Melissa bertanya dengan malu, meraba bagian bawah di antara paha Darren, saat mengetahui bahwa barang Darren sudah mengeras dengan sempurna, ada kepuasan di mata Melissa.Masih dengan terus tersenyum puas, Melissa melepas ikat pinggangnya dan menarik turun celana suaminya tersebut yang kini menarik napas kasar, lalu dengan gerakan tak sabar menarik turun celananya ke bawah.Melissa bisa merasakan tubuhnya yang menggeliat aneh karena kerinduan yang aneh, padahal baru kemarin mereka terlibat percintaan yang panas di dalam mobil.Melissa melupakan rasa malu dan mencium lehernya seraya menggerakkan tangan lebih cepat di barang milik Darren, seakan tak tahan lagi, Darren menarik pergi tangannya dan membuka paha sang istri lebar-lebar sebelum kemudian mendorong barangnya masuk dengan kuat.Rasa kepuasan yang aneh menjalari diri Melissa saat melihat Darren yang begitu tenggelam dalam permainan ini, bulir keringat menempel di alisnya sebelum jatuh ke kening, membuat penampilannya terlihat san
"Haaa ...."Darren mengeluarkan desah panjang, dengan memejamkan mata dia menikmati saat benda besar miliknya tersebut keluar masuk di mulut Melissa.Rasanya benar-benar luar biasa!Wanita ini tidak hanya cantik, tapi dia pengulum yang handal padahal terlihat jelas bahwa sepertinya ini pengalaman pertama perempuan itu, tapi hisapannya benar-benar gila.Darren benar-benar tak salah memilih orang menjadi istrinya.Sementara Melissa hanya meringis saat merasakan panjang benda yang hampir mencapai pangkal tenggorokan tersebut.Beberapa air liur menetes dari ujung bibir yang segera diseka Melissa dengan punggung tangan."Hisap terus, Alice."Sambil menghisap, mata Melissa memandang wajah putih Darren yang terlihat menikmati kegiatan ini dengan mata terpejam, beberapa kali dia berkedip cepat karena sensasi aneh sesuatu yang sekarang berada dalam mulut.Air liur kembali menetes di ujung bibir Melissa, sementara itu dia terus berusaha mengulum sebaik yang dia bisa meski dengan susah payah, ag
"Kau tahu? Menunggu seharian di sini pun akan percuma, pria tua itu sedang menghukum kita karena datang sangat terlambat, jadi ... saranku, kita langsung pergi saja," bisik Darren di sebelah telinga Melissa sebelum wanita itu membuat keputusan."Sungguh?"Melissa benar-benar tak tahu jika kakek Darren yang merupakan konglomerat ternama itu, ternyata mempunyai sisi lain seperti ini.Darren mengendikkan bahu sebelum kemudian mengangguk dengan bibir mencibir."Aku sangat hafal dengan tingkahnya ini.""Hmmm, berarti kita datang lagi besok, atau bagaimana?"Melissa bertanya sambil memandang sekeliling.Rumah ini benar-benar mewah, Melissa sampai berpikir kalau dia tidak berada di dunia nyata.Pikirannya tersebut membuat senyum melengkung di bibir, bukankah ini memang bukan dunia nyata? Dia sedang berada di dunia novel, jadi kenapa dia berpikir terlalu dalam?"Tidak, kita tidak bisa datang seenaknya tanpa panggilan darinya atau akan mengalami hal ini lagi, kita hanya bisa menunggu sampai pr
Blam.Darren yang sudah kembali, masuk menutup pintu mobil dengan penuh emosi, duduk di kursi depan kemudi tanpa mengatakan apa pun.Dia seperti menganggap Melissa yang duduk di sampingnya, seakan-akan tidak ada, itu membuat Melissa tak enak hati.Dia tahu bahwa dirinya salah karena telah membiarkan laki-laki lain mencium dirinya padahal Melissa sudah menikah, tapi mengucapkan kata maaf di saat seperti ini sepertinya bukan hal yang tepat.Oleh karena itu, Melissa memilih untuk menutup mulutnya.Keheningan menyelimuti mereka berdua sementara mobil Darren berjalan mulus di atas aspal."Ren, m-maaf."Akhirnya, kata-kata itu keluar dari mulut Melissa yang tak tahan saling diam seperti ini dalam satu ruang."Diam, Alice," sergah Darren dengan cepat.Dia menggeleng-geleng dengan kedua tangan mencengkeram kemudi sampai buku-buku jarinya memutih.Sepertinya dia saat ini benar-benar sedang diliputi kemarahan yang membara, entah pembicaraan apa yang terjadi antara dirinya dan Bastian, tapi begi
Dia meraih tas untuk menutupi paha, di dalam kamar dia merasa tidak keberatan tapi begitu di mobil dalam ruangan terbuka seperti ini, itu adalah hal yang sangat memalukan!Bagaimana kalau setelah merobek pakaiannya seperti ini, Darren melemparkannya keluar dari dalam mobil?Wajah Melissa memucat seperti mayat hidup."Tolong, tolong maafkan aku! Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, sungguh!" jerit Melissa sambil menangis histeris.Darren tetap tak menjawab dan mengabaikan Melissa seakan-akan jeritannya tersebut sama sekali mengganggu dirinya.Untunglah, Darren menyalakan mesin mobil dan mulai menjalankan mobilnya kembali.Hal itu membuat Melissa lega luar biasa."Kau tahu kenapa aku merobek bajumu?"Darren bertanya dengan dingin, yang dijawab Melissa dengan gelengan cepat."T-tidak tahu.""Karena sangat menggganggu pemandangan. Baju yang kau pakai itu sudah bersentuhan dengan Bastian. Aku jijik melihatnya," ucapnya dengan ketus dan dingin.Melissa hanya bisa diam dan menyeka air ma
Melissa secara refleks memegang pergelangan tangan Darren, hatinya yang lembut itu benar-benar tersentuh dengan apa yang diucapkan oleh ibu Darren.Dia seakan ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh sang ibu, jika benar GD grup diserahkan ayahnya kenapa cucu tiri, alih-alih putra kandung dari putrinya sendiri.Melissa bisa merasakan betapa sakitnya, jika dirinya mengalami hal itu.Pasti sangat menyedihkan dan mengenaskan.Darren melirik istrinya, yang sepertinya terbawa oleh drama yang diciptakan sang ibu, lalu mencibir sambil mengendikkan bahu.Ibu Darren tetua mengulangi kalimat bagaimana kalau dia kehilangan semuanya, dan anak sahnya malah mendapat sisa-sisa dari anak tiri."Ini rasanya seperti menginjak-injak harga diriku, Sayang. Aku tak mau dipermalukan seperti ini, Darren. Lalu, apa kau sanggup membayangkan, semua harta turun temurun kita, ternyata diambil alih oleh anak hasil perselingkuhan ayahmu? Bagaimana nasibku jika hal itu terjadi? Bagaimana jika Bastian ... Bastian
Dia tak melanjutkan ucapannya, menatap Bastian yang terlihat begitu rapuh, lalu menarik napas panjang."Umm, oke. Ini mungkin aneh, tapi ... boleh aku memelukmu? Tidak, bukan apa apa ... anggap saja yang memelukmu ini fans yang sangat peduli padamu, yang tidak ingin melihatmu menangis seperti ini, yang tidak kuat saat lihat kamu–"Rachel memukul mulutnya sendiri."Sial. Apakah aku sok tahu? Maafkan aku!"Dia kembali membungkuk berkali-kali karena telah lancang berbicara panjang lebar pada seseorang yang tak mengenalnya."Bodoh, bodoh!" rutuk Rachel pada dirinya sendiri.Namun, setelah beberapa detik dia membungkuk dan tak ada respons apa pun dari Bastian, Rachel pun mengangkat kepalanya.Matanya yang terlihat sipit saat menangis dan berkaca-kaca itu tak merespons saat mata mereka saling bersitatap, hanya memandang Rachel dengan tatapan kosong dan bahu melorot.Refleks, tanpa menunggu persetujuan Bastian, Rachel merengkuh pundaknya, karena tingginya yang jauh lebih tinggi dariku, memel
Rachel terdiam beberapa detik, merasa salah dengar, tapi melihat wajah Bastian yang terlihat sangat percaya diri, Rachel ragu kalau dia salah dengar.Akhirnya dia hanya bisa mengacak rambutnya, antara bingung dan kesal.Apakah ada orang yang setidak tahu malu Bastian?Dia hanya memeluk sebentar, dan pria ini meminta bayaran 200 juta??Uang dari mana?! Hancur sudah semuanya. Hancur sudah."Makanya jadikan ini pelajaran, jangan suka memeluk orang sembarang," olok Bastian, yang merasa puas saat melihat wajah kesal Rachel.Mungkin Rachel hanyalah pelariannya dari rasa sedih karena dikhianati Alice dan ditinggal gadis itu menikah dengan kakak tirinya, orang yang sangat dibenci Bastian.Namun, ekspresi Rachel ini menyegarkan.Baru kali ini ada orang yang berani menatapnya dengan ekspresi jujur, saat sedang kesal, bingung atau marah.Hanya karena menjadi putra tiri dari salah satu konglomerat ternama, semua orang biasanya mencari muka dan berpura-pura baik di depan Bastian.Itu sangat memuak