Share

18 Kemarahan Radit

Dila menoleh kemudian memeluk putrinya. "Putri Mama, yang cantik! Syifa udah bangun?"

"Iya, Ma. Ma, Syifa ketemu Papa. Tuh, dia di sana." Putri kecil itu berbalik, menunjuk ke arah papanya.

Dila mengelus rambut hitam putrinya. "Kamu sehat-sehat ya, walaupun tidak ada Papa."

"Kenapa, Ma? Papa ke mana?"

Radit mendongak, menatap serius ke Dila. Ia menunggu ucapan yang keluar dari mulut wanita yang sedang duduk di kursinya tersebut.

Dila menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya. "Dia sangat sibuk mengurus status barunya ...." Putrinya seakan sulit memahami maksud ibunya. Begitu juga Radit yang mengerutkan kening. "Maksud Mama pekerjaan baru Papa-mu."

Putri kecil itu menghampiri Papanya. "Jadi, Syifa gak akan ketemu Papa terus?"

"Ketemu, kok. Papa akan sering menemuimu di sini."

"Asyik ... Syifa akan ketemu Papa telus," ucap Syifa dengan girang sambil melompat-lompat.

Radit tidak akan kehilangan cara. Menemui putrinya merupakan salah satu cara yang baik agar bisa berbicara lebih s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status