Share

Awas!

Sementara itu, Gale masih diam terpaku di tempat. Matanya menatap lurus menembus kaca depan mobil. Di zebra cross sana beberapa anak berbaris menuju ke seberang jalan. Namun, bukan itu yang berhasil menyita perhatiannya. Melainkan seorang gadis yang sedang mengatur anak-anak itu.

“Ayo, anak-anak.” Sang gadis tampak memberikan instruksi agar anak-anak mulai berjalan.

Rambut panjang gadis itu dibiarkan terurai begitu saja. Tampak terayun-ayun dengan indah. Belum lagi ditambah dengan caranya mengarahkan anak-anak. Meski terlihat sedikit kesulitan, ia tetap tersenyum dengan manis. Jiwa keibuan terpancar dari sosoknya.

Benar-benar sihir yang hebat untuk seorang Gale. Ia sampai lupa diri kalau mereka sedang dikejar-kejar oleh musuh sekarang. Pesona yang sangat kuat dari seorang pengasuh anak-anak di tengah jalan. Bahkan Gale merasa dunianya seperti berhenti sekarang. Tidak ada yang bergerak, bahkan detak jantungnya sendiri.

“Seperti malaikat,” gumam Gale dengan lirih. Entah pada siapa. Matanya nyaris tidak berkedip.

Lirihan tersebut masih bisa ditangkap oleh telinga Ben dengan jelas. Ben pun mengikuti arah pandang Gale. Ia melihat hal yang sama. Gadis itu memang cantik, tetapi terasa biasa saja untuk Ben. Ia sendiri tidak mengerti kenapa sahabatnya sampai bisa membeku seperti ini.

“Eh!” seru Gale tiba-tiba. Badannya bereaksi dengan cepat seolah ada yang mengejutkannya.

Tentu saja Ben juga ikut terkejut dibuatnya. Dengan cepat, Ben mencari tahu apa yang sedang terjadi. Seorang anak baru saja terjatuh di atas aspal. Tali sepatu anak tersebut lepas dan ia menginjak tali sepatunya sendiri sampai jatuh.

Gadis pujaan Gale tampak terkejut dan langsung membantu anak itu untuk berdiri. Wajahnya terlihat sedikit panik. Ia berusaha menggendong, tetapi postur tubuh anak yang lumayan tambun itu membuatnya sedikit kesulitan. Hal itu membuatnya menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari bantuan.

Tanpa pikir panjang, Gale langsung membuka pintu mobil dan berusaha untuk berlari ke arah anak tersebut. Ben yang baru tersadar ikut terkejut.

“Gale! Kau mau ke mana?” seru Ben menoleh ke kursi Gale.

Sayangnya, seruan tersebut terlambat beberapa detik. Gale sudah ada di luar mobil sekarang.

“Gale! Jangan gila!” Ben kembali berseru. Dengan panik, Ben melihat ke belakang untuk mengira-ngira musuh mereka ada di mana.

Sekarang jarak mereka hanya tinggal beberapa puluh meter. Dengan kecepatan laju kendaraan yang konstan, mereka akan mudah untuk disusul sekarang. Di belakang mereka juga kendaraan tidak terlalu banyak. Dengan kondisi Gale ada di luar mobil tanpa senjata apa pun, ia akan mudah untuk ditaklukkan. Bahkan mungkin sebutir peluru pun tidak akan bisa ia hindari.

Kedatangan Gale membuat gadis berambut pirang keemasan itu terkejut. Namun, melihat Gale tiba-tiba mengangkat salah satu anak asuhnya, ia langsung mengangguk. Gale menggendong anak tersebut ke seberang jalan. Sementara sang gadis mengikuti dari belakang.

“Lain kali hati-hati, ya,” pesan Gale pada sang anak sebelum pergi. Tidak lupa ia mengelus lembut rambut anak tersebut.

“Terima kasih,” ucap sang anak sambil menahan sakit di lututnya.

Gale hanya mengangguk dan melirik gadis cantik itu sekilas. Si gadis juga mengucapkan terima kasih. Tidak lupa dibumbuhi dengan senyum manis. Hal yang membuat Gale semakin melayang-layang tak tentu arah. Jantungnya benar-benar berdetak kencang sekarang. Bahkan jauh lebih kencang dibanding sebelumnya.

Sambil berjalan mundur, Gale melihat sosok itu semakin bercahaya. Si gadis melambaikan tangan, dibalas oleh Gale dengan lambaian tangan pula. Dunianya benar-benar berjalan lambat sekarang. Bahkan ia bisa melihat gadis itu berkedip dengan pelan.

“Awas!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status