Share

4. Masih Perawan?

"Aku yakin. Kau pasti sudah tidak perawan lagi, Serena," desis Lucas mengulas senyum miring di bibir. Tatapannya terpaku pada Serena yang belum sadarkan diri, dengan tubuh yang sudah tak terbalut apapun.

Lucas bergerak ke samping kasur, merogoh saku jasnya untuk mengeluarkan pengaman yang sengaja ia simpan di sana. Ia lalu, menyobek bungkusnya, dan memakainya.

Meski, Lucas sering menghabiskan malamnya dengan banyak wanita. Tapi, tak satu kali pun ia melupakan pengamannya.

Lucas tidak akan pernah bercinta tanpa pengaman. Karena ia tidak mau mengambil resiko menghamili seorang wanita, atau tertular penyakit kelamin yang mengerikan.

Setelah selesai memakai pengaman. Lucas bergerak mendekati Serena, bergabung di atas kasur. Tatapannya menelusuri tubuh polos Serena yang seketika membangkitkan gairahnya.

Kulit putih mulus Serena, payudara gadis itu yang berukuran besar dan bulat, serta bagian intimnya yang bersih dan indah membuat Lucas jadi gelap mata. Nafsunya berhasil mengambil alih akal sehat Lucas.

"Kau benar-benar jalang, Serena," gumam Lucas membelai pipi Serena, menyingkirkan helaian rambut hitam gadis itu yang menutupi pandangan Lucas.

Lucas akui, adik tirinya yang tak memiliki hubungan darah dengannya ini memang cantik. Sungguh cantik, sampai Lucas ingin sekali melihatnya hancur. 

Semakin indah sesuatu, semakin Lucas membencinya. Karena bagi Lucas semua yang indah sudah hancur bersamaan dengan kematian ibunya. 

Kini semua yang indah. Semua yang membahagiakan. Hanya akan menjadi sesuatu yang memuakkan dan menjijikkan bagi Lucas.

"Ughh …." Serena menggeliat merasakan sentuhan Lucas. Matanya perlahan terbuka.

Begitu pandangan Serena sudah jernih, ia memekik terkejut menatap Lucas sudah berada di atasnya. Mata abu-abu pria itu telah dipenuhi kobaran gairah. Seulas senyum bermain di bibirnya.

Belum juga Serena berhasil mengeluarkan suara untuk berucap, ia memekik kembali saat merasakan ada sesuatu yang menusuk bagian intimnya.

"Jalang, diam saja dan nikmati permainan ini," bisik Lucas seraya meniupkan napas hangatnya ke leher Serena. Jarinya terus bergerak di bagian intim gadis itu.

Seringaian di bibir Lucas tercipta begitu jarinya sudah dibasahi cairan milik Serena. "Kau jalang murahan. Begini saja kau sudah terangsang. Sial."

Lucas mengarahkan juniornya ke milik Serena. Ia mendorongnya masuk dan menemukan sedikit kesulitan.

"Ckk … sial. Kau sulit sekali ditembus," desis Lucas menghujam Serena tanpa ampun.

Serena meronta. Ia berusaha keras berontak, tapi lagi-lagi Lucas berhasil membekuknya. Membuat Serena tak bisa melawan, dan hanya bisa menangis.

Air mata Serena keluar dengan deras seiring rasa sakit di tubuh dan hatinya. Kesucian yang ia jaga selama ini, telah dirampas oleh kakak tirinya sendiri.

Serena tak pernah menyangka, kakak yang selama ini ia cintai dan ia banggakan. Akan menjadi seseorang yang menghancurkan hidupnya. Merusak satu-satunya yang paling berharga milik Serena.

Lucas tersenyum puas. "Milikmu sangat nikmat, Serena."

"Kak Lucas, berhenti. Aku mohon. Ini sangat sakit." Serena memohon dengan suara yang lemah dan memilukan.

Lucas tak mengindahkan permintaan Serena, ia terus menggenjot Serena, memuaskan hasratnya yang menggebu-gebu. Sampai gadis di bawahnya itu tak lagi bergerak, dan tak lagi bersuara.

Serena tak sadarkan diri kembali. Dan itu membuat Lucas kesal.

"Shit! Bagaimana ada jalang selemah dirimu Serena?!"

***

Paginya. Serena terbangun saat sinar matahari memenuhi kamar yang ia tempati, menembus lewat tirai jendela yang terbuka.

Serena membuka mata, dan meringis begitu menggerakkan tubuhnya. Sekujur tubuhnya terasa sakit, terutama bagian intimnya.

Bayang-bayang kejadian semalam di mana Lucas menggagahinya dengan kejam kembali memenuhi kepala Serena.

Ia secara refleks meremas selimutnya, menariknya ke atas sampai menutupi dadanya. Ketakutan mulai menjalar, membuat Serena bergetar dan air matanya kembali keluar dengan deras.

Suara langkah kaki seseorang dari luar kamar semakin dekat. Pintu terkuak dengan kasar, memunculkan sosok Lucas yang dingin dan angkuh. 

-To Be Continued-

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status