Share

6. Tragedi

Setelah selesai membereskan barang-barang dan tenda, mereka berkumpul dan berdo'a terlebih dahulu, agar perjalanan pulang mereka lancar.

"Alangkah baiknya, kita berdo'a terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan menuju rumah kita, berdo'a sesuai kepercayaan masing-masing, mulai." Zaki memimpin do'a.

Kemudian mereka menunduk dan berdo'a.

"Berdo'a, selesai." 

"Yu kita jalan!" ajak Glen.

Mereka pun mulai berjalan menelusuri jalanan yang cukup curam, dengan dikelilingi tumbuhan yang lebat dan pohon-pohon yang tinggi.

"Aduuh, cape banget." keluh Vera

"Lebay banget sih, baru aja jalan sebentar" ledek Glen.

"Ih dasar orang kota ngeselin!" Vera membalas ledekan Glen.

Glen hanya membalasnya dengan memeletkan lidah.

Setelah sekian lama berjalan, mereka pun sudah sampai di pertengahan. Langit telah berubah menjadi gelap, tandanya hujan akan turun. Mereka segera berjalan agak cepat agar tidak terjebak hujan.

"Duaarr!" suara petir terdengar sangat kencang, dan rintikan air hujan pun mulai turun.

"Kita neduh dulu yuu" ajak Alin, dengan suara agak kencang.

"Disini gaada tempat neduh, jadi kita harus jalan sampai kaki gunung." balas Bimo.

Untungnya, mereka membawa jas hujan plastik masing-masing. Namun, Alin tetap saja ingin meneduh karena ia takut suara petir.

"Temen-temen, Alin takuutt!!" teriak Alin kepada teman-temannya yang masih terus berjalan.

"Lin, ayo Lin, masih jauh nih." ucap Zaki.

"Alin takut banget...." 

Zaki menggelengkan kepala dan menyuruh Alin berjalan duluan.

Namun saat mereka sedang fokus menyesuaikan langkah dengan tanah yang curam dan licin, Zaki melihat ular berada di kaki Alin.

"Aliiinn!!! Awasss!!!" teriak Zaki

"Aaaaaaawww!" Alin berteriak kesakitan.

Kakinya sudah terlanjur di patuk ular berbisa, Alin menangis kesakitan.

Teman-teman Alin pun memutar balik langkah dan segera menolong Alin. Semuanya nampak panik melihat mulut Alin yang berubah menjadi biru.

Glen tiba-tiba maju dan berlutut menghadap kaki Alin, ia segera menghisap bisa ular yang ada di kaki Alin.

"Glenn hati-hatii!" ucap Vera khawatir.

Ghea menangis melihat kejadian ini, ia merasa bersalah sekali, karena yang mengajak mereka camping adalah Ghea.

"Woy, cepetan! Kita harus bawa Alin ke rumah sakit!!" teriak Glen.

Mereka segera mengangkat semua barang-barang Alin, sedangkan Alin di gendong oleh Glen.

Hujan lebat telah berganti menjadi gerimis, mereka menunggu angkot di tempat kemarin mereka turun.

"Aduh sialan! Ini angkotnya mana lagi?!!" Bimo sangat kesal karena angkot tak kunjung datang.

Dan akhirnya saat ada mobil bak yang lewat, mereka meminta untuk menumpang, dan sang supir mengizinkan. Mereka segera membawa Alin ke rumah sakit, di perjalanan Alin sempat membuka mata, wajahnya sangat pucat, seperti mayat.

"Lin, Lo sadar Lin!!! Bentar lagi kita sampe!!" ucap Vera sambil menangis.

"A-aku pe-pengen pulang" ucap Alin dengan suara yang sangat pelan.

Mereka semua menangis tak tega melihat sahabatnya kesakitan seperti ini.

"Lin, kita udah mau pulang Lin!!! Tetep buka mata lo...hiks" Vera terus menangis sambil memeluk sahabatnya itu.

Kemudian Alin menutup matanya seketika dan membuat teman-temannya kembali histeris.

🦋🦋🦋

Sesampainya dirumah sakit, Glen menggendong Alin dengan tergopoh-gopoh. 

"Dokter!!dokter!!" teriak Glen.

"Ya mas, ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang suster.

"Sus, bantu temen saya sus, dia dipatuk ular berbisa." ucap Vera dengan air mata bercucuran.

Suster pun menganggukan kepala dan segera menyuruh mereka membawa Alin ke ruang UGD.

Alin sedang ditangani oleh dokter didalam ruangan, sedangkan teman-temannya duduk dikursi yang terletak di depan ruang UGD.

"Aliiiin..." rintih Vera sambil menutup wajahnya.

Mereka semua nampak sangat sedih dan menyesal, dengan muka yang nampak kacau, mereka semua terus menangis.

"Ini semua salah gue, andai a-aja gue ga ngajak kalian ke gunung..." ucap Ghea tiba-tiba.

"Maafin gue, aliin..." lanjutnya.

Vera yang melihat itu segera memeluk Ghea dan berkata, "Ini semua bukan salah lo, ini emang udah takdirnya... Kita ga perlu nyalahin diri sendiri, apalagi nyalahin orang lain, Alin ga butuh semua itu... Alin cuman butuh do'a dari kita semua..." 

Suasana saat itu nampak penuh haru.

Beberapa saat kemudian, dokter keluar dari ruang UGD dan mereka sangat ingin tahu keadaan Alin sekarang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status