Setelah sepuluh tahun berpisah dari keluarganya, Marco Asmara kembali pulang. Tapi kepulangannya justru merupakan awal petaka bagi dirinya. Sepuluh tahun ternyata cukup untuk mengubah sosok gadis kecil manja yang dulu disayanginya, menjadi seorang remaja yang sangat cantik. Cassandra Armeta tidak pernah melupakan sosok Om Marco dalam hidupnya. Ia selalu menantikan kedatangan Marco kembali. Baginya Marco Asmara adalah cinta pertama dalam hidupnya. Demikian pula sebaliknya. Marco tetap menjaga kewarasannya dengan tidak menanggapi godaan dari Cassandra. Ia menolak dan berusaha menjauh dari keponakannya itu. Ia terus menyakiti Cassandra dengan agar keponakannya itu membencinya. Sebuah kisah cinta terlarang yang tak seharusnya terjadi. Mungkinkah cinta mereka akan bersatu?
Lihat lebih banyakSiang itu Marco dengan sengaja membatalkan pertemuannya dengan beberapa customer baru. Ia sudah tidak sabar untuk menemui Zissy. Sengaja ia memesan VIP room sebuah resto agar privacynya terjaga. Ia masih tak bisa melupakan bagaimana Zissy menyabotase pertemuannya dengan drama bunuh diri di hadapan banyak wartawan. Kali ini Marco tidak mau bertindak gegabah. Ia juga telah membayar beberapa orang untuk berjaga di sekitar resto itu. Ia duduk dengan tenang, menyesap secangkir americano pesanannya saat wanita yang ditunggunya datang. Wanita bertubuh mungil yang terlihat lebih gemuk dari biasanya itu menarik kursi di hadapan Marco dan duduk di sana. “Maaf, aku terlambat. Semoga aku tidak membuatmu menunggu lama,” ucapnya dengan gugup. Marco tersenyum tipis. Ia tidak mau mengacaukan rencananya hanya karena emosinya. Sekuat tenaga, ia berusaha menahan amarahnya. “Tenang saja. Hari ini aku sudah membatalkan beberapa janjiku, hanya untuk membahas sesuatu yang penting ini denganmu,” ucap M
Gadis itu mendongakkan kepalanya. Napasnya terengah dan sepasang tangannya meremas rambut di batok kepala kekasihnya. Marco menghentikan permainannya. Ia menatap lembut wajah kekasihnya yang tampak kelelahan karena ulahnya. “Aku … sepertinya aku terlalu banyak lihat konten di media sosial. Aku takut jika menikah nanti, aku harus terus tinggal di rumah, melakukan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya, hamil, punya anak dan mengurus segalanya sendirian sampai tak punya waktu untuk diri sendiri.” Cassandra terdiam. “Jujur, itu sangat menakutkan.” Marco tersenyum manis. “Kalau itu yang menjadi kegelisahanmu. Aku tidak akan keberatan berbagi tugas denganmu. Kita bisa berangkat bekerja bersama-sama, pulang bersama. Mengerjakan segala sesuatunya bersama. Bukankah itu terdengar sangat manis.” Cassandra memiringkan badannya, menatap lelaki yang sedang tersenyum, seolah sengaja memamerkan pesonanya. Gadis itu membalas senyuman itu dan menganggukkan kepalanya. “Itulah kenapa aku sangat m
Marco menekan telapak tangannya di atas ranjang, membuat tubuhnya terangkat menjauh dari tubuh gadis di bawahnya. Terlalu naif bila ia tidak tersinggung dengan kalimat yang baru saja dilontarkan kekasihnya. Ia bangkit dan berdiri dari ranjang itu. “Sepertinya kamu perlu istirahat,” ucapnya. Lalu tanpa menoleh, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya sambil berjalan keluar dari kamar itu. “Om, mau kemana?” teriak Cassandra tepat sebelum pintu kamarnya tertutup. Namun Marco sama sekali tak mengurungkan niatnya untuk menutup pintu. Ia tidak berniat untuk menjawabnya.“Apa sebenarnya yang ada dalam pikirannya?” batin Marco. “Bukankah kebanyakan perempuan lebih menyukai sebuah hubungan dengan ikatan yang jelas?”Sebaliknya dengan Cassandra. Gadis itu berguling dan membenamkan wajahnya di bantalnya. “Om Marco ngeselin! Kenapa sih dia nggak mau ngertiin aku? Aku kan masih ingin nikmatin masa mudaku. Kalau aku nikah, aku harus sibuk urus rumah, urus anak, urus segala macem,
“Kalau Tante pikir papa nggak bisa didik Cassandra dengan baik, kenapa tidak Tante saja yang mendidik Sandra?” tantang gadis itu menimpali ucapannya. “Kamu!” Mona kehilangan kata-kata. “Lihat Irfan! Bahkan dia berani menjawab,” keluhnya. “Itu karena kamu tidak memberikan kesempatan baginya untuk menjelaskan alasan dia berbuat seperti itu.” Irfan duduk kembali di sofanya. Lelaki itu mengangkat satu kakinya bersilangan dengan kaki lainnya dengan santai. “Dia sudah dewasa, sebagai orang tua tentu saja aku tidak bisa mengekangnya. Dan sebagai konsekuensinya, dia harus bisa mempertanggungjawabkan setiap tindakannya.” Mona mendecak kesal. “Lalu bagaimana kalau semuanya terlambat dan dia hamil duluan?” “Kak Mona, sebenarnya aku ingin memberitahumu sejak kemarin. Tapi ….” Marco mengedikkan pundaknya. “Cassandra memintaku agar tidak memberitahu Kakak tentang hal itu.” “Hal apa? Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?” tanya Mona penasaran.“Aku dan Cassandra … sebenarnya kami tidak memp
“Bagaimana kalau Irfan tahu semua ini,” batin Mona. Wanita itu merasa semua ini tak bisa dibiarkan. Di satu pihak, Mona merasa kasihan pada Cassandra. Tapi di sisi lain, ia tak rela jika kejadian dua puluh tahun yang lalu terulang kembali. Bagaimana jika kali ini Cassandra dinikahkan dengan pria sembarangan oleh Irfan? Haruskah kesalahan yang sama terulang kembali? Marco baru saja hendak menjelaskan semuanya pada Mona. Namun Cassandra menghalangi niatnya. Jemari tangan gadis itu telah mencubitnya di bawah meja. “Tidurlah! Besok aku ikut kalian ke kota. Ada yang perlu aku bicarakan dengan papa kamu,” perintah Mona. Perempuan itu menghela napas dengan wajah kecewa. Ia berdiri dari kursinya dan pergi meninggalkan kedua tamunya yang saling berpandangan. Marco menatap Cassandra dengan kesal. Kedua alisnya menyatu memperlihatkan perasaannya. “Kamu ini kenapa? Seharusnya kamu biarkan aku mengatakan semuanya agar dia tidak salah paham tentang hubungan kita.” Marco masih merasa tak nyam
Marco melepaskan setelannya. Ia melepaskan celana panjangnya dan segera menghampiri Cassandra. Lelaki itu benar-benar tak habis pikir dengan tingkah nakal kekasihnya. Bagaimana jika ada orang lain yang melintas dan melihatnya dalam keadaan polos.“Sandra, kamu benar-benar gila. Bagaimana kalau ada seseorang yang melihatmu?” kesal Marco. Ia menutupi bagian badan Cassandra yang terbuka dengan kemeja putihnya. Lelaki itu merasa sangat kesal. Ia tidak ingin ada orang lain, yang bisa menikmati kemolekan tubuh gadisnya. “Tapi Om, nggak ada orang lain di sini. Tempat ini sangat terasing, bahkan tetangga terdekat Tante Mona berjarak beberapa kilometer dari sini,” ucap gadis itu dengan begitu yakinnya.“Iya, aku tahu. Tapi ….” Cassandra berjingkat. Dengan sigap ia melingkarkan sepasang tangannya di leher lelaki di hadapannya dan menutup perdebatan itu dengan kecupan di bibir Marco. Jantung Marco berdegup kencang. Dia memang sudah bermain dengan banyak gadis di luaran sana, tapi di alam be
“Kamu mau kemana?”Setengah berlari Marco mengikuti langkah Cassandra. Dirapikannya kemejanya sambil terus melangkah tanpa mempedulikan beberapa staf yang memperhatikannya. Cassandra tiba-tiba menghentikan langkahnya. Marco hampir saja menabraknya, jika saja ia tidak dengan sigap ikut berhenti.Gadis itu berbalik dan memperlihatkan seulas senyumannya. “Aku mau siapkan kejutan buat Papa. Om mau ikut?” tanya Cassandra. Marco bisa merasakan antusias yang terlihat jelas di wajahnya. “Tentu saja,” sahutnya. Baru saja mereka mencapai pintu keluar, Niken dengan terengah-engah menghampiri mereka. Sepatu tingginya mengetuk lantai granit lobi kantor Sophie Laurent dengan tempo yang harmonis. “Pak Marco! Bapak mau pergi?” tanyanya sambil mengatur kembali napasnya. “Iya, mungkin saja aku tidak kembali ke kantor hari ini,” sahut Marco. “Tolong jadwalkan kembali semua janji yang sudah dibuat.” “Tapi Pak,” sela Niken. “Nona Zissy baru saja menelpon akan mengunjungi Anda saat makan siang nant
Dingin malam tak menghalangi kedua insan itu untuk memadu kasih. Keduanya seperti sepasang kutub magnet yang berbeda, tak ingin lepas satu dengan lainnya. Mereka saling memagut dengan penuh hasrat dan berlomba untuk mencapai puncak kenikmatan dunia. Suara detak jam di dinding berpadu dengan suara desah dalam ruang itu seakan sebuah kolaborasi yang sempurna. Tak ada lagi keinginan untuk berpisah. Yang diinginkannya hanya meneguk kebahagiaan yang ada malam itu. Keduanya berlomba untuk memberikan kepuasan bagi pasangannya hingga meraih puncak kenikmatan dunia bersama.Gadis itu menyandarkan kepalanya di dada Marco. Napasnya yang memburu, kini perlahan kembali tenang. Sementara Marco masih terbaring lemas di sisinya. “Om tahu alasanku kembali kemari?” tanya Cassandra tiba-tiba.“Hmm,” ucap Marco. Lelaki itu masih tak dapat berpikir setelah aktifitas melelahkannya. Seluruh aliran darahnya terasa begitu lancar setelah semua hasratnya benar-benar tersalurkan. Mendengar jawaban ambigu itu
“Dia akan segera punya anak. Aku nggak bisa memisahkan ayah dari anaknya. Aku sudah pernah mengalaminya, dan aku tidak mau menjadi pengacau yang hadir di antara mereka.” Hani menggelengkan kepalanya. Ia seperti kehabisan kata-kata. Setiap kalimat yang dilontarkannya seakan membal begitu saja tanpa pertimbangan apapun dari Cassandra. “Sandra, satu yang ingin aku tegaskan. Kamu tidak bisa menuntut orang lain untuk terus membahagiakanmu. Terkadang butuh usaha untuk mendapatkan kebahagiaan itu,” tutur Hani sekali lagi. “Jadi … menurutmu, aku harus tetap bersama dia, walau aku masih meragukan kesetiaannya?” “Sandra. Gunakan insting kamu. Jika bahagiamu ada di dia, perjuangkan dia. Jika dia hanya membuatmu sakit, tinggalkan dia,” sahut Hani. “Aku tidak bisa membantumu mengambil keputusan. Yang kamu butuhkan hanya bertanya pada diri sendiri.”“Dan ingat, jangan sampai kamu menyesal karena harus kehilangan kesempatanmu bersama dia.” Kalimat terakhir yang diucapkan Hani, mau tak mau membu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.