Share

Chapter 3

“Benar ini adalah batu ruby yang aku temukan di daerahku dulu. Awalnya, aku mengira bahwa batu ini adalah batu kutukan karena cahayanya yang menggoda mata, namun saat aku menanyakan itu kepada ayahku dia bilang itu adalah batu yang sangat berharga. Kemudian ayahku mengambilnya dan menjadikannya satu untukku.”


“O-ohh... Benar-benar teknik yang luar biasa, aku ingin bertemu dengan ayahmu, apakah bisa?”


Aria menggelengkan kepalanya. “Ayahku meninggalkanku saat aku berusia 16 tahun.”


“Maafkan aku,” ucap Magnius dengan nada yang rendah.


“Tidak apa-apa, ayahku mengajarkanku semua yang perlu aku tahu. Meskipun aku menyayanginya, aku tidak bisa melawan takdir.”


“B-benar. Kau benar.” Menyadari suasanya semakin tidak enak dan itu keadaan yang tidak bagus untuk Aria. Karena saat ini, Aria ingin melakukan sebuah pertukaran yang mungkin akan berguna bagi dirinya di masa depan. Dia kemudian dengan cepat mengganti suasana dengan cahaya batu ruby-nya.


“Ayahku bilang bahwa batu ruby ini adalah spesial karena batu ini muncul di permukaan tanah. Ia menyebutkan juga cahaya batu ruby yang aku pegang saat ini lebih indah karena itu menyerap sinar matahari.”


Aria mengatakan dengan yakin hal itu meskipun ia tidak mengetahui apakah itu bisa terjadi.


Karena faktanya, dibalik cerita yang Aria buat tentang batu rubynya, itu adalah item yang didapat Aria dari hadiah masuk bulanan. Seluruh pemain Godtales mendapatkan item tersebut pada minggu ke-2, jadi itu bukanlah sebuah barang yang langka.
Dia melebih-lebihkan ceritanya karena melihat dari gerak-gerik Magnius yang seperti baru melihat uang 100 juta berbentuk rupiah cash di depan mata.


Tentu hal itu tidak ingin dilewatkan begitu saja oleh Aria.


Nama cincin ruby yang sebenarnya adalah [Ring of Beauty]. Item tersebut menambah status karisma pemain 20 poin.


Angka yang tidak terlalu tinggi. Yang perlu diperhatikan adalah item tersebut tidak bisa dijual bebas ke pasar dan itu membuat kesal Aria.

Dan saat inilah waktu yang tepat untuk membuang item tersebut setelah lima bulan menjadi item sampah.Aria kembali melihat langit biru dan tumpukan awan yang cerah, tetapi kali ini dia berpikir langit dan awan tersebut sedang mengejek dirinya yang ditimpa musibah dan terlihat konyol.

“Ah, benar juga aku hampir lupa. Cincin ini memiliki sesuatu yang khusus. Sepertinya cincin ini dapat menambah pesona seseorang. Apakah kau ingin memeriksanya?”

Terkejut dengan tawaran yang diberi oleh Aria, Magnius kembali terbata-bata dan insting pengusahanya memuncak kembali. “A-apakah benar-benar boleh?”

“Tentu.”

Aria kemudian memberikan cincin tersebut ke Magnius. Setelah memegang cincin tersebut, Magnius langsung terkesima dengan penampilan cantiknya yang dihasilkan oleh batu tersebut.

“I-ini benar-benar luas biasa. Sungguh barang yang menawan.”

Selagi Magnius mengoceh, Aria hanya memperhatikan Magnius dengan senyuman.

Di dalam pikirannya, bisa saja batu permata yang dihasilkan dunia ini tidak sebagus yang ditempa langsung oleh para pemain Godtales. Atau mungkin bisa saja masih lebih buruk daripada hadiah misi.

Melihat dirinya dilihat oleh Aria, Magnius langsung mengambil sikap tenangnya dan mengembalikan posisi terbaiknya.

“Kalau begitu bolehkah aku memeriksanya lebih jauh lagi?”

Memeriksa lebih jauh lagi? Meskipun terdapat keraguan sesaat karena bisa saja informasi yang ditampilkan mengenai cincin tersebut ketahuan, Aria mengambil keputusan bahwa itu bukanlah sebuah masalah yang besar. Tidak ada informasi yang mencolok juga pikirnya.

“Ya, silakan. Aku tidak keberatan. Sebaliknya, aku merasa senang bahwa batu itu adalah sebuah keberuntungan satu dalam seumur hidup.”

“Baiklah, kalau begitu aku akan memulainya.”

Magnius kemudian memberhentikan kudanya dan meletakkan cincin tersebut di sebuah papan kayu di depannya. Kemudian Magnius menghadapkan kedua telapak tangannya ke arah baru tersebut dan berkata, “Apprasial.”

Setelah mengatakan itu, area di sekitar cincin mengeluarkan cahaya selama beberapa detik kemudian menghilang. Tetapi tidak ada reaksi dari Magnius setelah itu.

“Pak Magnius?”

Setelah dipanggil namanya, Magnius berteriak seolah tidak percaya apa yang dilihat di depan matanya.

“I-ini luar biasa! Tidak ada yang seperti ini sebelumnya! Di mana kau mendapatkan batu ini!?”

“Maaf, aku tahu itu adalah hal yang menarik. Tapi aku hanya menemukan satu batu saja,” ucap Aria bingung.

“Tidak, kau tidak perlu meminta maaf, Aria. Ini sungguh luar biasa! Kemurnian cincin ini adalah 99%!”

Apa?! 99%! Aria yang mendengar hal tersebut juga sampai kaget dengan fakta yang baru saja ia dengar itu.

Dia berpikir bagaimana bisa barang sampah tingkat kemurniannya 99%. Dia bahkan tidak bisa meleburnya di tempat pengrajin besi kepercayaannya karena tingkat kemurniannya sangat rendah.

Meski begitu, dia harus menahan keterkejutannya karena jika ia terkejut bisa saja Magnius menaruh curiga.

Tapi, ada satu hal yang membuat Aria penasaran.

“Sebetulnya, apa yang kau lihat dengan sihir barusan?”

Ya, sihir. Di dunia ini juga bisa menggunakan sihir. Ini adalah salah satu informasi yang diinginkan Aria karena ia belum sempat mencobanya secara langsung. Meskipun ia yakin itu bisa terjadi setelah ia melihat tas penyimpanannya.

Satu hal lain yang membuatnya penasaran adalah sihir [Apprasial] yang tidak ada di dalam Godtales itu sendiri. Ini juga merupakan informasi yang sangat penting bahwa sihir dunia ini berbeda dengan di dalam Godtales.

“Ini hanya bisa melihat tingkat kemurnian saja, tidak ada yang lain.”

“Baiklah, aku mengerti. Aku kira itu bisa melihat hal yang lain,” ucap Aria lesu.

“Aku tidak mempunyai kemampuan itu, mungkin juga di seluruh dunia.”

“Baiklah, itu tidak apa-apa. Sudah cukup. Terima kasih.”

“Tidak apa-apa... Jadi, kau ingin menjualnya dengan harga berapa?”

Aria melihat ke arah Magnius, tertawa di dalam hatinya. Tentu dia tidak mengeluarkan hal itu, Aria hanya tersenyum dengan tenang.

“Seharusnya, aku tidak meragukan kemampuan seorang pengusaha. Maaf.”

Magnius tertawa dan kembali berkata, “Lalu bagaimana?”

“Benar juga, karena barang itu adalah barang kualitas tinggi aku harap aku bisa mendapatkan yang sepadan dengan itu.”

“Aku sedang tidak membawa banyak uang sekarang, aku tidak yakin bisa memenuhi ekspektasimu,” ucap Magnius tiba-toba lesu.

“Sebut saja berapa yang kau mampu.”

“100 keping emas.”

Aria yang tidak mengetahui apapun tentang nilai mata uang, tentunya tidak mengetahui berapa harga sebenarnya dari 100 keping emas.

Di Godtales, mata uang yang dipakai adalah Luin. Dibagi juga dalam 3 kategori, emas, perak, dan perunggu. Tapi melihat bentuk yang berbeda, sudah dipastikan itu bukan Luin Godtales.

Aria mencoba mendorong keberuntungannya dengan percaya diri.

“Masih terlalu jauh, aku yakin kau juga sependapat, bukan?”

“Aku bisa menaikkannya, tapi itu hanya sedikit. Bagaimana dengan 300?”

Yes! Rencananya berhasil. Menaikkan 100 menjadi 300 adalah jarak yang besar. Terlebih, itu adalah emas, jika tebakannya benar, dengan kemurnian 99%, Aria bisa mencoba mendorongnya lagi.

“Begini saja, Pak Magnius. Aku setuju dengan 350 emas dan beberapa koin kecil di bawahnya. Tapi, karena aku baru saja keluar dan aku menginginkan seseorang yang dapat aku percaya tentang fakta di dunia ini....”

Magnius melihat ke arah Aria dengan serius kali ini. Kata-kata Aria yang menggantung membuat dia kembali berkata, “Baiklah, aku setuju. 350 emas, 100 perak, dan 20 tembaga. Aku akan menyambutmu dengan senang hati.”

“Terima kasih banyak. Senang berdagang dengan Anda, Pak Magnius.”

“Aku juga.”

Magnius dan Aria saling berjabat tangan dan saling melempar senyum sagu sama lain.

“Ngomong-ngomong, kau akan mengantarkan anggurmu ke mana?”

“Oh, kau sangat beruntung. Aku sedang menuju ke Kerajaan Brimmid.”

Aria bingung mendengar nama Kerajaan Brimmid.

'Sebenarnya, apa yang terjadi?' batin Aria yang ingin segera keluar dari game GodTales.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status