bicara itu akhirnya berani melawan.

"Papa lebih percaya sama dia kan? Baiklah, Hanan gak masalah untuk hal itu. Tapi asal Papa tau, Hanan bisa jaga diri. Laki-laki yang memeluk Hanan di foto itu memang benar, tapi tidak untuk tuduhan keji Amora. Hanan gak ngelakuin apa pun, bahkan gak mengenal sama sekali sama lelaki itu." Hanan melenggang keluar dari rumah mewah bak neraka tersebut, memilih meninggalkan kekacauan.

Entah makian apalagi yang terlontar dari mulut Syahreza, sang papa untuk Hanan. Yang jelas ia sudah tak peduli lagi. Kali ini Amora menang, bermain dengan licik untuk membuat anak dan Ayah tidak akur.

***

Hanan mengendarai motor sport miliknya menuju rumah sang mama. Ingin sekali ia melempar mini bag yang dibawa ke wajah Amora. Masing terngiang-ngiang bentakan Syahreza, hatinya sangat sakit. Begitu mudah mempercayai ucapan Amora.

Karena melamun, tanpa terasa motor sport yang dikendarai sudah tiba di depan rumah milik sang mama. Hanan tersadar, bergegas mematikan mesin motor, lalu melangkah masuk ke dalam rumah.

"Dari mana saja kamu?" tanya wanita yang memakai dress berwarna silver. Menatap tajam Hanan yang melangkah masuk tanpa menoleh.

Hanan menghentikan langkahnya. "Tumben Mama nanya, Hanan jadi curiga. Memangnya ada apa? Sampai-sampai Mama repot-repot maksa Hanan buat pulang ke sini kemarin malam?"

"Kamu mempermalukan Mama, Hanan!"

"Mempermalukan?" tanya Hanan.

"Terus saja kamu melawan, begini hasil didikan Syahreza padamu? Kamu benar-benar sulit diatur. Lebih baik kalau begini kamu harus segera dinikahkan!"

"A-apa?!" Kedua bola mata Hanan melotot. Terkejut dengan ucapan sang mama.

"Lihatlah teman-temanmu yang sudah menikah dan hidup bahagia. Apa kamu gak iri?"

"Apa Mami bisa menjamin hidup Hanan bakal bahagia jika sudah menikah?" sarkas Hanan.

"Seharusnya kemarin malam pertemuan dua keluarga, kamu dan Naufal harusnya ada. Tapi kamu malah mempermalukan Mama dengan ketidakhadiran. Mama sengaja gak ngasih tau, karena kamu pasti menolak pulang ke sini. Kamu bodoh, Hanan! Naufal itu laki-laki sempurna dan mapan. Hidupmu pasti terjamin bahagia bersamanya."

Hanan mencibir. "Iya, Naufal itu sempurna di mata Mama. Padahal wujudnya saja Hanan gak tau."

"Ya, sudah, jangan banyak melawan. Mama akan hubungi keluarga Naufal, untuk siap-siap besok lamaran. Kalau perlu langsung akad nikah saja."

Hanan berkacak pinggang, tidak terima dengan keputusan tak masuk akal tersebut. Mendebat ucapan sang mama, ia rasa percuma dan sia-sia. Menyesal sudah pulang ke rumah sang mama. Lebih baik pergi menenangkan suasana hati. Queen melangkah keluar rumah dengan terburu-buru dan bruk!

"Lain kali hati-hati kalau jalan," tegur cowok yang tak sengaja Hanan tabrak tepat di depan ambang pintu.

Hanan mendongak, terkejut melihat sosok yang berdiri di hadapannya.

"Mau ke mana? Kaget banget jumpa aku, Mama mertua mana?"

Hanan terperangah. Drama apa lagi ini?

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status