Share

5. Sayap-sayap Patah

"Kenapa kamu kelihatan takut banget dan nyaris gemetaran gini? Apa kamu juga bereaksi tepat seperti ini semalam?"

"Jangan gila! Rencana itu bahkan udah gagal total karena tendernya kembali mengalami masalah. Jadi, dia ninggalin aku gitu aja pas aku mulai turn on, mana sampai sekarang dia gak bisa dihubungi sama sekali."

"Serius! Semalam beneran gak berhasil? Astaga,”dia memberikan senyuman yang mencurigakan“sayang banget, apa kamu mau menuntaskannya bersamaku? Kamu pasti penasaran sama sensasinya, ‘kan?" Franz menangkap tangan Phoebe yang hampir memukul kepalanya, "Eits! Kau boleh mukul atau mencakarku hanya buat pelampiasan saat kau akan mencapai puncak bersamaku. Selain itu, jangan pernah bermimpi, Mrs. Franz Hanseen."

"Terkutuklah pikiran mesummu itu!" hardik Phoebe.

Franz terbahak mendengar umpatan Phoebe, "Ngomong-ngomong, itu bagus juga. Karena sebentar lagi dia bakalan segera pergi dari hidupmu. Jadi, kamu gak perlu terlalu sering menghabiskan waktu bersama dia lagi, benar ‘kan?" Franz berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Apa maksudnya ini? Kenapa kau tiba-tiba bertingkah aneh begini?" Phoebe memberikan pandangan menyelidik saat melihat tangan Franz terulur ke arahnya.

"Kenapa kau kelihatan kecewa? Kau mau kita benar-benar menuntaskan apa yang semalam tertunda? Sekarang juga? Aku sih gak keberatan." Franz mengatakan hal konyol itu dengan ekspresi tengilnya.

"Dalam mimpimu!"

"Astaga, kalimat itu benar-benar menyakitkan, My Bee."

"Aku gak peduli. Minggir sana! Aku ingin menghabiskan waktuku dengan mommy dan adikku. Sebaiknya kau berbaikanlah dengan salah satu perempuanmu itu. Kau bisa bilang aku tadi sepupumu yang lagi iseng."

"Dasar konyol, kau kira dia akan semudah itu percaya? Lagi pula semua wanita itu sama aja. Sebenarnya sudah lama aku ingin lepas darinya sebelum dia membuat kartuku berlubang. Terima kasih, berkat bantuanmu malah bikin segalanya jadi semakin mudah. Kau memang calon istri yang bisa diandalkan, My Bee."

"Berhentilah mengatakan hal-hal konyol, Franz Hanssen! Jangan nyalahin gadis-gadis itu, karena kaulah penjahatnya di sini," cibir Phoebe sambil memberikan ekspresi jengah.

“Memangnya apa yang kulakukan? Justru akulah korban mereka di sini. Hey! Jangan lari, pengantinku.” Franz tertawa terbahak-bahak ketika melihat Phoebe mencoba melarikan diri darinya secepat yang dia bisa.

Phoebe keluar dari kamar Franz dan berjalan menuju tempat di mana mommy dan adiknya berada. Rencananya mereka akan menghabiskan waktu dengan menikmati SPA di resort ini. Ia ingin menghibur adik dan sang mommy. Jadi, saat semalam Franz memberikan ide untuk menghabiskan waktu di resort ini maka dia pun segera menyetujuinya. Lagi pula di sini akan jauh lebih mudah dan leluasa untuk mengerjakan tugasnya mengedit footage baru untuk proyek selanjutnya.

Mereka baru saja selesai makan malam setelah memanjakan diri selama berjam-jam di SPA eksklusif yang menjadi fasilitas andalan resort ini. Saat ini Phoebe berjalan berdua dengan mommy tercintanya menyusuri taman bunga dengan permainan lampu warna-warni yang indah. Jika adiknya ada di sini, gadis itu pasti sudah menjadi model dadakan dan sibuk membuat Phoebe menjadi fotografer dadakan juga, bahkan jika perlu ia akan membuat Phoebe memanjat sampai tiarap agar mendapatkan angle foto terbaik.

Entah sedang apa adik manjanya itu sekarang. Tadi dia berpamitan untuk pergi lebih dulu ke kamar yang akan digunakan olehnya dan sahabatnya. Karena Phoebe dan sang mommy juga sudah mengenal dengan baik gadis manis yang menjadi sahabat setia Aretha sejak mereka masih ada di bangku sekolah maka mereka mengundangnya untuk menyusul kemari dan menghabiskan waktu bersama-sama. Lagi pula menurut dia dan mommynya, akan jauh lebih aman jika adiknya selalu bisa mereka awasi karena gadis nakal itu selalu punya cara untuk menyelinap dan melarikan diri. Sepertinya ini adalah bakat terpendam di keluarga Breslin karena para anak gadis dalam keluarga ini semuanya selalu suka pergi menyelinap setiap kali ada kesempatan.

"Jadi, kapan kau akan menikah dengan Franz?" Jane Breslin bertanya saat mereka duduk di depan air mancur yang sedang menari mengikuti alunan musik.

"Oh, come on. Kenapa Mommy selalu mengulang topik yang sama satu ini?" Phoebe terlihat tidak tertarik jika harus membahas tentang pernikahannya dengan Franz. Dia tidak memikirkan akan memiliki hubungan yang serius dengan sahabat masa kecilnya itu.

"Karena Mommy ingin melihatmu bahagia, Sweatheart,"—ia menggenggam tangan kanan putri sulungnya—"apakah kau tidak ingin memiliki keluargamu sendiri? Ada anak yang akan bermain di pangkuanmu, seorang suami yang memanjakanmu dan mencintaimu sepenuhnya, lalu aku masih cukup kuat untuk menemani dan bermain dengan anakmu saat kau dan suami tercintamu nanti pergi berbulan madu lagi untuk memberikan cucu kedua untukku." Jane Breslin tersenyum lebar saat membayangkan salah satu mimpi sederhana tentang si putri sulungnya.

"Gimana bisa Mommy bikin rencana yang sangat menggelikan seperti itu? Apa satu cucu lelaki dariku gak cukup, Mom?" Phoebe tidak berani menatap wajah mommynya. Dia memalingkan wajah dan sibuk menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya agar tidak menetes tepat mengenai punggung tangan mommynya.

"Enggak tahu kenapa, Mommy hanya merasa kau sudah lama sekali enggak bermimpi. Jadi, Mommy membantumu mencari ide dasarnya. Bukankah seperti itu, Miss editor?"

"Mom, aku sekarang editor konten di perusahaan media. Bukan editor di sebuah penerbitan seperti Ayana, atau editor-editor yang lain. Aku masih pakai imajinasiku buat bekerja, tapi bukan bermimpi seperti gadis remaja usia belasan tahun. Aku bahkan hampir tiga puluh tahun sekarang. Waktuku untuk bermimpi seperti seorang gadis naif udah lewat."

"Inilah yang Mommy takutkan. Kau membuang mimpi-mimpimu untuk kami. Apa kami sudah menjadi sebuah beban untukmu? Mommy enggak ingin membuatmu berkorban atau melakukan hal-hal yang sangat berat untuk kau tanggung sendirian."

"Apa sih yang Mommy katakan? Aku gak sedang berkorban atau menanggung hal berat, Mom. Jadi, berhentilah bilang hal-hal yang aneh seperti ini."

"Apa kau tahu? Yang terjadi dalam hidup Mommy sekarang sudah bisa Mommy prediksikan sebelumnya. Saat Mommy memakai nama Breslin di belakang nama Mommy, detik itu juga Mommy sudah menyiapkan diri kalau suatu hari harus berada dalam situasi seperti ini. Mommy bisa mengatasi masalah Mommy sendiri. Jadi, mulai sekarang pikirkan tentang masa depan dan kebahagiaanmu. Karena jika kau bahagia itu artinya kau sedang membuat Mommy bahagia juga." Jane Breslin menangkup wajah putri sulungnya, lalu menyeka pelan air mata yang sejak tadi berusaha disembunyikan oleh Phoebe.

"Mommy pasti udah tahu jika kebahagianku bergantung sama kebahagiaan Mommy," ucap Phoebe sambil menumpahkan semua air mata yang sudah tidak bisa dia bendung lagi.

"Dasar gadis konyol. Kau kira Mommy enggak akan tahu jika kau selalu berusaha menyembunyikan tangisanmu begini? Inilah yang paling Mommy enggak sukai. Mommy harus memastikan suamimu nanti enggak akan biarin kamu nangis sendirian seperti ini. Karena itu, Mommy berharap Franz akan jadi pria yang bisa menjagamu, seperti yang selalu dia lakukan selama ini." Mommy Phoebe kembali menyebutkan nama calon menantu kesayangannya lagi, dan lagi.

"Apakah cuma Franz satu-satunya pria di dunia ini yang bisa menjagaku dan gak akan biarin aku nangis sendirian lagi? Gimana kalau suatu hari ternyata dialah yang bikin aku nangis? Mommy kira pangeran tampanku yang datang dari Dragon's Valley pakai seekor unicorn benar-benar gak nyata dan cuma sebuah ilusi belaka? Yakin sekali Anda, Nyonya Breslin?" Seketika ucapan konyol Phoebe membuat mereka berdua tertawa bersama dengan sisa air mata yang masih membasahi pipi mereka berdua.

"Kau ini, tapi kau memang ahlinya, Nak. Mommy rasa Mommy akan jadi pengunjung tetap benteng rahasiamu. Di sana memang benar-benar seru dan bikin Mommy punya banyak ide buat melukis lagi. Rasanya Mommy selalu ingin melukis tanpa henti setelah berkunjung ke wilayah terlarangmu itu."

"Tidakkah kata-kata Anda sangat berlebihan, Madame? Bukannya ini hanya akal-akalan aja biar  Mommy bisa cari sesuatu yang mencurigakan. Oh, atau mungkin, sesuatu yang bisa menimbulkan sensasi yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya, Madame? Entah sensasi apa pun itu," goda Phoebe mencoba memancing sejauh mana nyonya Breslin yang tercinta ini sudah mengeksplorasi benteng rahasianya. Karena jika mommynya bisa menjawab pertanyaan ini dengan mudah maka dia harus memikirkan untuk memindahkan barang-barang tertentu dari wilayah terlarang itu ke tempat lain yang lebih aman, atau mungkin dia harus menambahkan sistem pengaman yang tidak mudah dibuka oleh orang-orang yang serba ingin tahu selain mommynya. Karena tidak mungkin juga dia akan melarang mommynya pergi ke sana lagi. Dia tahu mommynya butuh hiburan untuk bisa bertahan di rumah itu.

✧✧✧

Tinggal empat hari lagi sampai cuti khusus Phoebe berakhir. Hari ini Franz memiliki jadwal ke Jerman, dia menanyakan apakah para wanita ingin melanjutkan Momster's date mereka di sana. Sudah pasti mereka sangat menyukai ide itu karena artinya Phoebe akan mendapatkan footage tambahan, Jane bisa memperoleh ide untuk pameran berikutnya, dan para gadis bisa menambahkan postingan terbaru di media sosial mereka. Namun yang terpenting, Franz bisa tetap menjaga janjinya agar selalu berada dekat dengan para wanita Breslin, seperti apa yang selama ini dia janjikan diam-diam pada orang-orang yang memercayainya.

—✧✧✧—

Berlin, Jerman.,

“Woohoo! Aroma Lebkuchen. Mom, ayo kita makan Lebkuchen dan Bienenstich dulu untuk acara afternoon tea nanti. Aku udah ngiler banget dan terhipnotis sama aroma manis ini.” Aretha dan Hera menjadi sangat bersemangat saat mobil yang mereka tumpangi melintasi pusat kota. Franz tertawa geli melihat kelakuan kedua gadis yang tidak bisa mengalihkan pandangan mereka dari jendela, sebelum dia akhirnya menyadari jika Phoebe dan ibunya menjadi terlalu pendiam. Sepertinya mereka sedang larut dalam pikiran mereka masing-masing saat ini, dan Franz tahu apa penyebabnya.

Setelah barang bawaan mereka tiba di kamar masing-masing, Franz meminta Phoebe untuk menemaninya makan malam bersama dengan para koleganya besok malam. Sekarang dia akan pergi sebentar bersama asistennya untuk menandatangani perjanjian bisnis. Tentu saja rencana itu membuat para wanita mendadak berubah menjadi ibu peri dan mulai membantu Phoebe untuk memilih semua barang yang akan dia kenakan ke acara makan malam besok. Namun sebelum itu, para wanita sepertinya membutuhkan makanan manis yang bisa meningkatkan hormon dopamin mereka, karena sudah pasti mereka membutuhkan tenaga ekstra agar mendapatkan style terbaik untuk Phoebe Amaya Breslin yang tercinta.

✧✧✧

"Sepertinya udah lama kita gak memainkan peran seperti ini, benarkan, Franz?" Phoebe melingkarkan tangannya pada lengan Franz dan segera diapit oleh pria itu, mereka berjalan menuju kerumunan. Ternyata ini bukanlah acara makan malam biasa, tetapi lebih seperti acara malam amal.

"Hanya untuk mengingatkan di mana tempatmu yang seharusnya." Franz memberikan senyuman tulus dan tatapan hangatnya, "Selamat datang di dunia kita, My Bee."

Sepanjang malam, keduanya sibuk berbincang-bincang tentang hal-hal yang belakangan sedang marak terjadi di dunia bisnis dengan rekan mereka, atau katakanlah, Franz bersama dengan para rekan bisnisnya. Phoebe juga berbaur dengan para wanita dan membicarakan tentang emansipasi wanita dan segala hal yang berhubungan dengan dunia wanita, termasuk pelelangan benda antik yang sebentar lagi akan digelar. Tidak hanya para pebisnis pria yang ada di sini, tapi beberapa wanita yang sukses memimpin perusahaannya dan menjadibagian dari ekonomi dunia juga berada di ruangan yang sama dengan Phoebe. Dia selalu suka jika berada di tempat seperti ini karena itu berarti dia bisa mendapatkan informasi terbaru dalam perkembangan dunia bisnis dan fashion dunia hanya dalam satu tempat. Jadi sudah pasti, dia bisa belajar banyak dari orang-orang yang ada di sini. Mendapatkan informasi terbaru dan relasi baru, bukankah itu sangat menyenangkan?

Sebuah notifikasi surel muncul di layar ponselnya. Phoebe berbisik pada Franz jika dia akan pergi ke kamar mandi. Phoebe tahu benar bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi berkaitan dengan Key karena tingkahnya semakin mencurigakan akhir-akhir ini. Dia mengatakan pada orang-orang kepercayaannya untuk terus mengawasi pria itu, dan saat ini mereka malah menghubunginya melalui surel. Pasti mereka sudah menemukan sesuatu yang besar dan menunggunya untuk pulang terlebih dahulu karena sudah jelas ini adalah hal yang serius sampai bisa mengganggu waktu berharganya dengan orang-orang yang dia sayangi saat ini. Sepertinya hal besar akan segera datang

Ketika dia berjalan kembali ke aula utama, matanya menangkap sosok familier sedang berjalan melewatinya dari kejauhan lalu berhenti tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dia penasaran apa yang sedang pria itu lakukan di sini? Ketika dia akan beranjak mendekatinya, sosok familier lain tiba-tiba mendekat dan mereka tampak berbincang-bincang dengan hangat. Phoebe berencana mencuri dengar, sebelum suara seorang pria menyapa telinganya dengan nada berat dan dingin, “Kalau aku jadi kamu, Aku gak akan mengamati mereka di bawah sorotan sinar lampu seperti yang kau lakukan sekarang, tapi aku akan cari tempat yang dapat menyembunyikan bayanganku dengan sempurna.”

Phoebe hendak membalas perkataan penyusup di belakangnya. Namun, ketika ia akan berbalik, sebuah kalimat mencengangkan tertangkap pendengarannya, “Dad, apa yang kau lakukan di sini? Ayo, kita bicara di dalam saja.”  Para pria berbeda usia itu saling melemparkan senyuman. “Baiklah, ayo kita kembali ke dalam, Mr. Levanchois?”

Phoebe mendadak kaku di tempatnya berdiri, "Dad? Mr. Levanchois? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" gumamnya mencoba menelaah kejadian yang baru saja terjadi.

"Aku juga jadi penasaran sekarang, sama sepertimu." Suara pria di belakangnya berbisik tepat di telinganya, menghantarkan sensasi menggelitik yang aneh. Phoebe terkesiap, dia menutup mulutnya dengan kedua tangan sebelum bibirnya yang seksi memekik atau mungkin membuatnya mendesah tipis karena merasakan sensasi itu. Oh, sial! 

✧✧✧

Note:

Lebkuchen atau biasa disebut roti jahe adalah salah satu kue tradisional khas Jerman. Dibuat dari adonan tepung, madu, telur, hazelnut, walnut, badam, manisan jeruk, potongan lemon, marzipan, juga rempah-rempah seperti kayu manis, jahe, adas manis, pimento, ketumbar, dan kapulaga.

Bienenstich atau dikenal dengan nama kue sengatan lebah karena ada sejarah dibalik pembuatan kue ini yang berhubungan dengan usaha pertahan diri dari masyarakat pembuatnya dari serangan pasukan musuh. Kue tradisional ini terbuat dari adonan ragi manis berisi custard vanila lalu dilapisi madu dan taburan badam di atasnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status