Share

Bab 18

“Kaf, kamu tahu rencana kepergian Nazwa?” tanya Rafi.

“Kepergian Nazwa? Maksudnya?” Kafka malah balik bertanya.

“Nazwa pergi, Kaf. Entah kemana dan sampai kapan. Tadi aku jemput anak-anak ke rumah, ternyata ada Ayah dan Ibu Nazwa. Menurut Salsa dan Hanif, Nazwa butuh waktu untuk berpikir. Aku pikir kamu tahu,” desah Rafi putus asa.

“Aku baru tahu ini. Nazwa ngga bilang apa-apa sama aku. Pergi kemana?” tanya Kafka.

“Ngga tahu. Nazwa melarang anak-anak untuk memberitahu,” jawab Rafi kesal.

“Kamu sedang bersama Salsa dan Hanif sekarang?”

“Iya. Salsa, Hanif. Sapa Om Kafka,” Perintah Rafi.

“Assalamu’alaikum, Om.” Salsabila dan Hanif menyapa berbarengan.

“Wa’alaikumsalam. Hai kalian mau kemana?” tanya Kafka berbasa-basi.

“Mau ke rumah Papa. Tapi mampir dulu nih ke Depot Ice cream,” jawab Hanif lugas.

“Wuih … Enak tuh. Boleh dong kalau Om ikut gabung?”

Hanif melihat Rafi meminta persetuju

saraswatinda

Hi my Readers ... Haturnuhun sudah setia dengan Hati Yang Terpilih. Jangan lupa untuk vote dan komentarnya untuk kelangsungan cerita kita eh cerita ini. Lope-lope untuk kalian semua ...

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status