Share

4

Semakin lama, Lie terlihat enggan untuk melayani suaminya, sama seperti dirinya dulu. Dulu, Lie selalu melayani dengan sepenuh hati, jiwa dan raga. Bahkan segala gaya upaya Lie usahakan demi kesenangan si suami. Namun, semenjak kejadian dr. Danil di dalam kehidupannya, Lie menjadi cukup berbeda. Lie bahkan pasrah akan kehidupan pernikahannya, Lie enggan untuk terus mengupayakan yang terbaik. Sepertinya, perasaan dan rasa sabar Lie sudah mulai memudar seiring berjalannya waktu.

”Longue Bar”

Lie mala ini cukup risau, tatkala mendapi pesan mesra di ponsel suaminya, John. Hal tersebut tak sengaja Lie jumpai, tatkala layar ponsel milik John menyala saat mereka sedang bersama di atas tempat tidur. Alhasil, pertengkaran hebat pun tak dapat dihindari lagi. 

Lagi dan lagi John enggan untuk mengaku salah. John bahkan masih bisa menyalahkan Lie yang mulai tidak kompeten sebagai seorang istri. John bahkan kembali bertindak kasar dengan memukul wajah cantik Lie ketika Lie sedang mengamuk.

Lie menenggak beberapa gelas alkohol, tak seperti dirinya yang sebenarnya tidak suka mabuk-mabukan. Namun kali ini, Lie melakukannya karena setres dengan permasalahan rumah tangganya.

Alunan musik yang cukup keras kiam menambah suasana pening yang saat ini Lie rasakan.

Bzztt...

dr. Danil kembali menghubungi Lie, Lie pun menyambut panggilan itu tatkala pikirannya sedang kacau balau.

dr. Danil: ”Bagaimana keadaanmu, apa kau baik-baik saja?” tanya Danil cemas.

Lie: ”Sepetinya tidak, aku sedang tidsk baik-baik saja..” balas Lie.

dr. Danil: ”Kau sedang berada di Bar mana?” tanya Danil cemas, tatkala mengetahui suara music remix yang terdengar kencang itu. 

Meski Danil bukan seorang yang suka dunia malam, mengingat profesinya sebagai seorang dokter. Akan tetapi, Danil bukanlah pria yang minim pengetahuan diluar profesinya.

Lie: ”Aku di Bar sisi kota A..”

dr. Danil: ”Aku akan datang,”

Lie: ”Baiklah, aku akan menunggu di pinggir trotoar sisi gedung B..”

Lie pun bergegas untuk menunggu kedatangan Danil, dan sepertinya malam ini akan menjadi malam panjang bagi Lie dan Danil.

>>>

Tak sampai sekian lama, dr. Danil pun tiba dengan mobil hitam miliknya. Kebetulan sekali, Lie malam ini tidak membawa kendaraan pribadi, yah Lie sedang pergi menenangkan dirinya dari segala permasalahan yang ada di dalam rumah tangganya.

”Masuklah,” ucap Danil, kemudian Lie bergegas masuk sebelum ada pasang mata yang melihat mereka.

Ketika berada di dalam mobil, Lie terlihat kacau dan berbau alkohol.

”Apa lagi yang wanita ini alami?” batin Danil.

Danil ternyata membawa Lie kediaman neneknya, namun rumah itu sedang kosong. Danil hanya beberapa kali saja datang untuk memeriksa kondisi rumah neneknya.

***

Mereka pun tiba, Danil membawa Lis untuk masuk dan tak peduli lagi apa yang akan terjadi ke depannya nanti.

Meskipun banyak menenggak minuman beralkohol, Lie masih sadar dan kadar alkohol tidaklah terlalu berat.

Lie menangis di dalam dekapan Danil, dan Danil pun membelai lembut puncak kepala Lie untuk memberikan rasa aman dan tenang.

”Malam ini aku tidak sengaja melihat suamimu sedang bersama beberapa orang juga ada para wanita di sebuah restoran, ketika aku sedang makan malam dengan rekan dokter. Aku pun menghubungimu, karena merasa inilah waktu yang tepat untuk bertanya kabar. Ternyata, kondisimu seperti ini, sedangkan suamimu bersenang-senang di luar sana.

Ketika sedang mengangkat dagu Lie, terlihat jelas memar di tulang pipi mendekati mata Lie.

Danil pun mulai paham dengan kondisi Lie saat ini.

”Sungguh pria bajingan!” Umpat Danil, kemudian menyeka air mata Lie.

Danil mengecup area memar itu dengan kecupan yang lembut dan keduanya pun mulai terhanyut dalam suasana hening itu. Danil mulai mencumbu Lie dengan cukup beringas.

Tangan Danil terus menggerayangi tubuh Lie, dan membuka seluruh pakaian yang saat ini sedang Lie kenakan.

Danil kembali menjelajahi seluruh titik tubuh Lie dan tentu menimbulkan rangsangan hebat pada tubuh Lie.

Aahkk hgkk... Desah kasar dari mulut Lie tak tertahankan lagi.

”Keluarkan saja, jangan du tahan,” ucap Danil. Lie pun tiba-tiba mengganas, kemudian mengambil alih permainan.

Lie menggenggam erat pedang pusaka kebanggaan Danil dan mulai bermain dengan pedang itu. Melahap, menyeruput dan terus membuat Danil menggeliat tak karuan. Sungguh hal ini pertama bagi Danil, yah si Danil yang masih seorang dokternya perjaka pun harus kehilangan keperjakaannya di tangan Lie, si istri kesepian.

Yah, akhirnya Danil harus rela dan senang hati melepaskan keperjakaan untuk Lie, wanita kesayangannya.

Lie pun menguasai permainan itu, dan terus membuat tubuh Danil merasakan getaran, sengatan dan kenikmatan yang hakiki.

”Aku akan keluar, bagaiman ini.. apakah tidak berbahaya untukmu?” ucap Danil dengan tatapan mata sayup dipenuhi kabut gairah.

”Dokter Danil ingin mengeluarkannya di mana? Silakan saja..” ucap Lie dengan nara menggoda, kian membuat Danil gemas karenanya.

Sial, Danil dengan berani berkata, ”aku ingin di dalam mulutmu.. bolehkah aku merasakannya?” ucap Danil.

Dengan tersenyum nakal, Lie pun kembali melumat pedang pusaka milik Danil yang siap untuk banjir. 

Argh.. hahhh ahhkk...

Erang Danil ketika mencapai puncak kenikmatan yang tiada tara dan untuk pertama kali di dalam hidupnya.

Hahh hh... 

Napas Danil terengah-engah, dan seakan masih berada di atas awan kenikmatan.

”Sayang, apakah kau sudah orgasme? Maaf, jika aku terlebih dulu..” ucap Danil.

”Sudah dok, saat sebelum melakukan hubungan puncak, aku sudah mencapai titik kenikmatanku.” Ucap Lie, lalu memeluk Danil.

Rupanya, ketika Danil sedang menjelajahi tubuh Lie, disaat itulah Lie mendapatkan titik menikmatannya.

”Ini sudah cukup malam, aku harus pulang, tak peduli walaupun suami bajinganku tidak pulang. Aku harus tetap pulang.” Ucap Lie, lalu kembali mengenakan seluruh pakaian milikinya.

”Sayang, aku sangat puas, kau sangat luar biasa.” Ucap Danil terus terang.

”Aku juga puas, dokter.” Ucap Lie.

Mendengar suara manja Lie, Danil seolah enggan untuk membiarkan Lie pergi dari sisinya. Danil ingin terus berada di sisi Lie sepanjang waktu, namun kenyataan berkata lain. Sebagai pasangan rahasia, Danil harus rela hati membiarkan Lie kembali ke kehidupan nyatanya.

•••

Ahkk ...

Danil berbaring dan tak dapat tidur nyenyak selama beberapa malam. Hal itu, dikarenakan Danil terus teringat adegan demi adegan panasnya bersama Lie. Terlebih lagi, saat Danil melepaskan keperjakaannya untuk Lie seorang.

”Apa yang Lie lakukan bersama suaminya? Apakah Lie juga melakukan hal yang sama pada John.. hh.. memikirkannya saja membuatku kesal.. namun, aku sangat ingin memiliki Lie..”

Arghh.. ”bodohnya aku yang masih belum sadar akan posisiku saat ini..” ucap Danil.

Bzttt...

Claudy is calling...

”What the hell,, aku sampai lupa, jika aku sudah memiliki tunangan..” ucap Danil.

Yah, Danil sebenarnya sudah memiliki tunangan yang berada di luar negeri. Namun, pertunangan mereka hanyalah atas dasar perjodohan dari nenek Danil, karena Danil yang terlalu lama sendiri tanpa kehadiran kekasih.

”Besok aku sudah tiba di kota A bersama nenek. Jemput kami di airport siang hari.” Ucap Claudy memerintah.

Hmm, sepertinya Danil tidak menyukai Claudy, terlebih Claudy terkesan kurang menghargai Danil, hanya karena Danil seorang dokter gigi. Sedangkan Claudy, ialah wanita yang berasal dari keluarga kaya.

Babak baru akan segera dimulai, bagaimana jadinya Danil ketika Claudy dan neneknya kembali ke kota A?

Danil dan sudah memiliki tunangan, dan Lie yang sudah bersuami. Tentu skandal yang sangat luar biasa akan segera dimulai.

Claudy

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status